Kenduri Serumpun Melayu Film Festival yang didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), digelar di Komplek Taman Budaya Jambi, Provinsi Jambi, 11-14 Oktober 2023.
Pembukaan dan jumpa pers diadakan Taman Budaya Jambi, yang dihadiri oleh Edy Suwardi (Ketua Tim Pokja Apresiasi dan Literasi Film Kemendikbudristek), Imron Rosyadi SSos, MSi, (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi), Anton Oktavianto (Festival Director Kenduri Serumpun Melayu Film Festival 2023), Muthi'ah Khairunnisa (Program Director Kenduri Serumpun Melayu Film Festival 2023), dan Paul Agusta (Sutradara Onde Mande).
“Dengan turut mendukung budaya melalui perfilman dan tentunya termasuk pelaku sineas film, kami dari tim Direktorat Perfilman, Musik, dan Media berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum pengembangan film dengan mengusung budaya melayu sehingga masyarakat Indonesia maupun negara-negara Serumpun Melayu semakin erat dalam tali ikatan kesamaan jati dirinya,” kata Ketua Tim Pokja Apresiasi dan Literasi Film Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, Edy Suwardi, dalam keterangannya, Kamis (`12/10/2023).
“Semoga tidak hanya menjadi agenda di tahun ini saja, tetapi juga akan berkelanjutan. Untuk kegiatan yang strategis seperti ini, tentunya akan mendapat dukungan dari pemerintah dalam ini Kemendikbudristek,” tambahnya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Imron, mengutarakan Pemerintah Jambi bangga pada tahun ini bisa menyelenggarakan sebuah festival skala internasional berlandasan kebudayaan khususnya film di Jambi.
“Hal ini menjadi sejalan dengan cita-cita dan harapan kami sebagai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dimana kegiatan ini juga mendukung kebudayaan yang akhirnya berdampak pada pariwisata di Jambi. Ditambah, Jambi saat ini merupakan Ketua dari ‘Dunia Melayu, Dunia Islam’, sebuah organisasi adat wilayah Serumpun Melayu,” jelasnya.
Sedangkan Festival Director Kenduri Serumpun Melayu Film Festival 2023 Anton Oktavianto mengatakan, festival ini rencananya akan diadakan secara estafet di kota-kota di Sumatera, dimana Jambi adalah kota pertama.
“Pemilihan Jambi sebagai pembuka festival ini dilandasi sejarah dan bukti peradaban besar se-Asia Tenggara yang berada di Jambi, Cagar Budaya Komplek Percandian Muaro Jambi, yang juga menjadi salah satu destinasi program Kunjungan Kebudayaan dalam festival ini,” urai dia.
Desain kegiatan ini, lanjut Anton, tidak hanya akan berfokus pada film saja, tetapi juga bagaimana sebagai masyarakat Melayu, khususnya penggiat film turut merefleksikan diri hadir dalam kegiatan kunjungan ke pusat sejarah kebudayaan, sajian kuliner, menyaksikan atraksi kesenian tari serta musik tradisional Jambi bahkan pertunjukan seni tutur “Hikayat Aceh” yang juga dihadirkan dalam festival ini.
“Di luar substansi tersebut, capaian realistis yang akan diraih yaitu untuk menguatkan komunikasi dan informasi jaringan film di Sumatra, membuka potensi industri film sebagai tujuan ekonomi, pendataan serta pemetaan pelaku dan ekosistem film, peningkatan kapasitas SDM, merekomendasikan kebijakan dan jaminan hukum terhadap penguatan tata Kelola kelembagaan film daerah”, imbuh dia.
Festival film internasional negara-negara Serumpun Melayu ini dibuka dengan pemutaran film “Onde Mande (The Prize)” karya sutradara Paul Agusta.
Di tahun pertamanya, Kenduri Serumpun Melayu Film Festival berhasil menghadirkan 60 film panjang dan pendek dari 5 negara Serumpun Melayu yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand yang akan dihadirkan dalam program-programnya yaitu Perspektif, Manuskrip, Kembali Ke Akar, Melihat Ke Akar, dan Layar Tancap yang bisa diikuti tidak hanya oleh penggiat film, tetapi juga oleh seluruh kalangan masyarakat. Selain itu, akan ada program diskusi dan workshop dengan topik-topik yang menjawab kebutuhan insan perfilman Serumpun Melayu.
Kenduri Serumpun Melayu Film Festival digagas oleh Lingkar Film Sumatra, sebuah kolektif komunitas film se-Sumatra yang terdiri dari Aceh Menonton, Sine Layu, Layar Taman, Forum Film Jambi, Fattah Creative, Klub Nonton, dan IFCN, serta berkolaborasi dengan Community Forum Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
Kehadiran festival ini diharapkan dapat menjadi babak baru jalan juang salah satu festival film di Indonesia dalam jajaran festival film Asia sehingga dapat menemukan, mengupas, merefleksikan, membongkar identitas Melayu untuk membuka jendela pikiran yang menjadi landasan kita bergerak maju dengan karya.(*)