Kamis, 12 September 2024

68 Siswa SMAN 3 Medan Lulus Jalur SNBP di Sejumlah PTN

Redaksi - Senin, 22 April 2024 18:52 WIB
633 view
68 Siswa SMAN 3 Medan Lulus Jalur SNBP di Sejumlah PTN
Foto: Ist/harianSIB.com
Ilustrasi
Medan (harianSIB.com)
Sebanyak 68 siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Medan lulus jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) di sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Hal itu dikatakan Kepala SMA Negeri 3 Medan, Mukhlis SPd, di sekolah itu Jalan Budi Kemasyarakatan, Pulo Brayan, Medan Barat, Senin (22/4/2024).
Mukhlis mengaku merasa bangga dengan capaian prestasi yang sudah ditorehkan siswa-siswa kelas XII.
Disebutkan, tahun ini dari sisi grade ada peningkatan, tapi jumlah menurun. Tahun lalu, katanya, yang lulus kedokteran hanya 2, tahun ini ada lima, tiga di antaranya di UGM.
Lebih lanjut dijelaskan, dari 68 siswa tersebut, 22 di antaranya lulus di Universitas Gajah Mada (UGM), dengan berbagai program studi. Kemudian, 17 siswa di Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (12), Polmed (6), IPB (2), UB (1), UI (1), Unand (2), Undip (1), UNP (1), Unpad (1), UVN Jakarta (1) dan UVJ Jogjakarta (1).
Dia mengklaim tahun ini SMA Negeri 3 Medan masih menjadi sekolah terbanyak yang siswanya lulus jalur SNBP di Kota Medan.
Pria berdarah Aceh ini mengaku, dalam menciptakan siswa yang lulus di PTN unggulan, sekolah memberikan fasilitas terbaik kepada siswanya. Seperti pendampingan psikotes yang diberikan sekolah secara gratis.
“Kami memberikan pendampingan psikotes secara gratis kepada siswa-siswa untuk mengetahui apakah siswa tersebut siap dan mampu dengan jurusan yang mereka pilih. Pendampingan gratis ini kami ambil dari dana BOS,” sebutnya.
Meskipun siswa yang lulus di PTN tidak mencapai target 100 siswa, tetapi Mukhlis optimis hampir semua siswa kelas XII akan kuliah baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.
Ketika ditanya terkait ruang kelas untuk mata pelajaran agama, katanya, pihaknya sudah memfasilitasi siswa-siswa dalam pelajaran agama. Ini terlihat dari ruang khusus yang diberikan dalam setiap mata pelajaran agama.
”Kami menyediakan ruangan khusus untuk siswa-siswa belajar agama, seperti agama Islam kami sediakan masjid. Sementara agama Katolik dan Protestan kami siapkan rungan terpisah. Tidak kami gabung, karena ajaran agama mereka jelas berbeda,” ujarnya. (**)


Editor
:
SHARE:
komentar
beritaTerbaru