
Sutarto: Idul Adha Momentum Memperkokoh Kepedulian Sosial Antar Sesama
Medan(harianSIB.com)Wakil Ketua DPRD Sumut Dr Sutarto MSi mengemukakan, momentumIdul Adha1446 Hijriyah, selain memperkokoh religiusitas,
Dalam beberapa tahun terakhir, populasi satelit pun telah meroket, dan hal ini telah mengubah lanskap tentang apa yang sedang terjadi di orbit.
Hingga Juni 2024, terdapat 11.780 satelit yang mengorbit planet kita, hal ini disampaikan oleh Kantor Urusan Luas Angkasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOOSA). Kebanyakan dari satelit tersebut berfungsi dan berada di orbit rendah bumi.
Baca Juga:
Dilansir dari Okezone yang mengutip dari IFL Science, orbit geostasioner (GEO) juga dikenal sebagai orbit geosinkron dan terletak 35.786 kilometer (22.236 mil) di atas ekuator bumi. Satelit yang ditempatkan di sana akan mengikuti tempat yang sama di permukaan bumi saat bergerak mengelilingi planet dengan periode yang sama dengan waktu yang dibutuhkan bumi untuk berputar. Saat ini terdapat 552 satelit di sana. Satelit komunikasi dan prakiraan cuara sering ditempatkan di GEO.
Lalu ada juga medium-earth orbit (MEO), wilayah luas mulai dari ketinggian 2.000 kilometer (1.243 mil) hingga GEO. Ini adalah lokasi utama untuk konstelasi satelit navigasi seperti Global Positioning System, Galileo, GLONASS dan BeiDou. Saat ini terdapat 199 satelit di orbit ini, namun beberapa penyedia internet luar angkasa sedang mempertimbangkan untuk pindah ke lokasi tersebut.
Baca Juga:
Dan alasannya adalah orbit rendah Bumi (LEO) yang semakin ramai. Saat ini terdapat 8.110 satelit di LEO dan 6.050 di antaranya berasal dari megakonstelasi Starlink SpaceX. Proyek dari perusahaan Elon Musk ini bertujuan untuk melipatgandakan jumlah saat ini hingga mencapai hampir 12.000 satelit. Dan masih bisa diperluas lagi, menjadi 34.400 satelit.
Ada banyak kekhawatiran mengenai penyebaran begitu banyak satelit, terutama di LEO. Salah satu kekhawatiran utama adalah bagaimana hal ini mengubah langit malam baik untuk astronomi tingkat lanjut maupun hanya dalam hal polusi cahaya, bahkan di area yang tidak memiliki lampu buatan.
Kekhawatiran lainnya adalah peningkatan besar-besaran sampah luar angkasa. Ruang angkasa memang besar, tetapi orbit yang menarik dan berharga hanyalah sebagian kecil dari itu. Satelit perlu sering-sering menyesuaikan orbitnya, dan semua pergerakan ini menyebabkan beberapa di antaranya melintasi jalur.
Namun, apa jadinya bila satelit tidak lagi berfungsi? Karena saat ini ada hampir 3.000 objek seperti itu. Orbit satelit yang tidak berfungsi ini akan terus berubah tetapi kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikannya (meskipun ada beberapa usulan tindakan pencegahan).
Tabrakan di luar angkasa bisa menjadi pertanda buruk di masa depan. Tabrakan menimbulkan tabrakan hanya karena sepotong sampah luar angkasa yang terpecah menjadi segerombolan sampah luar angkasa.
Para ilmuwan khawatir bahwa kita bisa berakhir dalam situasi Sindrom Kessler , dimana jumlah tabrakan dan jumlah sampah luar angkasa bertambah secara eksponensial. Skenario ini dapat membuat seluruh wilayah di dekat Bumi berbahaya untuk dilewati.(*)
Medan(harianSIB.com)Wakil Ketua DPRD Sumut Dr Sutarto MSi mengemukakan, momentumIdul Adha1446 Hijriyah, selain memperkokoh religiusitas,
Batubara(harianSIB.com)Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Batubara menyembelih satu ekor hewan kurban pada Idul Adha 1446 H. Kegia
Medan(harianSIB.com)DPC Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kota Medan menyalurkan 4 ekor sapi kurban, dalam rangka hari Raya Idul
Simalungun(harianSIB.com)Tim Laser Satuan Reserse Kriminal Polres Simalungun berhasil mencegah aksi balap liar, geng motor dan tawuran di Ja
Medan(harianSIB.com)Pengurus Yayasan Tigabelas Bersaudara (Yatibersa), melaksanakan kegiatan ibadah penyembelihan hewan qurban pada Idul Adh