Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 06 Oktober 2025

Rupiah Melemah Tajam di Pasar Luar Negeri, Dolar Tembus Rp17.000

Robert Banjarnahor - Minggu, 06 April 2025 13:22 WIB
17 view
Rupiah Melemah Tajam di Pasar Luar Negeri, Dolar Tembus Rp17.000
Nilai tukar rupiah melemah tajam usai data tenaga kerja AS dirilis, BI waspada dan siapkan strategi stabilkan pasar. (HukamaNews.com / Net)

* Indonesia Jadi Korban Tarif Trump

Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang bisa dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi

Indonesia menjadi korban baru dalam perang dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% karena besarnya defisit AS ke Indonesia.

Hal ini akan berdampak negatif pada tidak lakunya barang Indonesia di AS mengingat harga barang yang masuk ke AS akan cenderung lebih mahal dari biasanya. Alhasil masyarakat di AS akan cenderung memilih produk AS dibandingkan impor dari Indonesia.

Apabila hal ini terus dibiarkan, maka suplai dolar AS Indonesia akan berkurang dan nilai tukar rupiah dapat terus mengalami tekanan.

* BI Jamin Jaga Rupiah

Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai pengumuman Kebijakan Tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan tiga poin dari pemantauan yang dilakukan bank sentral RI itu.

Pertama, Denny menyampaikan BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025. Kemudian, BI mendapati pasca pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.

"BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar," lanjut Ramdan dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru