Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 06 Agustus 2025
Renungan!

PILIH MANA???

Oleh: Pdt. Jansen Simanjuntak, MTh, MM
- Minggu, 06 April 2014 22:33 WIB
1.007 view
PILIH MANA???
Bahan Bacaan: Kitab Amsal 9 : 1 - 18

Kitab Amsal terkenal dengan nasihat-nasihat dan petuah hikmat. Kitab Amsal memuat petuah tentang banyak hal dari kehidupan manusia: tentang keluarga, kehidupan rumah tangga, hubungan orangtua dan anak, persahabatan dan lain sebagainya. Dalam masyarakat Ibrani, hikmat memiliki pengaruh yang amat penting, khususnya bagi Raja yang sedang memerintah. Hikmat diperlukan untuk mendatangkan keseimbangan dan perspektif bagi struktur perekonomian masyarakat Ibrani serta melindungi hak-hak orang yang miskin dan berkekurangan. Inti pengajaran hikmat Perjanjian Lama adalah merindukan dan memutuskan untuk belajar dan menerapkan "takut akan Tuhan" pada kehidupan sehari-hari. Artinya, meninggalkan jalan kegelapan, kejahatan dan kematian serta berjalan pada jalan kejujuran, kebenaran, dan kehidupan.

Orang memang bebas memilih cara hidupnya. Namun, harus diingat bahwa hidup seseorang merupakan hasil dari pilihan-pilihan yang telah dibuat. Kebodohan seseorang bukan akibat dari sesuatu yang disebut nasib atau takdir. Kebodohan orang terjadi karena kesalahannya sendiri, tidak mau belajar dan tidak mau terbuka pada hikmat. Orang yang memilih untuk tetap bodoh akan menanggung konsekuensi dari kebodohannya. Namun, jalan hikmat adalah jalan menuju kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera. Salah satu tanda orang berhikmat adalah moralitasnya. Hikmat memang menyediakan rambu-rambu moralitas bagi orang yang bersedia hidup di dalamnya. Nyata bahwa selain memimpin orang untuk menapaki jalan yang benar, hikmat juga melindungi orang agar tidak melangkah di jalan yang keliru.

Ada lagu Sekolah Minggu mengenai dua jalan: yang satu lebar, yang lain sempit. Gambaran tentang jalan ada di pasal sebelumnya dalam nasihat sang ayah kepada si anak agar memilih jalan yang benar dan tidak memilih jalan yang menuju maut. Jalan-jalan tersebut mewakili perjalanan kehidupan. Judul dan perikop di atas merupakan klimaks dari AmsalĀ  1 s/d 9, yang memberikan kejelasan mengenai dua jalan yang dimaksud. Kita melihat dua perempuan yang berseru, perempuan Hikmat dan perempuan Bebal. Hikmat mendirikan rumah megah dengan tujuh tiang, ini menggambarkan kekokohan. Hikmat akan mengadakan pesta besar. Lalu dia mengirim pelayan-pelayannya untuk berseru-seru di atas di tempat-tempat yang tinggi di kota guna mengumandangkan undangan kepada orang-orang di sana. Hikmat mengundang orang yang tidak berpengalaman dan tidak berakal budi untuk datang menyantap hidangannya, supaya mereka membuang kebodohan, lalu hidup dan mengikuti jalan pengertian (Ay. 1-6). Kemudian perempuan Bebal diperkenalkan dengan sebutan cerewet, tidak berpengalaman dan tidak tahu malu (Ay. 13). Seperti Hikmat, dia juga memanggil orang yang lalu-lalang dari tempat yang tinggi. Ia juga mengundang orang yang sama, yang diundang oleh Hikmat, yaitu orang yang tidak berpengalaman dan orang yang tidak berakal budi. Namun berbeda dengan Hikmat, perempuan Bebal menyediakan air curian dan makanan yang dimakan secara sembunyi-sembunyi. Orang yang memilih untuk menyantap hidangannya akan menuju kematian (Ay. 14-18).

Kedua perempuan itu mewakili dua jalan yang harus dipilih. Keduanya menawarkan persekutuan. Orang-orang yang diundang harus memutuskan siapa yang mereka pilih. Jika mereka memilih mengikuti jalan Allah, mereka akan beroleh hidup (Ay. 6), tetapi jika memilih ilah, mereka akan beroleh kematian (Ay. 18). Jika Anda disuruh memilih, jalan mana yang akan Anda pilih?

Bapak/Ibu/Saudara/i pembaca harian SIB yang terkasih dalam Kristus Yesus! Kalau kita coba aplikasikan judul renungan ini dengan pemilihan Legislatif hari Rabu tanggal 9 April 2014, kira-kira apa yang ada di benak kita sebelum menentukan hak pilih kita? Dan siapa yang akan kita pilih sebagai perwakilan kita di DPD, DPR-RI, DPRD?. Siapa yang harus kita pilih, adalah kebebasan bagi setiap warga. Tetapi bagi orang-orang yang berhikmat, dia pasti memilih calon wakil rakyat yang berhikmat juga (yaitu: Yang mau memperjuangkan kepentingan masyarakat, yang mau memperjuangkan kebebasan beragama dan beribadah, yang mau berjuang untuk kesetaraan suku, agama, ras dan golongan, yang mengertiĀ  tentang perundang-undangan negara dan terlebih lagi mau menjadi pelayan yang mengayomi masyarakat.

Mari berdoa bersama, kiranya Tuhan berkenan memberikan legislatif yang terbaik (perempuan dan laki-laki) bagi negara Indonesia dan mencurahkan kebijaksanaanNya atas pemimpin Legislatif untuk pergumulan yang dialami bangsa Indonesia seperti Korupsi, pembatasan beribadah, kekerasan atas nama agama, penyalahgunaan kekuasaan, pengrusakan lingkungan yang tidak kunjung selesai dan kemiskinan yang berkembang layaknya seperti jamur menjadi pukulan berat bagi kita bersama sebagai warga negara Indonesia. Mari kita tunjukkan sebagai orang yang berhikmat (orang Kristen) bahwa nilai-nilai spiritualitas dan "takut akan Tuhan" adalah kunci dari keberhasilan kita bersama pada pesta Politik Bangsa Indonesia, Rabu tanggal 9 April 2014. Kiranya damai dan kasih dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kita dan membimbing kita untuk menjadi warga negara yang bijak (yang berhikmat) menuju bangsa Indonesia yang sejahtera dan damai. Amin. (d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru