Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 09 Juni 2025

Jadilah Orang Berhikmat

* Oleh : Pdt Jansen Simanjuntak MTh MM (Bahan bacaan : Amsal 3 dan 4)
- Minggu, 19 Juni 2016 15:35 WIB
2.462 view
Jadilah Orang Berhikmat
Ada pepatah, "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama". Pepatah ini berbicara tentang warisan yang diturunkan dari satu generasi kepada generasi berikut. Capaian sebuah generasi akan menjadi kebanggaan generasi selanjutnya. Generasi penerus diharapkan menghasilkan capaian yang akan memuliakan generasi pendahulunya. Sayangnya generasi penerus belum tentu memperoleh capaian yang baik, sebaliknya bisa mengalami kemerosotan bahkan kejatuhan. Lalu apa warisan terbaik dari sebuah generasi kepada penerusnya?

Kitab Amsal mengajar kita bagaimana hidup dengan berhikmat, yaitu memiliki keahlian untuk menjalankan hidup dengan baik. Hal yang sangat mendasar dalam  menjalankan kehidupan dengan baik adalah membangun keluarga yang sehat. Ini harus dimulai dengan pasangan suami-isteri  yang saling mengasihi dan saling setia.

Sebagai mahluk sosial, orang percaya tentu tidak bisa hidup secara eksklusif. Ia harus hidup bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya. Hikmat memberikan arahan tentang bagaimana seharusnya orang percaya berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Orang-orang berhikmat harus berbuat baik kepada mereka yang memerlukan. Ia tidak boleh menolak jika memang mampu melakukannya. Tak perlu menunda-nunda. Orang berhikmat juga tidak boleh memiliki niat jahat terhadap orang lain, atau dengan kata lain harus berlaku jujur, terutama kepada orang-orang yang memang tidak berlaku jahat. Juga tidak boleh bertengkar karena orang berhikmat seharusnya menjadi pembawa damai juga. Iri hatipun seharusnya tidak mendapat tempat di dalam diri orang berhikmat. Namun meskipun orang berhikmat harus berlaku sebagai mahluk sosial, ia tetap harus memilih orang jujur untuk dijadikan teman.

Salah satu tanda orang berhikmat adalah moralitasnya. Hikmat memang menyediakan rambu-rambu moralitas bagi orang yang bersedia hidup di dalamnya. Nyata bahwa selain memimpin orang untuk menapaki jalan yang benar, hikmat juga melindungi orang agar tidak melangkah di jalan yang keliru. Hikmat memampukan orang untuk memahami pengajaran dalam berbagai hal sehingga bisa menjadi lebih pandai. Bukan hanya pandai dalam melakukan sesuatu, melainkan untuk melakukannya dengan benar, adil dan jujur. Penulis Amsal (Raja Salomo) menyatakan bahwa hikmat diperlukan juga oleh orang yang sudah bijak agar semakin berhikmat.

Tidak banyak orang yang menganggap hikmat itu penting, terutama di zaman ini. Orang lebih mengutamakan pencapaian materi atau prestasi. Nyatanya hikmat tidak bisa diukur secara fisik. Kita baru bisa melihat apakah seseorang itu berhikmat dari karakter dan nilai-nilai yang dia anut. Bila Alkitab bicara tentang hikmat, maka kita bukan hanya bicara masalah konseptual. Bicara tentang hikmat berarti bicara tentang takut akan Tuhan dan pengenalan akan Dia. Itu berarti bicara hikmat adalah bicara kemampuan orang untuk hidup mengikuti kehendak Allah.

Hikmat itu tidak selalu mudah didapat. Harus dicari, seperti orang  yang mencari harta terpendam. Dan satu-satunya cara agar kita memiliki hikmat adalah melalui persekutuan kita dengan Tuhan secara pribadi hari demi hari. Melalui pembacaan Alkitab setiap hari Tuhan akan mendidik kita agar menjadi pribadi yang bijak dan mengalami berkat yang tersedia bagi orang yang berhikmat.

Tidak banyak orang mencari hikmat, tetapi sebagai orang beriman kita tahu bahwa hanya dengan hidup takut akan Tuhan orang akan tahu bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia harus mengatasi masalah, bagaimana ia harus mengambil keputusan, bagaimana ia harus tegak ditengah badai yang menantang iman.
Kalimat-kalimat Amsal yang begitu indah bisa mendorong kita untuk memilih jadi orang berhikmat. Namun ingatlah bahwa untuk menjadi orang berhikmat, kita perlu menimba hikmat itu dari Sang Sumber Hikmat itu sendiri. Maka sediakanlah waktu anda bagi Dia, Sang Hikmat Tertinggi hingga hikmat itupun menjadi bagian anda. Amen. (f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru