Allah melimpahkan anugerah-Nya kepada siapa pun semata-mata berdasarkan kehendak-Nya dan bukan berdasarkan apa yang dilakukan seseorang. Anugerah Allah dapat dibagi menjadi anugerah khusus dan anugerah umum. Walaupun di pasal 16 Sarai telah melakukan kesalahan dengan memberikan solusi yang tidak sesuai dengan jalan Tuhan, Tuhan tetap mengingat Sarai dan mengganti namanya menjadi Sara. Tuhan menyatakan bahwa ia akan menjadi ibu bagi bangsa-bangsa dan akan melahirkan raja-raja. Ketika Abraham meminta kepada Tuhan untuk memilih Ismael , Allah menegaskan bahwa anak yang lahir dari Saralah yang akan mewarisi perjanjian Allah dengan Abraham. Allah memilih semata-mata berdasarkan kasih karunia dan kedaulatan-Nya. Apa yang Allah janjikan merupakan anugerah khusus karena ini adalah perjanjian yang kekal, yang akan menjadikan keturunan Ishak sebagai umat Allah.
Meski Allah tidak memilih Ismael untuk mewarisi perjanjian-Nya, tetapi dalam kasih karunia-Nya Allah juga memberikan anugerah umum kepada Ismael sehingga ia pun diberkati untuk menjadi bangsa yang besar. Jadi, walaupun keturunan Ismael tidak akan menjadi umat pilihan Allah dan mendapatkan anugerah khusus dari Allah, bukan berarti bahwa Allah tidak akan memberkati dia beserta keturunannya. Abraham merespon anugerah Allah dengan menaati perintah-Nya. Ia memanggil Ismael, semua orang yang lahir di rumahnya, dan budak-budaknya untuk melaksanakan sunat (ay. 23-27). Allah kita memang adalah Allah yang penuh dengan kasih karunia dan kemurahan. Ia selalu memberkati, terutama keturunan orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Jadi kita tidak perlu heran jika melihat bahwa secara umum manusia tetap diberi anugerah yang berlimpah dari Tuhan. Namun sebagai umat percaya, kita harus sadar bahwa anugerah yang Allah berikan kepada kita merupakan anugerah yang khusus. Karena itu kita perlu mensyukurinya dan mewujudkan rasa syukur kita dengan menjalankan apa yang telah Allah perintahkan.
Memercayai janji Allah ternyata tidak selalu mudah, terutama ketika situasi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa janji itu digenapi. Akan tetapi, bukankah esensi iman adalah "bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat"(Ibr. 11:1)? Walaupun Allah telah berjanji akan memberikan anak kepada Abraham melalui Sara (Kej.17:16,19), tetapi Sara sulit untuk percaya. Sebelumnya Sara berpikir bahwa Allah hanya mementingkan keturunan dari Abraham. Namun setelah Allah dengan tegas menolak Ismael dan menegaskan bahwa anak yang dimaksud harus lahir dari rahimnya (Kej. 17:18-19), Sara masih tidak percaya. Ketika Allah mengunjungi Abraham dan menyatakan bahwa tahun depan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki, Sara tertawa dalam hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah tua. Selain itu ia telah mati haid (11-12). Jadi bagaimana mungkin ia dan Abraham bisa mendapatkan seorang anak?
Ternyata umat Allah sangat sulit untuk percaya bahwa Allah dapat melakukan apa yang melampaui pemikiran manusia. Padahal Allah sering melakukan hal-hal yang sulit diterima akal manusia. Ia telah meruntuhkan tembok Yerikho yang kokoh hanya dengan sorak sorai umat Israel, membelah Laut Merah hingga umat Israel bisa menyeberang, atau menghidupkan kembali orang mati. Kita lihat bagaimana Allah dapat melakukan hal-hal yang ajaib. Kita juga dapat lihat bahwa selama tiga generasi, istri dari bapak-bapak leluhur adalah wanita-wanita mandul: Sara, Ribka,dan Rahel. Kita perlu sadar bahwa kuasa Allah sungguh tidak terbatas. Allah sanggup melakukan apa yang mustahil bagi manusia atau apa yang berada di luar jangkauan pemikiran manusia. Jika Allah hanya melakukan hal-hal yang bersifat rasional, bukankah itu berarti bahwa ia sama dengan manusia? Sering sekali Allah dengan sengaja membiarkan kita dalam kesulitan yang tidak mungkin kita atasi, supaya kita sadar bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Amin (h)