Medan (SIB) -Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Resort Polonia Medan sedang berupaya membangun dan menggairahkan iman jemaat agar memiliki perlengkapan dalam perbuatan baik dan pewaris Injil. Hal itu disampaikan Pendeta Resort GKPS Polonia Medan Pdt Jeddy Saragih MTh saat audiensi ke Pemimpin Redaksi Harian SIB yang diwakili Penanggungjawab Harian SIB Drs Victor Siahaan SH MHum, Sabtu (19/8), di Kantor Harian SIB Medan.
Salah satu bentuk upaya membangun dan menggairahkan iman jemaat itu adalah dengan menyelenggarakan Pesta Olop-olop GKPS Resort Polonia Medan, 17 November 2017 di Convention Hall Hotel Danau Toba Internasional Medan. Momentum itu juga untuk meneladani misionaris I yang datang ke Simalungun yakni Pdt August Theis pada Tahun 1903.
Sebelum acara puncak, panitia telah memulai kegiatan dengan menggelar aksi pasar murah sembako berupa beras dan minyak goreng tanggal 24 Juni 2017 sampai 12 Agustus 2017, Lomba Vocal Group antar Sektor se-Resort Polonia, 12 Agustus 2017, aksi kasih ke Panti Asuhan Bumi Keselamatan Margarita (BKM) GKPS di Kota Pematangsiantar 22 Agustus 2017, dan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) 2 September 2017 di GKPS Padang Bulan Medan serta aksi donor darah 9 September 2017 bekerjasama dengan PMI, aksi pemeriksaan kesehatan gratis dikoordinir Dr Sherly Saragih, 9 September.
Pendeta Resort GKPS Polonia Medan Pdt Jeddy Saragih MTh yang dalam audiensi itu didampingi Ketua Panitia Pesta Olop-olop GKPS Resort Polonia Jhon Sari Sihaloho, Sekretaris Mahaitin Sinaga, Bendahara Jasudi Damanik, Penerima Tamu Meri Purba, Seksi Konsumsi Eva Lusian Damanik, Era Karonita Baru mengatakan, kehadiran panitia beraudiensi ke Harian SIB dengan harapan Harian SIB bisa menjadi corong dalam menyuarakan gereja. Dengan pemberitaan itu diharapkan para pemuda gereja akan sadar akan panggilannya masing-masing, sehingga bisa berkonstribusi dalam pembangunan gereja.
Penanggungjawab Harian SIB Drs Victor Siahaan SH MHum mengatakan, tugas gereja di zaman modern sekarang ini sudah serba kompleks dan tidak boleh lagi menutup diri tanpa melihat pengaruh arus globalisasi.
Seperti halnya penampilan budaya pada Peringatan HUT ke-72 RI dengan penggunaan pakaian adat daerah perlu diterapkan sebagai pakaian wajib ke gereja sehingga benar-benar terlihat budaya lokal yang dimiliki jemaat.
Victor Siahaan juga menyampaikan, gereja zaman sekarang ini harus sigap memahami kondisi dan perkembangan negara sehingga bisa disimpulkan apa yang bisa diperbuat gereja untuk negara. Misalnya pada saat ini tantangan yang dihadapi negara adalah maraknya peredaran narkoba yang sudah mengancam generasi muda. Maka gereja harus mengambil sikap dengan memulai kampanye pemberantasan narkoba mulai dari tingkat keluarga.
"Gereja harus menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan zaman dan harus bisa melihat tantangan yang akan dihadapi pada masa mendatang. Kalau pemerintah sedang mengedepankan budaya, maka gereja tidak salah untuk mengikuti irama," ujarnya.
(A07/h)