Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 22 Juli 2025
RENUNGAN

Beriman dan Berhikmat (Yakobus 1:2-12)

Oleh Reinhold Pasaribu STh (Pimpinan Jemaat HKBP Bengkalis, Dumai)
- Minggu, 21 Juli 2019 14:48 WIB
2.121 view
Beriman dan Berhikmat (Yakobus 1:2-12)
Pdt Reinhold Pasaribu STh
Suatu hari saya pernah mengantarkan anggota jemaat ke rumah sakit karena baru saja mengalami kecelakaan. Keadaan saat itu panik, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Di UGD (Unit Gawat Darurat) para petugas medis melakukan tindakan pertolongan. Pada saat kami menunggu di luar ruang UGD, tiba-tiba ada seorang ibu yang keluar dari ruang UGD dengan wajah yang berbinar-binar dan mengulurkan tangannya kepada laki-laki yang duduk di sebelah kami sambil mengatakan 'Selamat ya..' Ternyata sudah lahir seorang anak dari laki-laki tersebut.

Wajah mereka tidak dapat membohongi kegembiraan yang baru saja mereka rasakan. Namun pada waktu yang sama, tiba-tiba mobil ambulans datang membawa seorang ibu yang diketahui terjatuh di kamar mandi. Para petugas dengan sigap dan cekatan menerima si ibu tersebut untuk dibawa masuk ke ruang UGD, dan keluarga si ibu pada saat itu tidak kalah paniknya. Wajahnya tidak dapat menyembunyikan kepanikan mereka, sama seperti kami. Yah..begitulah, peristiwa yang berlangsung dalam sesaat. Ada yang bersuka dan ada yang panik. Dua keadaan yang terjadi pada saat itu mengingatkan kita pada nats khotbah ini.

Kita mungkin lebih nyaman dan lebih paham untuk melakukan apa saja sewaktu dalam keadaan aman. Kebanyakan sewaktu dalam keadaan semuanya 'oke-oke saja' kita langsung mengerti mau bertindak apa, dalam agama kita menjadi orang yang setia kepada Tuhan. Tetapi kita menjadi bingung atau tidak mengerti sewaktu dalam keadaan pencobaan.

Nats khotbah kita minggu ini mengajarkan kita untuk mengendalikan hati kita agar dapat menghadapi berbagai masalah pencobaan yang mungkin kita hadapi. Firman Tuhan mengatakan : "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan," (ay. 2). Kita harus dapat meng-handle (mengendalikan) masa-masa terpuruk kita dengan baik. Menerima berkat tentulah mudah dan selalu diidam-idamkan semua orang, tetapi bagaimana saat menerima cobaan?

Yakobus menyebutkan bahwa saat pencobaan, kita harus 'menganggapnya' sebagai suatu kebahagiaan. 'Anggaplah' memiliki arti cara kita memandang, maupun pendapat kita tentang sesuatu hal. Dalam berbagai pencobaan kita sebagai orang percaya harus memiliki cara pandang yang berbeda dengan kebiasaan orang jika dalam keadaan terpuruk. Memiliki tanggapan dan pendapat yang baik jika menghadapi cobaan.

Pencobaan merupakan sebuah ujian, dimana kesanggupan kita, atau wewenang kita diajak agar disalahgunakan. Dalam Lukas 4:1-13, kisah tentang 'Pencobaan di Padang Gurun', kita dapat melihat apa yang dikatakan oleh iblis untuk mencobai. Iblis mengatakan: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." Inilah yang dimaksud dengan cobaan. Bagi manusia hal itu bukan cobaan karena manusia tidak dapat melakukannya. Menjadi cobaan terhadap Tuhan Yesus karena kuasaNya yang dapat mengubah batu menjadi roti.

Beriman dan berhikmat menjadi kata kunci yang disampaikan firman Tuhan bagi kita melalui nats ini. Beriman yaitu memiliki kesabaran sebab dengan teguh percaya akan penyertaan Tuhan. Tidak mau diombang-ambingkan oleh karena kebimbangan. Firman Tuhan menyebutkan bahwa orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang seperti ini tidak akan mendapat apa-apa dan yang lebih parah lagi tidak akan tenang hidupnya. Berhikmat yaitu memakai pengetahuan dengan benar. Tidak gegabah tetapi dengan bijaksana dapat memilih untuk tetap berpikir positif. Mau belajar dan tetap tekun mempelajari memastikan bukanlah karena kesalahan sendiri.

Hikmat (wisdom), ampuh untuk memberikan kepada kita penguasaan reaksi saat masa-masa sulit. Pertimbangan kita matang dan yang paling perlu adalah sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika kita dalam keadaan lemah karena pencobaan yang kita alami, yang pertama sekali mohonkanlah dalam doa kepada Tuhan. Yang kedua, kita juga dapat saling mendoakan, satu dengan yang lain.

Kita harus dapat memahami posisi kita dengan baik, jangan nyaman dengan keadaan kuat. Dalam keadaan yang mapan (orang kaya) sekalipun juga akan mendapat cobaan, dan menjadi jatuh karena bila mengandalkan kekuatannya, kekayaannya. Sedangkan orang yang keadaannya lebih rendah akan menghadapi cobaan karena miskin, hidup berkekurangan, sulit bersekolah, sehingga ia tidak dapat berbuat apa-apa. Tetapi, Tuhan mengangkat orang yang dipandang miskin dan hina oleh manusia (Lukas 1 : 52).

Perubahan demi perubahan akan terus berlanjut, tetapi kita harus tetap kekal di dalam kasih Kristus. Allah tidak akan pernah berubah, selalu memampukan kita menjalani hidup yang memuliakan Tuhan, mengasihi Tuhan. Kekuatan kita pasti ada batas, tetapi pencobaan pun pasti ada batasnya. Orang yang rajin beribadah sekalipun tidak akan luput dari pencobaan. Tetaplah kuat, bertahan dalam pencobaan sampai batas akhir. Setiap orang yang mengasihi Allah, setia dalam menghadapi berbagai pencobaan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah, yaitu mahkota yang abadi (1Kor. 9:25) sebuah ganjaran yang adil dari Allah bagi orang yang bertahan dalam pencobaan (Wahyu 2 : 10b). Baiklah kita semua menjadi orang-orang pemenang. Amin.! (f)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru