Rabu, 30 April 2025

Cerita Hosea, Nabi yang Menikah dengan Pelacur

Redaksi - Minggu, 09 Agustus 2020 17:21 WIB
48.532 view
Cerita Hosea, Nabi yang Menikah dengan Pelacur
youtube.com
Ilustrasi Nabi Hosea.
Apakah kamu pernah mendengar nama Nabi Hosea? Jalan kehidupan nabi ini sangat unik, karena Tuhan memakai kehidupan pernikahannya untuk menegur bangsa Israel. Salah satunya adalah perintah Tuhan agar Hosea menikahi seorang pelacur. Apa saja Fakta Alkitab tentang Nabi Hosea? Berikut adalah pembahasan Fakta Alkitab dari JC Channel.

Hosea adalah seorang nabi yang dipanggil untuk melayani Allah di masa pemerintahan Raja Yerobeam. Saat itu keadaan Israel memang cukup baik, namun negeri itu dipenuhi kejahatan. Kerajaan itu sangat murtad kepada Allah, mereka menyembah berhala dan melupakan Allah. Yerobeam sebagai raja pun melakukan hal yang sama.

Nama Hosea berarti keselamatan (ada) pada Tuhan atau Tuhan adalah keselamatan. Hosea adalah seorang nabi abad ke-8 SM di Israel Utara, walau sebenarnya Hosea lahir dan besar di wilayah kerajaan Israel Selatan (Yehuda). Hosea adalah anak Beeri, dan istrinya bernama Gomer, putri Diblaim.

Pelayanan Nabi Hosea dimulai sekitar tahun 760 SM, saat Yerobeam bertahta sebagai raja di Israel. Di bawah kepemimpinan Yerobeam, keadaan Israel sudah lebih baik sejak masa Kerajaan Salomo pecah. Agresi militernya sudah mengembangkan batas Israel lebih jauh. Upeti dari bangsa yang takluk masuk ke ibukotanya Samaria, dan orang Israel menikmati periode kemakmuran yang belum pernah terjadi.

Meskipun lahir di wilayah Kerajaan Yehuda atau Israel Selatan, namun Tuhan memanggil Hosea untuk melayani dan mewartakan berita keselamatan kepada Israel Utara. Hosea melaksanakan tugas pelayanannya sebagai nabi sekitar tahun 750 SM.

Ia melayani pada masa yang sama dengan Nabi Amos dan Nabi Yesaya. Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam, saat itu Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara waktu yang menciptakan rasa aman yang palsu.

Akan tetapi, segera setelah Yerobeam wafat (753 SM), keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju kehancurannya yang terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya, empat raja Israel terbunuh, dalam 15 tahun lagi Samaria menjadi puing-puing berasap dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa.

Selama pelayanan Hosea sebagai Nabi, Kerajaan Utara sedang mengalami kemakmuran yang sangat besar dan perluasan wilayahnya. Kemakmuran inilah yang mengakibatkan turunnya nilai moral dan kerohanian. Materialisme memikat hati banyak orang, dan dosapun mulai masuk dalam setiap aspek kehidupan. Dosa-dosa tersebut seperti mencuri, membunuh, pesta pora, penipuan, dusta, dan perzinahan.

Kerajaan itu juga tidak taat kepada Tuhan. Mereka menyembah ilah-ilah lain dan melupakan Tuhan. Mereka membuat patung emas untuk menyembah kepada dewa Baal. Dalam keadaan seperti itulah, Allah mengutus hambaNya, Hosea, untuk memperingatkan bangsa itu agar berbalik kepada Tuhan.

Kontroversi Pernikahan Hosea
Yerobeam raja Israel, membuka pintu bagi tindakan-tindakan berdosa orang Kanaan masuk ke dalam Israel termasuk penyembahan berhala. Oleh karena itu Tuhan yang melihat Israel sebagai mempelainya, menganggap pemujaan pada ilah lain sebagai perzinahan rohani.

Dalam Hosea 1:2-3 dituliskan bahwa Hosea menikah dengan perempuan sundal bernama Gomer binti Diblaim. Pernikahan yang dibangun Hosea dengan Gomer melambangkan kasih Allah yang besar bagi orang Israel yang sudah tercemar. Hosea menggambarkan Tuhan, dan pelacur yang bernama Gomer adalah Israel.

Sebagaimana pemahaman pernikahan Hosea secara literal, pernikahan Hosea kental dengan gambaran simbolik. Sekalipun penghakiman atas dosa dan pelanggaran Israel sudah pasti akan datang, namun nabi Hosea secara luar biasa mendemonstrasikan dan mendeskripsikan kasih dan anugerah Allah.

Hubungan perkawinan Hosea sendiri memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara Allah dan Israel. Allah mengasihi Israel dan bahkan pada waktu mereka meninggalkan Dia dan menyembah dewa-dewa lain, Allah masih mengasihi mereka dan rindu untuk memulihkan mereka menjadi umat-Nya kembali. Oleh karena penderitaan yang dialaminya, Hosea dapat menjelaskan betapa Allah menderita karena kasih-Nya kepada umat yang tidak setia. Oleh karena itu, Hosea menyerang penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang Israel dan memanggil mereka untuk bertobat serta kembali menyembah Allah yang mengasihi mereka dan yang dengan penuh sukacita akan mengampuni mereka serta memulihkan mereka. (Jb.com/c)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru