Salah satu jalan meningkatkan daya tahan tubuh menghadapi epidemi Covid-19 ialah istirahat yang cukup, tidur nyenyak, makan seimbang, dan olah raga teratur. Berarti harus tidur yang cukup dan teratur. Apa saudara semalam tidur nyenyak? Berapa jam saudara tidur satu hari?. Anak kecil tidur sepuluh jam sehari, bahkan lebih. Orang dewasa tidur lebih singkat. Kalau dipukul rata, orang tidur delapan jam sehari. Dari 24 jam sehari, delapan jam dipakai untuk tidur. Itu adalah sepertiganya. Itu berarti sepertiga dari hidup ini kita pakai untuk tidur. Kalau kita sekarang berumur tigapuluh tahun, itu berarti kita sudah tidur selama sepuluh tahun. Bayangkan, tidur selama sepuluh tahun. Lama betul. Tua di ranjang.
Tidur tampak seperti sia-sia dan membuang waktu. Namun, pemazmur sangat menghargai tidur. Mazmur 127:1-2 menulis, Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
Mazmur ini menggambarkan kenyataan bahwa tiap orang melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan hidup atau mencari rezeki. Perhatikan ungkapan"membangun rumah","mengawal kota", "bangun pagi-pagi","duduk-duduk sampai jauh malam" dan "makan roti yang diperoleh dengan susah payah". Segala upaya itu sangat baik. Tetapi pemazmur seolah-olah berkata,"Namun, semua upaya itu sia-sia kalau bukan Tuhan yang memberkati."Ada yang menggambarkan dengan hitungan matematika, jika kita kerja tanpa Tuhan adalah 0 dari hari Senin sampai hari Sabtu. Berarti ada enam 0 (nol) nya dan tanpa nilai. Namun jika dimulai dengan angka 1 di depan, apa yang terjadi? Menjadi 1000000 (satu juta). Luar biasa kan! Jadi tanpa Tuhan usaha kita sia-sia dan bersama Tuhan kita menerima berkat-Nya.
Lalu bagaimana cara Tuhan memberikan berkat? Mazmur ini berkata,"Ia memberikannya…pada waktu tidur." Berkat apa yang diberikan Tuhan pada waktu kita tidur? Di sini persoalannya. Kita tidak menyangka juga, justru pada waktu tidur Tuhan memberkati kita. Berkat itu berupa pemulihan fungsi-fungsi tubuh.
Tubuh kita terdiri dari milyaran sel. Tiap hari ada ribuan sel yang rusak atau habis dipakai. Sel-sel itu perlu diganti. Pada waktu tidur tubuh kita tidak menganggur, melainkan menciptakan ulang ribuan sel yang baru. Demikian juga pada waktu tidur, semua otot di seluruh tubuh mengendur dan menjadi rileks, supaya keesokan harinya bisa berfungsi lagi. Begitu juga ginjal, jantung dan alat-alat tubuh yang mengatur aliran metabolisme menjadi slow-down atau melambat pada waktu tidur.Yang paling beristirahat pada waktu tidur adalah otak. Sebab itu kalau orang tidak bisa tidur selama beberapa hari, yang paling terkena dampaknya adalah otak. Contoh gejalanya adalah inatensi, yaitu secara tiba-tiba kehilangan arus berpikir, halusinasi dan delusi, yaitu merasa diri salah, yakin dan tidak yakin pada kenyataan. Gejala lainnya adalah apatis, lambat bereaksi, sulit memusatkan pandangan, jari jemari gemetar, dan sebagainya.
Jadi, pada waktu kita tidur Tuhan memberi berkat yang sangat diperlukan, yaitu pemulihan dan penyegaran tubuh kita. Bahwa kita bisa mengantuk dan tidur dengan nyenyak itu adalah berkat yang patut disyukuri.
Untuk masyarakat agraris, Mazmur ini juga menunjukkan bahwa berkat Tuhan datang bukan hanya ketika orang bercocok tanam, melainkan juga pada waktu tidur, sebab pada waktu tidur Tuhan terus menumbuhkan tanaman.
Mazmur ini juga hendak berkata kepada semua orang tentang sikap dalam mempertahankan hidup dan mencari rezeki. Perasaan apa yang paling dominan ketika orang berupaya mempertahankan hidup dan mencari rezeki? Perasaan takut. Takut kalau-kalau target tidak tercapai. Takut tidak cukup. Takut gagal. Takut tidak selesai. Takut kehabisan. Takut tidak jadi. Takut kalah. Takut ini dan itu.
Akibat dari rasa takut sangat banyak. Orang menjadi gelisah, kuatir, panik, tegang, serakah, serobot sana sini, tergesa-gesa, gampang marah, stress, dan susah tidur atas insomnia.
Lalu pemazmur seakan-akan berkata sambil terus senyum,"Sia-sia segala sikap takut dan tegang itu, sebab pada waktu tidur pun Tuhan memberi berkat." (c)