Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Komitmen Beribadah Kepada Tuhan

Yosua 24:1-2a+14-18
Redaksi - Minggu, 25 Oktober 2020 10:57 WIB
7.808 view
Komitmen Beribadah Kepada Tuhan
Foto dok/Pdt Dr Pahala J Simanjuntak
Pdt Dr Pahala J Simanjuntak
Kitab Yosua memiliki sebuah cerita yang khusus dalam sejarah kehidupan Israel sebagai umat Tuhan saat memasuki tanah perjanjian. Cerita tentang bagaimana bangsa Israel memasuki tanah Kanaan melalui berbagai proses kesulitan yang sangat panjang. Di bawah kepemimpinan Yosua, menggantikan Musa mereka akan memasuki tanah Kanaan dan akan menetap di sana sebagai tanah warisan mereka.Sebagai umat, Allah berpesan kepada mereka untuk komit beribadah kepada Tuhan selamanya.

Teks renungan ini merupakan perjanjian di Sikhem, setelah Yosua menyampaikan pidatonya sebagai bentuk kesimpulan dalam pengajarannya. Yosua memanggil para pemimpin Israel ke Sikhem. Lalu Yosua juga memanggil suku-suku orang Israel untuk bertemu di Sikhem dan berbicara langsung kepada mereka. Sikhem yang disebut juga dengan Balatah, terletak dekat Nablus, dan antara gunung Ebal dan Gerizim. Di sana terdapat kuil kuno (Kejadian 12: 6-7; 33: 20; 35: 4). Dalam kuil ini pernah berlangsung upacara perjanjian.Daerah Sikhem dikaitkan erat dengan pembuatan perjanjian dimana Yosua mengumpulkan bangsa Israel di sana untuk upacara ritual peribadahan(Yos. 24: 1-28 bdk 8:30-35) dan berkomitmen menyembah Allah. Di tempat ini pula Allah menunjukkan diri-Nya kepada Abraham untuk pertama kalinya (Kej 12: 7). Kemudian tempat ini adalah tempat yang tepat bagi Israel untuk berkumpul ketika janji-janji kepada Abraham terpenuhi. Yosua memerintahkan mereka: "menyingkirkan dewa-dewa asing yang ada di antara kamu". Landasan pemanggilan ini adalah karena Allah berbicara kepada Yosua: Aku memanggil Abraham dari Mesopotamia, aku memberinya Ishak, Aku membawa engkau keluar dari Mesir, Aku memberimu tanah.

Yosua memegang sesi khusus pada perjanjian itu. Dia menunjukkan dirinya sebagai orang yang bertanggungjawab dan membawa umat Israel untuk loyal dan memegang janji terhadap Tuhan Allah. Yosua menantang orang Israel untuk memilih Tuhan Allah dan menolak kedua dewa leluhur mereka dan semua dewa Kanaan. Itu sebabnya mereka menyebutkan "kami akan menyembah Tuhan Allah kepada-Nya kami harus taat". Yosua mau menyampaikan sebuah ketegasan kepada umat Israel akan mereka tetap memegang janji yang pernah mereka ucapkan. Dan itu menjadi sebuah hukum perjanjian yang tidak bisa diingkari mereka. Tugas Yosua sangat jelas terhadap umat Israel. Dalam hal ini mereka harus membuat janji yang sungguh-sungguh terhadap Tuhan Allah sebelum mereka berpisah.

Itu sebabnya dalam ayat 14, dikatakan:"Tuhan, atau dewa-dewa yang disembah oleh nenek moyangmu, atau dewa-dewa orang Amori". Perjanjian ini melibatkan tindakan bebas dan moral di mana orang-orang terlibat untuk menyingkirkan segala allah lain dan untuk menyembah Tuhan. Karena itu mereka terikat untuk mematuhi perjanjian. Pilihan yang diminta begitu keras. Tindakan Tuhan telah membuktikan dirinya sebagai Tuhan dari segala tuhan. Oleh sebab itu Israel sekarang memilih Allah yang telah menunjukkan kekuasaan-Nya dalam sejarah (lih 1 Raja 18:21). Pada ayat 15, Yosua mengumumkan bahwa pilihannya sendiri telah dibuat: "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan". Ayat ini sangat penting dalam ringkasan perbuatan kekuatan Allah, karena mereka berbicara unik dari sejarah leluhur di Mesopotamia dan fakta bahwa para leluhur setelah menyembah dewa lainnya. Yosua menyatakan, pada dasarnya,Tuhan sendiri memiliki kekuatan untuk menyelamatkan Israel dan oleh karena itu Tuhan membutuhkan pengabdian lengkap dari Israel.

Tuhanlah yang telah melakukan semua tindakan perkasa kepada mereka, dan sebagai pengakuan atas kasih karunia-Nya itu sebabnya mereka menyatakan niat untuk menyembah Tuhan. Yosua menanyakan mereka untuk memilih siapa yang akan disembah.

Josua berbicara sebagai seorang pemimpin dan memberikan pidato ilahi dan mengidentifikasi dia sebagai utusan Tuhan. Yosua berdiri seperti posisi Musa generasi sebelumnya, sebagai mediator perjanjian antara Allah dan Israel (Kel 19: 3-6). Seperti Musa di gunung Horeb, adalah komunikator resmi perjanjian Allah dengan Israel. Disinilah terlihat harga dari kesetiaan dan respons Israel yang sesungguhnya dan menantikan buah yang manis untuk melihat masa depan.Kehadiran Yosua bagi Israel diawali dengan kalimat penting: takut akan Tuhan dan melayani, beribadah (ayat 14).Maka beribadah mestinya diterjemahkan dengan melayaniTuhan.

Akhirnya umat Israel menanggapi perkataan Yosua untuk memilih dengan pernyataan teologis yang meminjam dari pidato Yosua. "Jauhlah dari pada kami meninggalkan Tuhan untuk beribadah kepada allah lain". Tanggapan dimulai dengan Israel menolak setiap gagasan melayani dewa mereka yang lain (ayat 16). Kemudian Israel memberikan harapan untuk menjaga pengabdian kepada Allah. Tuhan Allah telah bertindak sebagai penyelamat bagi Israel di masa lalu dan terus melakukan perbuatan-perbuatan besar atas nama mereka di masa sekarang (ay. 17-18a). Lalu umat itu berkata: "kami pun akan beribadah kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kami".

Berangkat dari pemahaman teks ini, ada dua hal penting menjadi renungan kita. Pertama, peristiwa yang digambarkan di Sikhem ini adalah bahwa Yosua benar-benar sedang menyoroti aspek spiritual, aspek keagamaan umat Allah di zaman ini. Dimana hidup sebagai umat Tuhan (baca: agama apapun di dunia ini) harus benar-benar beribadah kepada Allah bukan kepada manusia.Agama bukanlah topeng apalagi 'senjata' memusnahkan lawan, sama sekali tidak. Tetapi agama ialah sarana kesaksian akan kebesaran Allah. Allah yang dimaksud ialah Allah Pencipta Langit dan bumi. Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Melalui kesetiaan, pengabdian, dan loyalitas mereka kepada Allah yang mengasihi dan memanggil mereka. Kesetiaan yang dimaksudkan ialah rasa takut, percaya, hormat.Pengabdian yang sesungguhnya kepada Tuhan yang lahir dari bentuk pengalaman spiritual terhadap tindakan Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita. Kemudian terwujud dalam pengabdian sehari-hari yang sungguh-sungguh dan bekerja untuk kemuliaan Tuhan.

Kedua, bagi orang Kristen penegasan yang disampaikan Yosua ini akan berlaku kepada kita saat ini dan di sepanjang zaman. Untuk beribadah kepada Tuhan Allah kita yang disaksikan oleh Alkitab. Takut, dan menyembah Tuhan Allah yang Maha Besar. Inilah yang disampaikan Tuhan Yesus dalam kitab Injil: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Itulah Hukum yang pertama dan terutama." (Mat. 22:37-38; Luk.
10:27; Mark. 12:30-31). Dan di ayat yang lain kasihilah sesamamu manusia (Mat. 22:39).Yesus mengatakan ini karena Yesuslah anak Allah yang kita kenal dan kepada-Nya diberi kuasa menyelamatkan dunia ini. Sama seperti Yosua perantara Allah kepada umat Israel.Dialah yang digambarkan seorang Yosua dalam membawa umat Allah keluar dari perbudakan ke tanah perjanjian itu. Kepada-Nyalah kita sujud dan menyembah. Maka ibadah kita akan menguatkan kita untuk menyembah, mengimani Allah melalui Yesus Kristus. Itu sebabnya rasul Paulus katakan: "Akhirnya,hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan. Di dalam kekuatan kuasa-Nya.

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. " (Efesus 6:10). Amin.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru