Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 28 Agustus 2025

Kesaksian Immanuel Richendry Hot Sembuh dari Covid-19 dengan Berpegang pada-Nya

Redaksi - Minggu, 10 Januari 2021 10:12 WIB
858 view
Kesaksian Immanuel Richendry Hot Sembuh dari Covid-19 dengan Berpegang pada-Nya
Foto Dok/Immanuel Richendry Hot
Immanuel Richendry Hot
Tomohon (SIB)
Kepala Kejaksaan Negeri Tomohon - Sulawesi Utara, Immanuel Richendry Hot SH MH sembuh dari terinfeksi virus corona setelah 28 hari dirawat intensif di sejumlah rumah sakit di provinsi tersebut. Banyak pihak memperkirakan hal terburuk akan terjadi karena yang bersangkutan menderita penyakit ginjal akut serta tekanan darah tinggi.

Dalam perawatan, ASN Kejaksaan RI itu bertemu dengan orang yang sudah wafat karena Covid-19, yang pernah dirawat di ruang yang sama. Muzizat menghampirinya melalui pengharapan dan tetap berpegang pada-Nya. “Kita punya Tuhan, saya bisa berdoa, saya punya harapan kalau suami saya pasti hidup,” kenangnya atas ucapan sang istri yang memimpin berdoa.
***

Kejadian berlangsung cepat. Pada 30 Januari 2020 ditugaskan di Kejari Tomohon bersamaan virus mematikan sedang merebak secara global. Pada 5 September 2020, ia berangkat ke Jakarta untuk menemui keluarga. Sampai di ibukota, terserang flu tapi diduganya biasa saja karena perubahan anomali cuaca. Delapan September kembali ke Tomohon dan flu batuk mulai sembuh. Pada, Rabu (16/9) sepulang Rakernis Bidang Tindak Pidana Umum secara virtual, ia langsung tidur.

Sopirnya, Ivan, menganjurkan makan tapi ditolaknya karena ingin tidur. Keesokan harinya, ia tidak bangun-bangun. Ivan dan asisten rumah tangga, Masye, panik karena upaya membangunkan tuannya tidak berhasil meski telah menggedor-gedor kamar.

Ivan minta bantuan Ny Dapot, istri Kasi Pidum Kejari Tomohon yang langsung menghubungi istri Immanuel Hot. Ambulans didatangkan dan membawanya ke Rumah Sakit (RS) Anugerah Tomohon. Meski mendapat perawatan, kondisi semakin menurun sebab saturasinya rendah. Petang itu dirujuk ke RS Siloam Manado.

Dalam perjalanan menuju Manado, Ny Immanuel Hot video call memberi penguatan melalui doa. Sambil menunggu ketibaan sang istri dari Jakarta ke RS, Kasi Intel Kejari Tomohon menghubungi istrinya karena dokter tak berani menangani bila belum ada persetujuan keluarga. Padahal, kondisi Immanuel Hot semakin buruk.

Yang mengkhawatirkan, hasil swab memastikan positif Covid-19. Dini hari pukul 02.00 WIT kondisinya semakin memburuk. Dokter memvonis, harapan hidupnya tinggal 10 persen. Beberapa jam kemudian, istrinya tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado dan langsung menuju ke ruang Pemantauan Pasien Covid.

Dokter melaporkan, oksigen dalam darahnya semakin tipis, saturasi tinggal 50/40. Artinya, jika dihitung, jika tadi harapan hidup cuma 10 persen, sekarang sudah semakin turun. Ventilator dipasang.

Ny Immanuel Hot terus berdoa, minta muzizat-Nya. Ketika pasrah, berjalan dengan titisan air mata, sang istri melintas di Pos Satpam. Direktur Medic P Panjaitan menyilakan istrinya berdoa melalui HT yang akan ditaruh di telinga suaminya di ruang steril. “Tapi ibu jangan menangis, karena dapat melemahkan semangat!”

Permintaan sang dokter diangguk. “Papi ini mami, mami dan Steven sudah ada di sini. Papi semangat, Tuhan pasti menyembuhkan Papi!”

Tak ada detik yang dilewati kecuali berdoa demi kesembuhannya. Keletihan mengurus suami, Ny Immanuel Hot harus dirawat karena tensi 199. Itu terjadi di hari keempat sang suami dirawat di ICCU. Di luar, sang putra, Steven mendengar ragam cerita prediksi kesehatan papinya. Ada yang menyebut Immanuel Hot sudah seperti mayat hidup.

Ucapan tersebut membuat Steven ngotot masuk ke ruangan pemantauan dan dari HT ‘mengamuk’ “Papi Bangun! Papi Bangun! Papi Jangan tidur saja, Papi harus kuat, Papi harus sehat!”

Mendengar teriakan Steven, Immanuel Hot tiba-tiba sadar dan meronta. “Tubuh saya menggelepar. meronta ingin ketemu Steven,” ujarnya.

Kerinduan pada keluarga untuk berdoa bersama, seperti sedia kala, tumbuh. Rabu (23/9) ia benar-benar bangun. Dokter bilang, Immanuel Hot sadar setelah tidur 6 hari dengan ventilator. Kejadian tersebut sebagai rekor karena 19 pasien yang dipasang ventilator sampai dilepas hanya ia yang dapat hidup.

Begitu siuman, ia melapor ke Kajati Sulut, Andy M Iqbal, tentang kondisinya. Oleh atasannya itu Immanuel Hot disarankan fokus penyembuhan.

Malam pertama sadar, sekitar pukul 23.00 WITA, ia melihat seorang pria berpeci dan bersarung berdiri di depan kamar mandi. Pria itu berdoa dalam bahasa Arab. “Selamat Pak Immanuel semoga cepat sembuh,” ucap orang itu dan kemudian menghilang.
Bertanya pada perawat, tenaga medis heran. Bukankah orang dengan ciri-ciri yang diceritakan Immanuel Hot tersebut sudah meninggal? Yang bersangkutan terinfeksi Covid-19 sepulang umrah dan meninggal di ruangan yang sekarang menjadi tempat perawatannya.

Pasca pulih dan ginjal dinyatakan normal, penyakit lain datang: pendarahan lambung, yang mengharuskannya kembali dirawat. Mengandalkan doa dan patuh disiplin kesehatan, 17 Oktober 2020 ia diperbolehkan pulang untuk isolasi mandiri selama 14 hari, 2 November 2020 kembali bekerja. “Puji Tuhan, saya masih diberi kesempatan hidup,” ujarnya. (T/Immanuel Wekly/f)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru