Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 27 Agustus 2025

Ajaran Kasih, Inilah Aturan Emas Allah

Redaksi - Minggu, 28 Februari 2021 10:16 WIB
426 view
Ajaran Kasih, Inilah Aturan Emas Allah
Foto: Dok/Pdt Bernard TP Siagian
Pdt Bernard TP Siagian
Pematangsiantar (SIB)
Pdt Bernard TP Siagian, Jumat (26/2) mengatakan, sebagai orang beriman, umat Kristiani mengakui Allah mengutus Yesus Kristus mengajarkan kasih kepada murid-muridnya dan manusia biasa saat ini, sehingga seseorang tidak memilih kematian tetapi beroleh kehidupan sempurna.

Pengajaran kasih yang disampaikan Yesus dikatakan berbeda dengan penyampaian materi oleh guru moral dan orang bijak yang pernah ada. Tingginya kualitas pengajaran kasih itu disebut-sebut sebagai “gulden rule” atau aturan emas.

Pengajaran tentang kasih yang disampaikan itu antara lain, kasihilah manusia seperti dirimu sendiri, sesuatu yang kau kehendaki supaya orang berbuat kepadamu buatlah demikian kepada mereka dan kasihilah musuhmu. Dengan demikian ajaran kasih itu disebut juga hukum kasih.

Dalam kutipan singkat disampaikan “Tetapi kamu yang mendengarkan aku, aku berkata, kasihilah musumu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu” (Lukas 6:27-28).

Dari pandangan theolog, begitu tingginya kualitas pengajaran kasih yang disampaikan sehingga hal itu tidak mungkin dilakukan dengan kemampuan manusiawi tetapi atas kapasitas dan penyertaan Allah mengutus Yesus dan dbuktikan dengan penyalipanNya.

Pengajaran tentang kasih kepada murid-muridnya dan manusia biasa saat ini dikatakan merupakan salah satu bukti bahwa kita (manusia) adalah anak-anak Allah. Kasih merupakan hakekat watak Allah menjadi warisan universal sehingga setiap orang mengenali dirinya masing-masing.

Dengan ajaran kasih dikatakan kita hancurkan roh kebencian, runtuhkan kuasa kesombongan serta lenyapkan semua bentuk sakit hati. Dengan ajaran ini, ujaran kebencian dimusnahkan dan manusia dibersihkan kembali seperti saat diciptakan. Dengan demikian, hati dan pikiran kita disebutkan kembali pada citra Allah. (BR4/f)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru