Sabtu, 26 April 2025

Berbahagia Karena Kasih Setia Tuhan (Mazmur 106: 1-5)

Pdt. Estomihi Hutagalung
Redaksi - Minggu, 18 April 2021 09:40 WIB
2.174 view
Berbahagia Karena Kasih Setia Tuhan (Mazmur 106: 1-5)
(Foto /Dok)
Pdt. Estomihi Hutagalung


    Mengapa Tuhan mengasihi bangsa Israel yang tegar tengkuk? Mengapa Tuhan tiada hentinya memanggil orang-orang yang melakukan kejahatan agar hidup dalam kehendak hukum-Nya? Titik krusial jawaban terhadap pertanyaan ini sesungguhnya bukan pada Tuhan tetapi pada manusia dalam memahami kasih setia Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Sebab, jebakan egoisme keberdosaan, syahwat kedagingan itulah yang sangat kuat menggoda manusia untuk tidak merespon dengan baik akan panggilan untuk hidup dalam kasih setia Tuhan.

    Akibatnya manusia terjerat dalam gurita persepsinya lalu menganggap Tuhan tidak dapat diandalkan menghadapi tantangan hidup. Manusia menempatkan Tuhan pada proyeksi emosinya yang memenjarakan Tuhan dalam nalarnya sehingga diangap tidak mampu memberi makna hidup berbahagia. Maka bangsa Israel berpaling dari Tuhan lalu mencari kebahagiaan hidup di luar Tuhan Allah. Itulah makna ketegaran hati, esensi dari kekerasan jiwa melawan Tuhan.

    Dan tentu saja dalam realitas demikian, manusia tidak mengalami nikmatnya kasih sayang Tuhan, tidak mengalami kesetiaan Tuhan. Sebuah pengalaman hidup tanpa Tuhan. Sebuah perjalanan hidup dalam kegelapan tiada batas, penuh derita tiada akhir. Itulah sebabnya manusia selalu haus dalam pengembaraan jiwanya guna menemukan hidup yang berbahagia. Tetapi semakin jauh dari Tuhan, semakin berat derita hidupnya, semakin dahaga peziarahan jiwanya.

    Maka, pada realitas kedegilan hati dan hasrat hidup yang tegar tengkuk itulah bangsa Israel diingatkan pemazmur untuk bertobat agar hidup bersama dengan Tuhan dalam kasih setia-Nya (khesed). Dalam realitas dahaga pengembaraan jiwa itulah pemazmur memanggil setiap orang untuk hidup dalam hukum Tuhan. Sebab, adanya kemauan hati untuk hidup merasakan kasih Tuhan, adanya keterbukaan jiwa untuk hidup berdasarkan kesetiaan Tuhan, maka setiap orang beriman akan mengalami hidup yang berbahagia.

    Sehingga setiap orang yang bertobat untuk hidup dalam kasih setia Tuhan maka praktek hidupnya akan berpegang teguh pada hukum Tuhan dan diwujudkan dalam realitas hidup bersama sebagai umat Tuhan. Orang beriman yang digerakkan oleh kasih setia Tuhan akan dapat hidup bersama dalam keluarganya. Melihat, merasakan pengalaman hidup dalam kasih setia Tuhan sehingga keluargnya dapat berbahagia karena kasih setia Tuhan

    Orang beriman yang menaati hukum kasih setia Tuhan akan menghargai perbedaan, kemajemukan hidup sehingga umat Tuhan dengan segala ciptaan-Nya termasuk pengelolaan hutan, pengelolaan sumber daya alam akan dapat merasakan sukacita, dan melihat kemegahan Tuhan. Maka, dalam praktek hidup demikianlah orang-orang beriman dapat melihat, merasakan, sukacita dan keselamatan atas kemegahan Tuhan. Itulah makna kebahagiaan karena hidup dalam kasih setia Tuhan.

    Maka, khesed, kasih setia Tuhan bagi bangsa Israel yang tegar tengkuk. Tuhan setia menanti pertobatan setiap orang yang berpaling dari-Nya. Itulah cara berada Tuhan Allah sebagai sumber kasih setia yang tiada berakhir. Itulah perwujudan Diri Allah sebagai sumber kasih setia yang tak berkesudahan. Jadi, Tuhan itu baik, bukan karena kita baik. Dan itu berarti, panggilan untuk hidup dalam kasih setia Tuhan adalah panggilan untuk berbahagia.

    Keyakinan pada kasih setia, janji penyertaan, hukum Tuhan yang meluruskan arah dan tujuan perjalanan hidup akan menempatkan orang beriman untuk dapat memahami realitas tantangan hidup berpijaknya. Sehingga orang beriman diberi kekuatan dan kepastian keselamatan dalam menghadapi tantangan hidupnya. Justru pada adanya tantangan hidup itulah maka orang beriman semakin berpegang teguh pada hukum Tuhan, digerakkan oleh kasih Tuhan, dimotivasi oleh kesetiaan Tuhan.

    Maka kesediaan untuk datang dan hidup dalam kasih setia Tuhan akan membuat orang beriman mengalami kebahagiaan hidup. Itu berarti, jika Tuhan mengasihi orang Israel yang tegar tengkuk, jika Tuhan menanti orang-orang yang lari dari hadapan-Nya untuk bertobat, itu adalah wujud dari cara berada Tuhan dalam menyatakan diri-Nya sebagai sumber kasih setia sebab Allah adalah kasih. Dan pada saat yang sama, panggilan hidup dalam kasih setia Tuhan adalah untuk kebahagiaan hidup orang beriman. Selamat menikmati tantangan perjalanan hidup yang mengandalkan kasih setia Tuhan menuju sukacita dan kemenangan hidup yang berbahagia. Amin

    Berbahagia Karena Kasih Setia Tuhan

    Baca Juga:
    Sumber
    : Koran SIB
    SHARE:
    Tags
    komentar
    beritaTerbaru