Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 26 Juni 2025

Jadilah Pemuda yang Kuat dan Tahan Uji (Ayub 1: 1-22)

Oleh: Rizki Devi Florensia Sihotang
Redaksi - Sabtu, 01 April 2023 22:28 WIB
5.609 view
Jadilah Pemuda yang Kuat dan Tahan Uji (Ayub 1: 1-22)
Rizki Devi Florensia Sihotang, Pendidikan Agama Kristen (PAK), Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan.
Ayub merupakan seorang tokoh Alkitab yang saleh dan jujur serta takut akan Allah yang menjauhi kejahatan. Ayub memiliki tujuh anak laki-laki, tiga anak perempuan dan juga memiliki harta kekayaan yang di antaranya: tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina (Ayub 1-3). Iblis datang menghampiri Allah dan meminta izin untuk mencobai Ayub. Ayub kehilangan semua anaknya dan segala harta bendanya, dan juga dihinggapi penyakit kulit, namun Ayub tetap setia kepada Tuhan walaupun Ayub mengalami penderitaan (Ayub 1:12).
Ayub menjadi teladan bagi siapa pun yang taat kepada Allah. Semua cobaan yang datang kepada Ayub mampu dilewatinya karena keteguhan imannya kepada Tuhan. Kisah Ayub ini secara jelas dikisahkan dalam kitab Ayub. Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu hikmat yang membahas secara mendalam masalah universal yang penting dari umat manusia, hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Kitab Ayub ini menerangkan tentang keadilan Tuhan dan penderitaan orang saleh.
Pasal 1 (Ayub 1 : 1- 22 ) Ayub diperkenalkan sebagai seorang yang takut akan Allah dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur. Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1 : 13-22; Ayub 2 : 7-10). Ayub tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan Allah dan Iblis (Ayub 1 : 6 -12; Ayub 2 : 1 - 6 ). Ketiga teman Ayub: Elifas, Bildad, dan Zofar datang untuk menghibur Ayub.
Takut akan Tuhan merupakan awal dari hikmat yang menjadi ciri Khas Ayub. Ayub tinggal di tanah Us yang terletak di sebelah Timur Kanaan. Di wilayah itu terdapat banyak kota, peternakan dan kelompok- kelompok pengembara. Ayub seorang tokoh Alkitab yang saleh dan jujur, takut akan Tuhan. Ayub memiliki harta kekayaan yang banyak, dia memiliki Sepuluh anak Tujuh laki dan Tiga orang perempuan ( Ayub 1: 1-3 ). Ayub merupakan orang yang setia melaksanakan tugasnya sebagai imam dalam keluarganya. Dalam kesalehan Ayub terhadap Tuhan, Iblis Pun mencobai Ayub dengan berbagai penderitaan yang dialami oleh Ayub.
Ayub kehilangan anak-anaknya, ternaknya, dan dihinggapi penyakit kulit yang berbahaya sehingga orang sekitar menjahui Ayub. Ratapan Ayub menyatakan nasib yang lebih buruk dari pada maut keputusan Ayub dan sikap Allah yang diam. Ayub melihat tanda-tanda berkat Allah telah lenyap dalam hidupya, sumber sukacitaannya telah hilang.
Penderitaan yang dialami Ayub membuat orang sekitarnya menyalahkan dia dan juga istrinya menyuruh supaya Ayub menghujat Allah, namun Ayub tetap setia kepada Allah.
Pada Akhirnya penderitaan yang dialami Ayub lepas dia mampu bertahan dalam menghadapi badai kehidupan yang dialami, meskipun dia sempat berdosa kepada Allah terhadap pengertian Ayub dalam penderitaan yang dialaminya. Ayub mengakui dosanya dihadapan Allah. Ayub melakukan pengakuan dosa, maka Allah melipat gandakan semua harta kekayaannya, sebagai wujud kemenangan Ayub atas segala pencobaan yang dihadapinya.
Kita sering sekali saat ibadah di gereja,pada saat hamba Tuhan yang menyampaikan kebenaran dari pada firman Tuhan, kita sering bermain-main, tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan, kita bermain handphone, kita tidak sadar bahwa Tuhan hadir pada saat itu, kita tidak takut. Kita lebih mengikuti kemauan kita sendiri. Sering juga kita melawan orang tua, bahkan menjahili teman.
Kita dapat belajar dari pada Ayub yang dikatakan pada firman Tuhan sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh, jujur ,dan takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Kesalehan atau kesetiaan menjadi suatu persoalan yang mendasar bagi manusia.
Kesalehan manusia itu dapat diukur dari bagaimana cara ia menyikapi dalam hidupnya sehari-hari. Sebagai contoh bahwa saat ia diberikan suatu cobaan penyakit yang sangat menyiksa dan parah, ia tetap setia kepada Allah dan tetap teguh pada imannya. Dan ia juga percaya bahwa Allah akan memberikan kesembuhan bagi dirinya. Selain itu masih banyak lagi contoh dalam mengenai kesalehan, kesetiaan, kejujuran kepada Allah dalam hidup manusia.
Dewasa ini, banyaknya orang yang lebih memilih hidupnya yang berada dalam zona nyaman, berarti artinya lebih memilih sesuatu yang lebih dapat menguntungkan dirinya sendiri. Meskipun lari dari tanggung jawabnya.
Di zaman era modern ini, semua ditantang kesalehannya oleh Tuhan. Bahwa semakin sulitnya suatu perekonomian dan banyaknya suatu cobaan yang menimpa hidupnya, dan kebanyakan orang tidak tahan dalam menghadapinya dan bahkan lebih memilih sesuatu yang menurutnya aman untuk hidupnya.
1.Saleh berarti setia dan mampu bertahan terhadap berbagai cobaan yang silih berganti, bahkan cobaan itu bukan lagi tergolong cobaan yang ringan melainkan suatu cobaan yang luar biasa berat sehingga dari situlah orang dapat diukur kesalehannya.
2.Banyak fakta yang menggambarkan orang yang tidak dapat saleh atau setia dalam menjalani hidupnya. Maka tidak jarang juga penyebab seseorang tidak dapat lagi saleh adalah materi, ketidak nyamanan, kondisi yang tidak mendukung, dan lain sebagainya.
3.Gambaran orang saleh yang benar-benar saleh dalam menghadapi segala cobaan yang ada ialah Ayub. Ayub adalah seorang salah satu dari sekian banyaknya tokoh dari Kitab Suci yang mengajarkan tentang kesalehan atau kesetiaan dalam tindakannya. Ayub di dalam Kitab Suci dikisahkan bahwa sebagaimana orang yang saleh tetapi banyak mengalami sebuah penderitaan karena diberi cobaan oleh iblis atas izin Allah sebagai ujian atas kesalehannya.
Jangan dikira cobaan yang diberikan iblis hanya cobaan yang ringan-ringan saja, tetapi melainkan cobaan yang sangat sulit bahkan orang lain tidak sanggup menanggungnya dan membuatnya tidak mampu bertahan dalam kesalehannya.
4.Menderita merupakan suatu ujian dari seorang iblis atas izin Allah. Dengan begitu Allah tahu seberapa besar kesalehan umat-Nya untuk tetap patuh kepada-Nya. Bukan berarti jika orang tahan derita ia tidak mengeluh, tetap orang seperti Ayub pun mengeluh dalam penderitaannya. Akan tetapi mengeluh bukan berarti ia harus berpaling dari Allah tetapi cobalah untuk selalu mengerti dan memahami serta memaknai setiap penderitaan yang ada dalam hidup ini. Ayub bukan hanya sekali atau dua kali dalam sebuah penderitaannya juga sebagai seorang saleh.
Biasanya, setiap orang yang mengalami suatu penderitaan akan mengutuki Allah dan bahkan berpaling dari Allah itu sendiri. Seringkali orang yang mengalami penderitaan itu telah melanggar larangan Allah atau ia berbuat kesalahan dan dosa kepada Allah, tetapi Ayub tidak melakukan kesalahan dan dosa.
5.Kitab Ayub menggambarkan bahwa Allah mengijinkan suatu penderitaan itu kepada orang yang sangat taat dan ia tidak berbuat kesalahan maupun dosa. Dalam kehidupan sehari-hari Ayub sangat setia dan menjalankan perintah Allah dengan baik. Tetapi yang menjadi persoalan ialah mengapa Allah tega memberinya ijin iblis untuk mendatangkan penderitaan pada hidup Ayub yang saleh.
6.Pembuktian mengenai gambaran kesalehan Ayub, bisa dilihat dalam kitab Ayub (ayub1:22). Di sana, Ayub mengungkapkan perasaannya bahwa ia tidak pernah melakukan kesalahan dan ia selalu taat kepada Allah namun ia diberi penderitaan yang begitu dahsyat. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa Ayub sebagai orang yang saleh secara terus-menerus mengarahkan jalan hidupnya pada jalan kebaikan Allah. Di sini Ayub dapat menunjukkan dirinya sebagai orang yang saleh, tidak becacat dan tidak bercela di hadapan Allah.

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru