Ketika 1800 Hati Berkumpul, IKKSU Jabodetabek Rayakan Paskah dengan Cinta dan Kepedulian

Jakarta(harianSIB.com)
Pagi itu, udara sekitar Graha Girsang, Bekasi, Minggu (27/4/2025) seakan membawa aroma kampung halaman. Di sebuah sudut kota yang ramai, 1.800 jiwa dari berbagai penjuru Jabodetabek berkumpul dalam satu iman, satu hati.

Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara (IKKSU) Jabodetabek merayakan Paskah 2025, membalut suasana dengan tema yang menggetarkan: Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga.

Dari kejauhan, prosesi perarakan terlihat anggun. Uskup Mgr. Kornelius Sipayung, Uskup Agung Medan, melangkah perlahan di antara para pastor, suster, misdinar, dan petugas liturgi. Nampak Rosianna Silalahi (Eks Pemred Kompas TV) ikut menjadi salah satu petugas liturgi.

Baca Juga:

• Gapeksindo Sumut Suarakan Kepentingan Kontraktor Daerah di Munas VI Jakarta
• Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu Tinjau Pemberian MBG di Medan Amplas

Diiringi tarian Simalungun yang memukau, langkah mereka menandai awal dari sebuah perayaan yang tak sekadar ritual, tapi juga pernyataan iman akan pengampunan dan persatuan.

Suara koor yang dipimpin Elwin Rajagukguk mengalun merdu, mengisi ruang-ruang kosong dalam hati mereka yang hadir.

Baca Juga:

• Bulog Sumut Siap Serap Gabah Petani Meski Panen Mulai Menipis
• Kepala Perwakilan Ombudsman Sumut Minta Dinas Kominfo Medan Tidak Menutup Akses Informasi Publik

Bacaan Kitab Suci mengalir dalam berbagai bahasa daerah, Pakpak, Nias, Angkola, Simalungun, Karo, Toba, seolah menghadirkan Sumatera Utara di tengah hiruk-pikuk metropolitan.

Tokoh-tokoh penting pun turut hadir, membawa aura kehormatan: Prof. Adrianus Meliala, Robert Simbolon, dan Salman Hababean Direktur Pendidikan Katolik dari Dirjen Bimas Katolik.

Usai misa, ramah tamah bukan sekadar acara hiburan. Tarian tradisional, vocal group OMK (Orang Muda Katolik), dan ritual manortor menjadi jembatan nostalgia yang menghubungkan generasi lama dan muda.
Doorprize yang diumumkan satu per satu menggema dengan tawa riang—sejenak membebaskan semua dari beban kehidupan kota.

Ketika diwawancarai Jurnalis SNN, Tuahta Aloysius Saragih, Ketua Panitia Paskah, bercerita tentang betapa antusiasme melebihi ekspektasi. "Target kami 1200 orang, tetapi hari ini yang hadir 1800," ujarnya.

Ia menegaskan, Paskah ini bukan hanya selebrasi, melainkan juga wujud nyata kepedulian. Pemeriksaan kesehatan gratis untuk 200 orang, bantuan pendidikan, hingga dukungan bagi gereja-gereja di Sumatera Utara menjadi bagian dari pesan kasih yang diusung tema besar KWI tahun ini yaitu keberpihakan kepada kaum marginal.

Dari sisi sejarah, Lodewijk Sihite, Ketua Umum IKKSU Jabodetabek periode 2025-2030, menyentuh benang merah perjalanan IKKSU sejak 1955. Dari Ikatan Keluarga Batak di Menteng hingga menjadi IKKSU modern yang mewadahi Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Angkola, Nias, bahkan warga keturunan Tionghoa yang beriman Katolik.

"Kini kami bukan lagi sekadar komunitas diaspora," kata Lodewijk, "Kami sudah resmi menjadi organisasi kategorial di bawah KWI, setara dengan Ikatan Dokter Katolik."

Rencana besar pun sudah disusun mulai dari kaderisasi OMK, legalitas hukum, hingga IKKSU Nusantara dan Dunia. Semua disiapkan bukan untuk sekadar bertahan, tapi untuk tumbuh, menjadi terang dan garam di tengah dunia.

"Kami ingin OMK tidak hanya berkumpul, tapi juga bertumbuh dalam iman, bahkan menemukan pasangan hidup di antara sesama," Lodewijk menambahkan sambil tertawa kecil, penuh harap.

Sekretaris Jenderal IKKSU Jabodetabek, Rasnius Pasaribu, menambahkan bahwa Paskah bukan hanya kisah kebangkitan Kristus dua ribu tahun lalu, tetapi juga kebangkitan dalam diri setiap umat, dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika sore perlahan menutup hari, dan lagu "Mulak Pe Au" serta "O Tano Batak" mengalun lirih, semua yang hadir tahu bahwa mereka tidak sekadar menghadiri acara. Mereka pulang membawa damai, membawa janji untuk menjadi keluarga besar yang tetap setia dalam iman — dimanapun kaki melangkah.(*)