Kotapinang (SIB)
Proyek pembangunan tembok penahan tanah yang tidak memiliki plank di Jalinsum-Sisumut, Desa Persiapan Perkebunan Emplasmen, Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labusel, tepatnya di depan Pos Lantas Sisumut, makan korban.
Proyek yang diduga milik Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan, yang tidak diketahui siapa rekanan dan besar anggarannya tersebut, telah mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, Senin (10/8/2020) malam.
Sekira pukul 23.00 WIB, satu unit mobil Totoya Fortuner BM1398LF yang dikemudian Ulis warga Pekanbaru, Provinsi Riau, bertabrakan dengan mobil boks (tidak diketahui identitasnya), karena berusaha mengelakkan tumpukan material proyek yang memakan badan jalan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Pengemudi Fortuner hanya mengalami luka-luka ringan, meski mobilnya rusak parah.
Warga setempat Rahmat (51) kepada wartawan, Kamis (13/8/2020), mengatakan, kecelakaan terjadi akibat material proyek, seperti batu koral dan pasir ditumpuk dan berserakan hingga menutupi hampir separuh badan jalan. Selain itu, kata dia, di lokasi proyek minim tanda keamanan dan rambu.
"Mobil Fortuner dari arah Pekanbaru menuju Medan, berusaha mengelakkan material di badan jalan. Material itu tidak terlihat, karena awalnya tidak ada rambu atau pengaman. Sementara dari arah berlawanan muncul mobil boks, sehingga bertabrakan. Mobil boks tersebut langsung kabur," katanya.
Warga lainnya, Supri (43) mengatakan, pekerjaan proyek tersebut diketahui sudah berlangsung sekira satu minggu. Namun, kata dia, sampai saat ini tidak jelas perusahaan apa yang mengerjakan dan berapa anggarannya, karena tidak ada papan informasi (plank) di lokasi proyek tersebut.
"Kami tidak tahu kapan proyek itu mulai dikerjakan. Cuma seminggu terakhir terlihat ada sejumlah tukang melakukan pemasangan batu," katanya.
Ketua GAMKI Kabupaten Labusel, Agata Karokaro sangat menyayangkan lalainya pihak rekanan dan pemerintah terkait pengamanan dan minimnya informasi proyek tersebut. Menurutnya, pemerintah harusnya memberikan informasi seluas-luasnya perihal pengerjaan proyek itu, sehingga proyek itu tidak terkesan siluman.
Dia berharap pemerintah segera mengambil tindakan atas pekerjaan proyek siluman itu. Sehingga, tidak berujung malapetaka bagi proyek itu sendiri dan pengguna jalan yang melintas.
Sementara itu, ketika wartawan menyambangi lokasi proyek untuk melakukan konfirmasi, Kamis (13/8/2020) siang, tidak terlihat seorang pun di lokasi. Hanya ada tumpukan material pasir, batu koral besar serta tembok penahan yang sebagian baru selesai dikerjakan dan sudah diberikan tanda pengamanan. (*)