Kisaran (SIB)
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asahan mencatat, dari Januari-Desember 2020 ada 629 warga terjangkit penyakit Tuberculosis (TBC).
Hal itu dikatakan Safrin Sanja Hutahaen, Kabid P2P Menular didampingi Rudi Nasution Wasor TB kepada SIB, Selasa (2/2/2021).
Safrin menjelaskan, penyakit TBC (Tuberkulosis) disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini menyebar di udara melalui percikan ludah penderita misalnya saat berbicara, batuk atau bersin.
"Penyakit ini lebih rentan terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah. Gejala yang ditimbulkan, demam, lemas, berat baadan menurun, tidak nafsu makan, nyeri dada serta berkeringat di malam hari," ujar Kabid P2PM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular) dinkes Asahan.
Lanjut nya, untuk menangani masalah tersebut Dinkes Asahan terus meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mengobati penderita. Disatu sisi, mayoritas masyarakat menganggap batuk sebagai gejala awal TBC sebagai batuk biasa sehingga enggan berobat. Padahal, penyakit tersebut mudah menular dan membutuhkan perawatan medis secara serius.
Pada kesempatan lain, Rudi Nasution, Wasor TB Dinkes Asahan menerangkan, tahun 2020, penemuan penderita tuberkulosis menurun yakni 629 kasus, sementara tahun 2019 ada sekitar 1.159 kasus. Hal itu disebabkan mewabahnya virus Covid-19 sehingga masyarakat enggan berobat. Pandemi corona mengamcam penurunan kasus TBC yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir.
Dikatakan, penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika penderita mengikuti saran dari dokter. Prinsip utama pengobatan TBC (tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat selama jangka waktu yang dianjurkan oleh dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum waktu yang dianjurkan, sambung nya, penyakit TBC yang diderita berpotensi menjadi kebal terhadap obat-obat yang biasa diberikan. Jika hal ini terjadi, TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit diobati. Untuk penderita yang sudah kebal dengan kombinasi obat tersebut, akan menjalani pengobatan dengan kombinasi obat yang lebih banyak dan lebih lama.
"Lama pengobatan dapat mencapai 18-24 bulan. Selama pengobatan, penderita TBC harus rutin menjalani pemeriksaan dahak untuk memantau keberhasilannya," terang Wasor itu.(*)