Medan (SIB)
Kondisi rumah sakit di Sumut khususnya Medan sangat prihatin, karena pasien yang berobat mengalami penurunan 30-40% akibat pandemi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sumut, dr Azwan Hakmi Lubis mengatakan sebanyak 70 rumah sakit di Medan tidak akan bertahan jika tidak segera bertindak.
"Di Medan ini ada 70 rumah sakit, kalau tidak mengambil tindakan maka akan tidak bertahan," kata Azwan kepada wartawan via telepon seluler di Medan, Selasa (23/2/2021).
Ia mengklaim di pandemi virus mematikan ini, pasien-pasien yang non Covid-19 mengalami penurunan. Penurunannya sangat besar yakni sampai 30 hingga 40 persen.
"Inikan berdampak pada pendapatan. Ujung-ujungnya operasionalnya terganggu," ucapnya.
Ia menyarankan salah satu upaya manajemen agar bisa bertahan di antaranya harus memiliki inovasi dan kreatif untuk menutup pendapatan yang telah hilang. Biasanya rumah sakit ada perawatan pasien non Covid-19, namun saat ini pasiennya takut ke rumah sakit karena pandemi.
"Kalau biasa rumah sakit bisa mendapat Rp100 miliar perbulannya, sedangkan sekarang hanya dapat Rp50-60 miliar. Inikan jelas menganggu. Jadi harus kreatif. Dia harus bisa mencari sumber-sumber pendapatan lain," tegasnya.
Ia kembali memberi saran yang harus dilakukan manajemen, misalnya rawat pasien Covid-19, punya laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR). Kemudian rumah sakit harus ada telemedicine, yaitu berobat dengan menggunakan teknologi. Misalnya berobat dengan cara telepon, wa, videocall. Sistem ini bagi pasien yang takut berobat ke rumah sakit.
"Hal terparah jika tidak kreatif di pandemi ini, rumah sakit akan bisa tutup. Di Medan ada 70 rumah sakit. Hanya beberapa saja yang dinilainya bisa bertahan dan kreatif di antaranya RSU Royal Prima Medan dan RSU Murni Teguh Medan. Biaya operasional terus berjalan seperti biaya telepon, air, perawatan gedung. Sedangkan pemasukan kurang. Bagaimana bisa membayar nakes," sebutnya. (*)