Jakarta (SIB) -Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie mengatakan generasi muda perlu mengetahui tentang tragedi Mei 1998. Dia menegaskan kejadian itu tidak boleh terulang lagi.
Hal itu disampaikan saat peringatan Tragedi Mei 98 yang diadakan Komnas Perempuan di TPU Pondok Ranggon, BLAD 27, Blok AA1, Jalan Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (8/5). Peringatan ini mengambil tema 'Mewujudkan Pemerintah yang Ingat, Hormat dan Adil terhadap Sejarah'.
"Tahun depan bersama-sama bersatu memperingati malapetaka Mei 98 ya, dan sekarang kita persiapkan yang baik-baik, supaya kita bisa memberikan informasi bagi generasi-generasi, karena informasi itu penting, sudah tidak boleh terulang lagi di negeri ini," kata Habibie.
Dalam pesannya, Habibie bicara soal kebhinekaan sebagai kekuatan dari suatu negara. Menurutnya, kebhinekaan bisa didapatkan dengan budaya dan agama.
"Kebhinekaan itu adalah kekuatan, kebhinekaan itu bisa didapatkan antara budaya dan agama, nah kita sekarang tahu itu, di Eropa Jerman itu, di Amerika serikat yang bhineka di California, itu maju," ujarnya.
Habibie menjelaskan nilai-nilai positif yang terkandung di dalam UUD 1945. Menurutnya nilai itu berakar pada sumber daya manusia yang mengakui adanya nilai absolut dan relatif.
"Berapa jam tadi saya jelaskan nilai positif, positif dengan nilai absolut dan nilai relatif yang dalam hal itu adalah UUD 1945, nilai itu adalah berakar pada SDM yang mengakui adanya nilai-nilai absolut, dan nilai-nilai relatif, dan kita mau mempunyai tekad bersama untuk terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelasnya.
Habibie juga menegaskan Tragedi Mei 98 ini tidak boleh dilupakan. Hal ini dikarenakan peristiwa tersebut adalah sebuah fakta yang sudah terjadi.
"Kejadian 98 kita tidak boleh melupakan itu, itu adalah suatu fakta yang sudah terjadi, ada yang mengatakan itu hanya berapa orang, hanya seratus orang dari 250 juta, tapi itu adalah ujung tombak dari ketidakadilan, ya orang itu tidak mempunyai nilai agama, itu tidak boleh, jadi solusinya adalah kita terus mengadakan riset dan kemasyarakatan nilai nilai Pancasila," tutupnya.
Desak Pemerintah Usut Tuntas
Sementara itu, Ketua Komnas Perempuan Azriana Manalu mengatakan pihaknya mendesak pemerintah dalam penyelesaian kasus Tragedi Mei ྞ demi memenuhi rasa keadilan pada korban. Ia juga mengatakan memorialisasi seperti ini didapatkan sejak Joko Widodo menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
"Kami mendesak mengingatkan pemerintah penyelesaian kasus-kasus untuk memenuhi rasa keadilan korban, untuk itu pula kami memberi tema pada peringatan Tragedi Mei 98 tahun ini, memorialisasi kami dapatkan dari bapak Jokowi, kami berharap inisiatif dapat dikembangkan menjadi bagian nasional baik itu Tragedi Mei 98 atau tragedi lainnya," ucapnya.
"Kami juga sampaikan apresiasi kepada pemerintah, dan pemulihan bagi komunitas korban, pembebasan retribusi makam dan pemberdayaan ekonomi bagi keluarga korban," tutupnya.
(detikcom/d)