Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 10 Juli 2025

Wapres JK Ingin Riset Minimalisir Dampak Bencana

- Rabu, 10 Mei 2017 14:13 WIB
1.361 view
Depok (SIB) -Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap riset kebencanaan dapat dimanfaatkan untuk upaya pencegahan dampak bencana. Lewat riset diharapkan potensi bencana dapat diketahui untuk menyiapkan penanganan.

"Kita tidak bicara bencana. Kita ingin bagaimana mengurangi bencana berarti kita bicara keselamatan," ujar JK dalam sambutan Pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-4 Riset Kebencanaan di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Senin (8/5).

JK memaparkan kagetori bencana yakni bencana alam dan bencana karena ulah manusia. Bencana yang disebabkan karena ulah manusia menurut JK paling sering terjadi, misalnya banjir karena hutan yang digunduli dan sampah yang menumpuk.

Ada juga bencana yang dapat diprediksi seperti angin  topan dan banjir. Namun menurut JK belum banyak ilmu pengetahuan yang dapat memprediksi waktu tepat terjadinya suatu bencana.

"Oleh karenanya harus ada rumusan tentang bagaimana mengurangi efek bencana. Ada 4 hal yang musti dijawab. Apa? di mana? Kenapa? dan Bagaimana? kita jawab 4 pertanyan ini," kata JK.

JK menyebut upaya pengurangi dampak bencana tak perlu dilakukan dengan bermacam analisa. Yang harus dilakukan menyiapkan langkah mengantisipasi datangnya bencana.

"Berarti masyarakat harus tahu bagaimana menghindarinya. Gempa tidak membunuh orang, yang membunuh bangunan runtuh. Solusinya bagaimana membikin bangunan tahan gempa. Kadang kala panas kalau ada gempa. Studi kebencanaan ini muncul kesadaran kita perlunya," terang JK.

"Gempa tidak menimbulkan kematian. Yang menyebabkan kematian gedung yang runtuh. Karena itu skala ricther tidak simetris dengan korban," sambungnya.

Sebagai contoh, gempa di Yogyakarta beberapa tahun silam berkekuatan 5,9 SR dengan jumlah korban tewas 5 ribu orang. Sementara gempa di Sumatera Barat dengan kekuatan 7,1 SR mengakibatkan korban tewas sebanyak 1.500 orang.

"Harus diketahui jam berapa kejadiannya? Jam 5 subuh. Kenapa? Struktur rumah di Jawa pakai genteng dan penahanannya bambu," sambungnya.

Karena itu untuk mengurangi efek dari bencana, diperlukan pemahaman mengenai kultur daerah.

"Suatu mitigasi preventif tapi belum cukup. Bagaimana mengatur kebiasaan," kata JK. (detikcom/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru