Jakarta (SIB)- Wilayah Manna, Provinsi Bengkulu, diduga menjadi sumber utama pasokan daging celeng dari Sumatera ke Jawa termasuk ke Jakarta. Daging celeng ini ada yang dikirim ke Jakarta untuk industri olahan daging tujuan ekspor.
Seorang pemburu babi hutan asal Lampung yang namanya tak mau disebutkan, mengatakan di setiap bulan Juli, Agustus hingga September biasanya ada Safari Berburu di Manna, Bengkulu. Serbuan hama daging celeng meningkat pada periode tersebut.
“Hasil buruan memang diambil oleh penampung dari Jakarta, yang menurut info diolah di pabrik menjadi sosis babi untuk diekspor ke Hong Kong dan Singapura,†kata pemburu tersebut, Kamis (17/7).
Pemburu tersebut mengatakan biasanya pasokan daging celeng untuk kebutuhan industri olahan daging babi membawa daging dari Bengkulu ke Jakarta dengan kendaraan khusus.
“Dibawa menggunakan mobil berpendingin atau chiller,†katanya.
Kasus tertangkapnya pengusaha daging celeng olahan seperti produk bakso di Jakarta bukan hal baru, misalnya M pada Mei 2014 lalu, tukang bakso daging celeng, SW (45) akhirnya diserahkan petugas Dinas Peternakan Jakarta Barat ke pihak kepolisian.
Pedagang bakso yang biasa menyalurkan barang dagangannya di kawasan Tambora, Jakbar ini biasa menghabiskan 15 kg daging celeng per hari untuk bakso olahannya.
Senapan Hingga Jaring
Sindikat pengedar daging celeng dari Sumatera ke Jawa tak hanya melibatkan kalangan pemburu di Sumatera. Mereka berburu dengan cara modern hingga dengan cara tradisional.
Seorang pemburu asal Lampung mengatakan, pasokan daging celeng paling banyak berasal dari Bengkulu, yang berasal dari hasil perburuan hama hingga aksi pemburu tradisional oleh masyarakat luas.
“Daging Celeng yang beredar sekarang ini kemungkinan besar dari hasil perburuan orang kampung berburu dengan anjing dan munggunakan jala,†katanya.
Ia mengatakan di kawasan-kawasan perkebunan sawit di Bengkulu banyak kelompok-kelompok pemburu babi hutan dengan cara tradisional. Hasilnya selain dikonsumsi sendiri, selebihnya bisa dijual.
Menurut pemburu tersebut hasil berburu dengan menggunakan jaring lebih efektif daripada memaki senapan api. Dengan perangkap jaring, jumlah celeng yang ditangkap lebih banyak.
“Dan hasilnya lebih banyak ketimbang ditembak perbandingannya 10:1,†imbuhnya.
(detikfinance/q)