Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 04 Agustus 2025

12 Perusahaan Akan Investasi di Manufaktur, Total Rp 1.048 Triliun

* KEK Galang Batang Bakal Serap 23 Ribu Naker
Redaksi - Senin, 28 September 2020 13:30 WIB
290 view
12 Perusahaan Akan Investasi di Manufaktur, Total Rp 1.048 Triliun
Internet
Industri manufaktur berdarah-darah.
Jakarta (SIB)
Kementerian Perindustrian mencatat bakal ada 12 perusahaan yang masuk untuk menanamkan investasi di sektor manufaktur sepanjang periode 2019-2023. Berdasarkan data yang tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total investasi yang akan masuk itu senilai Rp 1.048,04 triliun.

Adapun sektor yang dilirik adalah industri permesinan dan alat mesin pertanian, industri kimia hulu, industri kimia hilir dan farmasi, industri logam (non-smelter), industri smelter, industri elektronika dan telematika, serta industri makanan hasil laut dan perikanan.

Berikutnya, industri minuman, tembakau dan bahan penyegar, industri tekstil, kulit dan alas kaki, industri alat transportasi (otomotif), industri bahan galian non logam, serta industri hasil hutan dan perkebunan.

“Kami siap kawal realisasi investasi ini, karena tentunya akan sangat membantu pada program substitusi impor,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/9).

Kementerian Perindustrian saat ini tengah berfokus mewujudkan program substitusi impor sebesar 35 persen pada tahun 2022. Target ini diakselerasi guna mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.

Agus sudah menghitung jumlah investasi yang dibutuhkan untuk mengalihkan 35 persen impor barang input sektor manufaktur ke produksi dalam negeri. Ia mengatakan, total kebutuhan investasinya sebesar Rp 197 triliun, dengan nilai target produksi Rp 142 triliun, dan biaya investasi Rp 55 triliun. “Target produksi ini adalah untuk struktur biaya di luar proses produksi, seperti perizinan, pengadaan lahan dan lainnya,” kata dia.

Apabila investasi itu terealisasi, ujar Agus, akan tercipta sebanyak 397.000 peluang kerja tambahan. Penambahan ini setingkat dengan peningkatan 6 persen ketenagakerjaan di sektor manufaktur. “Kami bertekad untuk menjaga aktivitas sektor industri di tengah masa pandemi saat ini, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.”

Ia memastikan, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sepanjang triwulan II tahun 2020, sektor industri masih memberikan kontribusi terbesar pada struktur produk domestik bruto (PDB) nasional dengan mencapai 19,87 persen.

Sementara itu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau, ditargetkan dapat menyerap 23 ribu tenaga kerja. Saat ini, pembangunan KEK ini telah mencapai 80 persen dan ditargetkan dapat beroperasi mulai tahun 2021.

"Dengan tenaga kerja diserap tahap awal 3.500, diharapkan terus bertambah dan menimbulkan multiplier effect yang lain," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulis, Minggu (27/9).

Airlangga menambahkan, rencananya di KEK Galang Batang juga akan dibangun industri tekstil. Nantinya, industri ini akan menyerap tenaga kerja dari istri atau keluarga pekerja/buruh PT BAI. "Ini adalah pendekatan yang unik yang tidak banyak dilakukan di berbagai pabrik," ujarnya.

Direktur Jenderal Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan, Suhartono, menjelaskan bahwa di KEK Galang Batang tengah dibangun smelter aluminium dengan kapasitas produksi 1 juta ton/tahun. Pihaknya akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan SDM kompeten, guna memenuhi target 23 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan.

Suhartono mengatakan saat ini ada 90 tenaga kerja Indonesia yang tengah mengikuti pelatihan di Cina untuk mendapatkan alih teknologi dan keterampilan."Mereka ini nanti akan menjadi pengganti teknologi dari Tenaga Kerja Asing yang ada di sini." (Tempo.co/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru