Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 31 Juli 2025

Ketua LPS Yakin Titik Terburuk Ekonomi RI Sudah Lewat

Redaksi - Rabu, 25 November 2020 10:35 WIB
299 view
Ketua LPS Yakin Titik Terburuk Ekonomi RI Sudah Lewat
Maritim.go.id
Purbaya Yudhi Sadewa.
Jakarta (SIB)
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS Purbaya Yudhi Sadewa menilai perekonomian Indonesia sudah mulai keluar dari titik terburuknya. Hal tersebut tampak dari sejumlah indikasi perbaikan ekonomi.

"Kalau kita jaga tren seperti ini, kita bisa bilang titik terburuk dari downturn ekonomi kita sudah lewat," ujar Purbaya dalam webinar, Selasa (24/11).

Indikasi tersebut misalnya naiknya Purchasing Managers' Index yang sempat turun beberapa waktu sebelumnya, membaiknya penjualan kendaraan bermotor, serta naiknya sektor retail. Dengan demikian, ia meyakini bahwa kepercayaan dunia usaha mulai mengalami perbaikan.

Perekonomian Indonesia, menurut Purbaya, sempat turun akibat kebijakan pembatasan di tengah pandemi. Pembatasan ini membuat indeks konsumsi turun signifikan. Namun, berdasarkan data yang ia kantongi, ketika pembatasan itu dilonggarkan, maka konsumsi pun naik kembali.

"Jadi konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh cara pemerintah melakukan respons terhadap penyebaran virus ini, bukan karena daya beli masyarakat kurang, tapi karena waktu ditutup masyarakat tidak bisa berbelanja," ujarnya. Ia menyakini kebijakan yang baik dari pemerintah akan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi.

Purbaya melihat pertumbuhan ekonomi kuartal III mulai tumbuh di kisaran 5 persen dibanding kuartal sebelumnya. Artinya, ia mengatakan bisa saja Indonesia sekarang sudah keluar dari kondisi resesi dengan tren ini.

"Kalau global jatuh pun kita enggak perlu takut karena kebijakan dalam negeri cukup baik. Karena kebergantungan kita ke ekonomi dunia hanya 20 persen, dan 80 persen dari permintaan domestik," ujar dia.

Purbaya mengatakan perbaikan ekonomi di dalam negeri selain berasal dari pengendalian virus, juga dengan adanya likuiditas di perbankan dalam hal penyaluran kredit. Ia melihat uang pemerintah di Bank Indonesia yang sempat tinggi di awal tahun sekarang sudah turun di bawah Rp 200 triliun.

"Ini artinya ada injeksi uang besar dari pemerintah ke sistem perekonomian, inline dengan digelontorkan kebijakan fiskal insentif, ini yang membuat perbaikan di kuartal III," ujar Purbaya. Dengan juga adanya dukungan dari kebijakan moneter, ia meyakini perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih baik ke depannya. (Tempo.co/f)

Sumber
: Harian SIB Edisi Cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru