Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 11 Juli 2025

Petani di Sumut Kurang Bergairah Tanam Kedelai, Produksi Selama 2020 Hanya 3.946 Ton

Redaksi - Rabu, 06 Januari 2021 10:26 WIB
499 view
Petani di Sumut Kurang Bergairah Tanam Kedelai, Produksi Selama 2020 Hanya 3.946 Ton
pixabay
ilustrasi kedelai
Medan (SIB)
Para petani di Sumatera Utara kurang bergairah bertanam kedelai karena bersaing harga dengan kedelai impor yang harganya jauh lebih murah dengan produk lokal. Umumnya petani bertanam kedelai setelah panen padi.

" Para petani di Sumut lebih bergairah menanam padi dan jagung”, ungkap Kasi Program Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sumut Yuspahri Perangin-angin kepada SIB, Selasa (5/1).

Disebutnya, orang Sumut tidak seperti orang di Jawa bahwa tempe merupakan suatu kebutuhan atau menu utama. Sebagai petani lebih fokus pada tanaman padi dan jagung harga jualnya lebih mahal ketimbang harga kedelai.

Menurutnya, meskipun ada bantuan pemerintah untuk komoditi kedelai, namun mereka kurang bergairah menyambut bantuan tersebut.

Data diperoleh SIB, kebutuhan kedelai di Sumut 95 % dipenuhi dari impor dan kualitasnya cukup baik,ketimbang kedelai produk lokal yang bentuknya kecil.

Menurut pantauan SIB di sejumlah pasar tradisional di Medan, Selasa (5/1) umumnya kedelai impor ukurannya besar. Kedelenya ada dua jenis yakni kedelai hitam dan kekuning-kuningan.

Sementara itu harga tempe sejak 2 hari ini di sejumlah pasar tradisional maupun warung di pemukiman warga harganya stabil, tidak terpengaruh adanya kenaikan harga tempe di Jawa.

"Harga kami jual masih seperti biasa Rp 2.500 ukuran kecil dan Rp5.000 ukuran besar. Malah sejak awal 2021 ini stok dijual kurang laku, ungkap Tiar pemilik warung di Jalan Purwosari, Selasa (5/1).

Umumnya warung di kawasan ini kurang banyak menjual tempe karena memang orang Medan kurang kuat makan tempe dan bukan menu makanan pokok.

Produksi kedelai 2020
Yuspahri mengatakan, selama tahun 2020 produksi kedelai di Sumut hanya 3.946 ton dari luas panen 2.532 hektar dengan prosuktivitas 15, 59 kwintal per hektar.

" Dari 33 kabupaten dan kota di Sumut hanya 16 kabupaten penghàsil kedelai.Namun hanya 10 kabupaten berpenghasilan di atas 100 ton. Tertinggi Simalungun 1.039 ton menyusul Serdang Bedagai 765 ton, Toba Samosir 556 ton, Langkat 422 ton dan Samosir 265 ton”, ujarnya.(M2/c)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru