Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 06 Juni 2025

PGN Integrasikan Pengelolaan Infrastruktur dan Komoditas Gas untuk Sektor Hilir

Nelly Hutabarat - Rabu, 21 Agustus 2024 16:48 WIB
364 view
PGN Integrasikan Pengelolaan Infrastruktur dan Komoditas Gas untuk Sektor Hilir
Foto Humas PGN
Infrastruktur gas untuk sektor riil.
Jakarta (harianSIB.com)
PT PGN Tbk terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi dengan mengintegrasikan pengelolaan infrastruktur pipeline dan beyond pipeline serta komoditas gas.

Langkah ini bertujuan untuk menjawab tantangan di sektor hilir gas bumi dengan meningkatkan keandalan, fleksibilitas, dan interkoneksi pasar.

Menurut Group Head, Gas and LNG Supply PGN, Muhammad Anas Pradipta dalam siaran tertulis melalui Humas PGN Area Medan, Rabu (21/08/2024), integrasi ini memungkinkan penyesuaian pola operasi untuk memastikan layanan gas lebih fleksibel dan pasokan lebih terjamin.

Baca Juga:

PGN juga mengembangkan small scale LNG dan membangun LNG Hub untuk mengatasi tantangan geografis dan ketidakseimbangan supply-demand.

Infrastruktur LNG yang saat ini dimiliki oleh PGN di seluruh Indonesia antara lain FSRU Lampung (240 MMSCFD), FSRU Jawabarat (500 MMSCFD), LNG RT di Lhokseumawe - Aceh (400 MMSCFD) serta LNG Lamong (25-30 BBTUD).

Baca Juga:

Perencanaan LNG Hub berlokasi di Arun yang terletak di jalur perdagangan Internasional merupakan optimasi aset dan sesuai dengan rencana strategis menyesuaikan potensi pengembangan lapangan migas ke depan. Melalui Perta Arun Gas, saat ini PGN tengah melakukan revitalisasi 1 unit tangki LNG dan diperkirakan dapat beroperasi pada 2025.

PGN juga merencanakan pengembangan LNG Bunkering di beberapa lokasi seperti Arun, Tanjung Priok dan Bontang. Target dalam jangka pendek adalah bunkering di Bontang yang dapat melayani LNG Fueled Vessel kapasitas 1.000 sampai dengan 15.000 M3 di jalur pelayaran melalui selat makasar menuju Australia (efisiensi 2-3 hari) dengan target COD di tahun 2026.

Selain membangun LNG Hub, mekanisme untuk mengatasi imbalance supply & demand adalah melalui pengembangan bisnis retail dengan moda CNG dan LNG berdasarkan kategori pelanggan (Volume) serta jarak antara lokasi supply dan demand pelanggan. Selanjutnya adalah mapping lokasi SPBU di seluruh wilayah Indonesia (24 Unit SPBG milik PGN dan Pertamina) dengan potensi kebutuhan pelanggan diseluruh Indonesia (15.5 BBTUD) yang dapat dilayani menggunakan CNG.

Layanan CNG dan penetrasi pasar retail juga sangat memungkinan untuk menggunakan tabung Cylinder (kapasitas 24 m3 per tabung). Proyeksi kebutuhan gasnya untuk 0,5 BBTUD, membutuhkan 1.320 tabung. Sedangkan untuk supply- chain LNG menggunakan isotank. Saat ini sudah dijalankan di Bontang oleh PT Pertagas Niaga.

"Sinergi perencanaan dengan kawasan-kawasan industri merupakan kunci optimasi pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi. Pengelolaan gas PGN selama ini hampir 60% untuk industri. Jika upaya Quick Win PGN ini sinergis dan dapat menjadi satu orkestrasi perencanaan cetak biru stakeholder layanan gas bumi nasional, kami yakin dan berkomitmen bahwa perluasan akses gas bumi dengan menjadikan kawasan industri sebagai jangkar penyerapan gas bumi dapat melahirkan multiplier effect yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional.(*)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru