Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 31 Juli 2025

Hingga September 2024, Sumut Surplus Jagung 393.822 Ton

Nelly Hutabarat - Jumat, 25 Oktober 2024 21:01 WIB
279 view
Hingga September 2024, Sumut Surplus Jagung 393.822 Ton
FOTO: MI/Bagus Suryo
Ilustrasi jagung.
Medan (harianSIB.com)

Presiden Prabowo menekankan pentingnya swasembada jagung di Indonesia, terutama untuk mendukung kebutuhan pakan ternak dan industri pangan lokal. Prabowo mengatakan swasembada jagung sangat mendesak bagi para petani dan penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

"Di Sumatera Utara, dukungan terhadap swasembada ini kian relevan mengingat Sumut berhasil mencatat surplus jagung yang signifikan. Hingga September 2024, Sumatera Utara telah memproduksi 1.509.866 ton jagung, sementara kebutuhan lokalnya hanya 1.116.044 ton, sehingga menghasilkan surplus sebesar 393.822 ton," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut melalui Perencana Muda, Yuspahri Peranginangin, Jumat (25/10/2024).

Dikatakannya, sekitar 90% produksi jagung di Sumut dimanfaatkan untuk industri pakan ternak, sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan pangan lain seperti tepung jagung.

Baca Juga:

Sentra produksi utama jagung di Sumatera Utara mencakup Kabupaten Karo, Dairi dan Simalungun. Menariknya, seluruh produksi jagung di provinsi ini berasal dari dalam negeri tanpa impor, dengan produktivitas rata-rata mencapai 6,23 ton per hektar.

Dalam periode sembilan bulan tersebut, produksi tertinggi terjadi pada Januari 2024 dengan 273.119 ton dan surplus 132.214 ton.

Baca Juga:

Produksi bulan berikutnya meliputi Februari dengan 132.296 ton (surplus 12.679 ton), Maret 114.440 ton (surplus 2.514 ton), April 94.625 ton (surplus 16.741 ton), Mei 139.359 ton (surplus 17.242 ton), Juni 154.346 ton (surplus 19.045 ton), Juli 238.683 ton (surplus 99.187 ton), Agustus 212.037 ton (surplus 92.263 ton), dan September 150.959 ton dengan surplus 35.421 ton.

Secara nasional, data dari Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) menunjukkan adanya fluktuasi produksi dan kebutuhan jagung. Pada 2021, Indonesia mengalami defisit sebesar 52.213 ton, sementara pada 2022 terjadi surplus sebesar 229.328 ton.

Namun, defisit kembali terjadi pada 2023 sebesar 3.769 ton dan diprediksi akan berlanjut pada 2024 dengan defisit sekitar 92.913 ton. Hal ini menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung peningkatan produksi jagung nasional agar ketergantungan pada impor bisa diminimalkan dan stabilitas pasokan jagung terjaga.

Langkah strategis, seperti peningkatan produktivitas di sentra produksi dan dukungan pemerintah melalui bantuan bibit, diyakini dapat menjadi solusi penting dalam mewujudkan swasembada jagung nasional yang diharapkan. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
Imigrasi Cabut Paspor Riza Chalid

Imigrasi Cabut Paspor Riza Chalid

Jakarta (harianSIB.com)Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan mencabut paspor saudagar minyak sekaligus tersangka kasus korupsi minyak ment