Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 10 Juli 2025

Lima Lagi Korban Banjir Bandang Sibolangit Belum Ditemukan

* Keluarga Berharap Mirza Selamat * 16 Korban Tewas Berhasil Diidentifikasi
- Kamis, 19 Mei 2016 09:10 WIB
981 view
Lima Lagi Korban Banjir Bandang Sibolangit Belum Ditemukan
SIB/Bob Sembiring
Tampak Tim Basarnas menunjukkan barang-barang milik korban yang ditemukan saat pencarian korban banjir bandang Air Terjun Dua Warna Sibolangit di Posko Basarnas, Rabu (18/3).
Sibolangit (SIB)- Upaya pencarian korban bencana banjir bandang yang terjadi di obyek wisata Air Terjun Dua Warna Sibolangit, Deli Serdang masih terus dilakukan tim gabungan. Namun, meski telah memasuki hari ke-4, tim gabungan belum juga berhasil menemukan kelima korban sesuai nama yang terdaftar di Posko Basarnas.

"Sampai pada tahapan pencarian hari ke-4 ini, masing-masing tim yang melakukan upaya pencarian di hilir sungai, belum juga berhasil menemukan korban yang yang tersisa maupun tanda-tandanya. Kecuali barang-barang yang diduga milik para korban ada ditemukan, seperti dompet, tas, snack, power bank, ATM Bank BRI, peralatan kemping,  Foto,  STNK atas  nama Fatimah Rani Nasution yang, ditemukan di lokasi Lau Mentar, Desa durin Sirugun tak jauh dari lokasi kejadian dan seluruh barang temuan itu sudah kita serahkan kepada pihak IC," ujar Ketua Basarnas kota Medan, Zainul Tahar ST selaku Ketua Tim gabungan pencarian korban banjir bandang kepada sejumlah wartawan, Rabu (18/5) sore.

Lebih lanjut ia mengatakan, memasuki hari ke-4, proses pencarian korban bencana alam banjir bandang obyek wisata air terjun dua warna Sibolangit dimulai sejak pukul  08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Personil yang bekerja  dibagi dalam 5 tim, dimana masing-masing tim beranggotakan  30 orang (personil).

Mengenai strategi untuk pencarian hari ke-5, Kamis (19/5), Zainal mengaku, pihaknya akan melakukan perubahan metode.

"Kami akan mengubah metode, kembali pada titik awal di daerah terjadinya longsor. Hal ini kita lakukan berdasarkan informasi yang diterima dari masyarakat. Makanya, besok, Kamis (19/5) penyisiran dilakukan mulai dari hilir kawasan sungai Sembahe hingga ke lokasi terjadinya musibah longsor kawasan Air terjun dua warna Desa Durin Sirugun.

Kita juga akan menambah peralatan seperti alat penggalian, sekop, linggis, alat pemotong, kemudian alat untuk mengungkitnya, sebutnya.
Dijelaskannya, untuk personil yang diturunkan melakukan pencarian, pada hari kelima,sebanyak 150 personil. Tim yang bekerja hari ke-4 akan istirahat dan dilanjutkan dengan tim yang istirahat pada Rabu kemarin.

"Kami belum menentukan pencarian dilakukan selama berapa hari, tapi sesuai prosedur selama 7 hari. Namun, bisa juga diperpanjang jika memang ada informasi yang kita terima dari masyarakat," pungkasnya.

Berharap Mirza Selamat
Keluarga seorang korban dari banjir bandang di lokasi Air Terjun Dua Warna Dusun III Desa Durin Sirugun Kecamatan Sibolangit Deli Serdang, Minggu (15/5), berharap anaknya Mirza selamat dari maut. Pasalnya, Mirza yang merupakan warga Jalan Anyelir 4  Perumnas Helvetia Medan itu belum juga ditemukan.

"Saya sudah cek ke Rumah Sakit Bhayangkara, bahkan ke Sibolangit tapi belum ditemukan juga," kata Asmiruddin yang merupakan ayah dari Mirza.

Walaupun dengan harapan yang tipis, namun pihak keluarga masih berharap anaknya yang baru selesai Sekolah Menengah Atas (SMA) itu selamat dari maut. "Setiap orang pasti berharap kalau anaknya mau hidup, kita tidak tahu kehendak Tuhan," ujarnya.

Pria yang sehari-harinya berdagang di Pasar Helvetia itu mengatakan, pasca mendapatkan kabar terjadi bencana di Sibolangit, ia langsung mencari keberadaan Mirza. "Saya belum yakin penuh anak saya meninggal sebelum jenazahnya ditemukan," ungkap pria yang sering disapa Udin.

Udin mengaku, sebelum berangkat ke Sibolangit, Mirza memang pamit, namun ibunya Ina, tidak memberi izin. "Hari Sabtu (14/5) malam anak saya minta uang kepada saya untuk pergi ke Air Terjun Dua Warna Sibolangit," jawabnya.

Namun, dirinya tidak punya firasat yang aneh dengan kepergian anak bungsunya itu. Pasalnya, Mirza pergi dengan rombongan temannya yang juga merupakan warga Helvetia.

"Siapa yang tahu kejadian seperti ini," sebut dia.

Sedangkan ibu Mirza, Ina, masih terlihat murung sambil menunggu infomasi pencarian seluruh korban banjir bandang. "Belum tahu, belum ditemukan juga si Mirza," katanya.

Rencananya, setelah tamat sekolah ini, Mirza akan mengikuti ujian masuk polisi. "Sudah saya pesankan sama anak saya, jangan lasak-lasak biar bisa jadi polisi," ungkapnya.

Sementara itu, seorang teman Mirza, bernama Ai mengaku sempat ketemu Mirza di Sibolangit. "Mirza dengan rombongannya naik ke atas (Air Terjun Dua Warna), saya tidak ikut. Saya dan Mirza sempat tegur-teguran," aku Ai.

16 Jenazah Berhasil Diidentifikasi
Hingga Rabu (18/5) petang, Tim DVI Poldasu telah berhasil mengidentifikasi total 16 jenazah korban bencana banjir bandang air terjun Dua Warna. Keterangan itu disebutkan Kepala RS Bhayangkara Medan Kombes Farid Amansyah, Rabu (18/5) petang.

 "Ke-16 korban musibah banjir bandang Air Terjun Dua Warna berhasil diidentifikasi. Selanjutnya, jenazah akan secepatnya diserahkan kepada pihak keluarga," ujarnya.

Dikatakan, pihaknya masih menggunakan metode antemortem dan postmortem untuk mengidentifikasi dan mengetahui identitas ke-16 jenazah tersebut.
"Langkah identifikasi yang dilakukan dengan cara mengambil sidik jari, DNA, serta gigi  korban yang dicocokkan dengan pihak keluarga," tambahnya.
Dijelaskan, ke-16 korban yang teridentifikasi yaitu Rianto Fandi (22) warga Jalan Pelajar Timur, Rafki (22) warga Kampung Bukit, Rokan Hulu, Riau, M Gusti Dwi Prasetio (21) warga Jalan Kemuning V, Helvetia, M Iqbal (22) warga Jalan Matahari V, Medan Helvetia, Rizki Ayu Zahra Nasution (23) warga Sigalapung, Kutaraja Tinggi, Paluta.

 Kemudian Dwi Astuti Ningsih, warga Jalan Teladan, Medan. Selanjutnya Melida Gunung Sari Chaniago (21) warga Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Paluta. Kemudian Ade Riana Sihombing (19) warga Kota Padang Sidempuan, Gustinaris Diah Pratiwi (17) Desa Kedung Salam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, dan Wazzah Hajirah (22) warga Dusun II, Parsiluman Desa Bandar Selamat, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu.

Selanjutnya, Muchlis Aludin (22) warga Hamparan Perak, Ahmad Alkim Lubis (22) warga Kabupaten Padang Lawas, Zulhamdi Sakti Wicaksana (22) warga Jalan Matahari IV, Kecamatan Medan Helvetia, Siti Nuraidah (22) warga Jalan Glugur, Ninggsi Trivila (22) warga Desa Pelompek, Kerinci Jambi, serta Rizky Juliani (22) warga Huta Bargaot, Kabupaten Madina.

 "Seluruh biaya identifikasi dan pemulangan jenazah ditanggung pemerintah, yaitu Polda Sumut dan Pemprov Sumut. Hal itu termasuk untuk peti mati, ambulans dan proses perawatan jenazah," tegasnya.

Untuk mengantisipasi jenazah yang mulai membusuk, lanjutnya, pihaknya melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel tes DNA dari anggota keluarga korban.

"Sampai saat ini kondisi jenazah korban banjir bandang sudah mulai proses pembusukan. Tapi kita sudah mengambil sampel DNA dari keluarga korban. Ya semoga keempat jenazah ini bisa kita identifikasi seperti jenazah lainnya," jelasnya. (A25/A20/A16/ r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru