Sibolangit (SIB)- Upaya pencarian korban bencana banjir bandang
yang terjadi di obyek wisata Air Terjun Dua Warna Sibolangit, Deli
Serdang masih terus dilakukan tim gabungan. Namun, meski telah memasuki
hari ke-4, tim gabungan belum juga berhasil menemukan kelima korban
sesuai nama yang terdaftar di Posko Basarnas.
"Sampai pada
tahapan pencarian hari ke-4 ini, masing-masing tim yang melakukan upaya
pencarian di hilir sungai, belum juga berhasil menemukan korban yang
yang tersisa maupun tanda-tandanya. Kecuali barang-barang yang diduga
milik para korban ada ditemukan, seperti dompet, tas, snack, power bank,
ATM Bank BRI, peralatan kemping, Foto, STNK atas nama Fatimah Rani
Nasution yang, ditemukan di lokasi Lau Mentar, Desa durin Sirugun tak
jauh dari lokasi kejadian dan seluruh barang temuan itu sudah kita
serahkan kepada pihak IC," ujar Ketua Basarnas kota Medan, Zainul Tahar
ST selaku Ketua Tim gabungan pencarian korban banjir bandang kepada
sejumlah wartawan, Rabu (18/5) sore.
Lebih lanjut ia mengatakan,
memasuki hari ke-4, proses pencarian korban bencana alam banjir bandang
obyek wisata air terjun dua warna Sibolangit dimulai sejak pukul 08.00
WIB hingga pukul 14.00 WIB. Personil yang bekerja dibagi dalam 5 tim,
dimana masing-masing tim beranggotakan 30 orang (personil).
Mengenai strategi untuk pencarian hari ke-5, Kamis (19/5), Zainal mengaku, pihaknya akan melakukan perubahan metode.
"Kami
akan mengubah metode, kembali pada titik awal di daerah terjadinya
longsor. Hal ini kita lakukan berdasarkan informasi yang diterima dari
masyarakat. Makanya, besok, Kamis (19/5) penyisiran dilakukan mulai dari
hilir kawasan sungai Sembahe hingga ke lokasi terjadinya musibah
longsor kawasan Air terjun dua warna Desa Durin Sirugun.
Kita
juga akan menambah peralatan seperti alat penggalian, sekop, linggis,
alat pemotong, kemudian alat untuk mengungkitnya, sebutnya.
Dijelaskannya,
untuk personil yang diturunkan melakukan pencarian, pada hari
kelima,sebanyak 150 personil. Tim yang bekerja hari ke-4 akan istirahat
dan dilanjutkan dengan tim yang istirahat pada Rabu kemarin.
"Kami
belum menentukan pencarian dilakukan selama berapa hari, tapi sesuai
prosedur selama 7 hari. Namun, bisa juga diperpanjang jika memang ada
informasi yang kita terima dari masyarakat," pungkasnya.
Berharap Mirza Selamat
Keluarga
seorang korban dari banjir bandang di lokasi Air Terjun Dua Warna Dusun
III Desa Durin Sirugun Kecamatan Sibolangit Deli Serdang, Minggu
(15/5), berharap anaknya Mirza selamat dari maut. Pasalnya, Mirza yang
merupakan warga Jalan Anyelir 4 Perumnas Helvetia Medan itu belum juga
ditemukan.
"Saya sudah cek ke Rumah Sakit Bhayangkara, bahkan ke
Sibolangit tapi belum ditemukan juga," kata Asmiruddin yang merupakan
ayah dari Mirza.
Walaupun dengan harapan yang tipis, namun pihak
keluarga masih berharap anaknya yang baru selesai Sekolah Menengah Atas
(SMA) itu selamat dari maut. "Setiap orang pasti berharap kalau anaknya
mau hidup, kita tidak tahu kehendak Tuhan," ujarnya.
Pria yang
sehari-harinya berdagang di Pasar Helvetia itu mengatakan, pasca
mendapatkan kabar terjadi bencana di Sibolangit, ia langsung mencari
keberadaan Mirza. "Saya belum yakin penuh anak saya meninggal sebelum
jenazahnya ditemukan," ungkap pria yang sering disapa Udin.
Udin
mengaku, sebelum berangkat ke Sibolangit, Mirza memang pamit, namun
ibunya Ina, tidak memberi izin. "Hari Sabtu (14/5) malam anak saya minta
uang kepada saya untuk pergi ke Air Terjun Dua Warna Sibolangit,"
jawabnya.
Namun, dirinya tidak punya firasat yang aneh dengan
kepergian anak bungsunya itu. Pasalnya, Mirza pergi dengan rombongan
temannya yang juga merupakan warga Helvetia.
"Siapa yang tahu kejadian seperti ini," sebut dia.
Sedangkan
ibu Mirza, Ina, masih terlihat murung sambil menunggu infomasi
pencarian seluruh korban banjir bandang. "Belum tahu, belum ditemukan
juga si Mirza," katanya.
Rencananya, setelah tamat sekolah ini,
Mirza akan mengikuti ujian masuk polisi. "Sudah saya pesankan sama anak
saya, jangan lasak-lasak biar bisa jadi polisi," ungkapnya.
Sementara
itu, seorang teman Mirza, bernama Ai mengaku sempat ketemu Mirza di
Sibolangit. "Mirza dengan rombongannya naik ke atas (Air Terjun Dua
Warna), saya tidak ikut. Saya dan Mirza sempat tegur-teguran," aku Ai.
16 Jenazah Berhasil Diidentifikasi
Hingga
Rabu (18/5) petang, Tim DVI Poldasu telah berhasil mengidentifikasi
total 16 jenazah korban bencana banjir bandang air terjun Dua Warna.
Keterangan itu disebutkan Kepala RS Bhayangkara Medan Kombes Farid
Amansyah, Rabu (18/5) petang.
"Ke-16 korban musibah banjir
bandang Air Terjun Dua Warna berhasil diidentifikasi. Selanjutnya,
jenazah akan secepatnya diserahkan kepada pihak keluarga," ujarnya.
Dikatakan,
pihaknya masih menggunakan metode antemortem dan postmortem untuk
mengidentifikasi dan mengetahui identitas ke-16 jenazah tersebut.
"Langkah
identifikasi yang dilakukan dengan cara mengambil sidik jari, DNA,
serta gigi korban yang dicocokkan dengan pihak keluarga," tambahnya.
Dijelaskan,
ke-16 korban yang teridentifikasi yaitu Rianto Fandi (22) warga Jalan
Pelajar Timur, Rafki (22) warga Kampung Bukit, Rokan Hulu, Riau, M Gusti
Dwi Prasetio (21) warga Jalan Kemuning V, Helvetia, M Iqbal (22) warga
Jalan Matahari V, Medan Helvetia, Rizki Ayu Zahra Nasution (23) warga
Sigalapung, Kutaraja Tinggi, Paluta.
Kemudian Dwi Astuti
Ningsih, warga Jalan Teladan, Medan. Selanjutnya Melida Gunung Sari
Chaniago (21) warga Pasar Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten
Paluta. Kemudian Ade Riana Sihombing (19) warga Kota Padang Sidempuan,
Gustinaris Diah Pratiwi (17) Desa Kedung Salam, Kecamatan Donomulyo,
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, dan Wazzah Hajirah (22) warga
Dusun II, Parsiluman Desa Bandar Selamat, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten
Labuhan Batu.
Selanjutnya, Muchlis Aludin (22) warga Hamparan
Perak, Ahmad Alkim Lubis (22) warga Kabupaten Padang Lawas, Zulhamdi
Sakti Wicaksana (22) warga Jalan Matahari IV, Kecamatan Medan Helvetia,
Siti Nuraidah (22) warga Jalan Glugur, Ninggsi Trivila (22) warga Desa
Pelompek, Kerinci Jambi, serta Rizky Juliani (22) warga Huta Bargaot,
Kabupaten Madina.
"Seluruh biaya identifikasi dan pemulangan
jenazah ditanggung pemerintah, yaitu Polda Sumut dan Pemprov Sumut. Hal
itu termasuk untuk peti mati, ambulans dan proses perawatan jenazah,"
tegasnya.
Untuk mengantisipasi jenazah yang mulai membusuk,
lanjutnya, pihaknya melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel tes
DNA dari anggota keluarga korban.
"Sampai saat ini kondisi
jenazah korban banjir bandang sudah mulai proses pembusukan. Tapi kita
sudah mengambil sampel DNA dari keluarga korban. Ya semoga keempat
jenazah ini bisa kita identifikasi seperti jenazah lainnya," jelasnya.
(A25/A20/A16/ r)