Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 05 Juni 2025

Presiden SBY Kunjungi Pengungsi Gunung Sinabung Pekan Depan

*Pengungsi Kecam Ketua Tanggap Darurat
- Rabu, 15 Januari 2014 10:28 WIB
1.651 view
Presiden SBY Kunjungi Pengungsi Gunung Sinabung Pekan Depan
SIB/Alexander Hr Ginting
Roboh : Selain lods desa Sigarang garang, Kutagugung dan lods Desa Kutarayat rumah warga di persimpangan Desa Sigarang garang arah ke Kutarayat juga roboh dan rata dengan tanah akibat hujan lumpur erupsi Sinabung, Jumat dan Sabtu kemarin.
Jakarta (SIB)- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengunjungi daerah bencana Gunung Sinabung, Sumatera Utara, minggu depan. Hal itu diutarakan Presiden SBY lewat akun resmi twitternya.

Kunjungan akan dilakukan ke daerah Kabanjahe untuk memantau penanganan bencana dan pengungsi. Kabanjahe merupakan daerah titik pengungsian bagi warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung.

"Minggu depan, Insya Allah saya akan berkunjung kembali ke Kabanjahe, untuk pastikan penanganan Sinabung dan pengungsi berjalan baik. *SBY*," tutur SBY lewat akun @SBYudhoyono, Senin (13/1).

SBY mengatakan, kunjungannya ke Kabanjahe dilakukan untuk memonitor penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung.

"Meskipun baik pusat dan daerah terus menangani permasalahan ini, saya memutuskan untuk meningkatkan pengendalian & bantuan pusat. *SBY*," ucapnya.

Dalam akunnya SBY juga menjelaskan jumlah pengungsi di Gunung Sinabung mencapai 25 ribu jiwa. Dia mengatakan ancaman letusan masih terus terjadi di daerah tersebut.

"Ancaman letusan Gunung Sinabung hingga hari ini masih ada dan 25 ribu saudara kita masih berada di tempat-tempat penampungan. *SBY*," terangnya.

Pengungsi Kecam
Sementara itu ratusan pengungsi Sinabung di posko Mesjid Raya, Kabanjahe, Senin (13/1) marah besar.  Mereka mengumpat dan melontarkan caci-maki atas pernyataan Ketua Tanggap Darurat Pengungsi Sinabung dr Sabrina Tarigan  di salah satu media cetak terbitan, Senin (13/1).

Pengungsi mengatakan mereka bukan malas memasak. Tapi karena memang saat itu tidak ada yang mau dimasak. Kecewanya lagi ketika disebutkan pula tidak ada rumah mereka yang roboh akibat hujan lumpur erupsi Sinabung.

Padahal, puluhan rumah roboh, termasuk lods desa dan mesjid. Belum termasuk kerusakan berat lainnya  menimpa gereja dan rumah warga lainnya. Anehnya, dr Sabrina menyebutkan pula hanya rumah seperti di ladang yang beratap tepas yang roboh. Rumah yang runtuh rumah yang ditinggal warga.

“Itu fitnah dan tidak benar. Pernyataan dr Sabrina bohong besar. Bicara itu jangan asal dan jangan pula asal terima laporan lalu dianggap benar. Tapi cek dan investigasi. Masya calon Sekda bicaranya asal-asal saja,” ujar warga Desa Kutagugung, Desa Sigarang-garang dan Desa Kutarayat kesal bernada emosi mewakili ratusan pengungsi yang berkumpul di halaman Mesjid Raya, Simpang Tiga Kabanjahe, memprotes pernyataan Sabrina Br Tarigan.

“Kami semua warga pengungsi dari Desa Kutagugung, Kutarayat, Sigarang-garang dan lainnya di sini, umumnya rumah kami roboh dan tidak terhuni lagi. Jadi jangan disebut rumah kami tidak ada yang roboh.

Walaupun rumah kami berdinding papan beratap seng dan lainnya, itu rumah dan istana bagi keluarga kami. Jadi tolong jangan disebut lagi tidak ada rumah pengungsi yang roboh, kecuali rumah kayak gubuk di ladang beratap tepas.

Bohong itu. Kalau di desa kami itu memang tidak ada istana seperti kantor Bupati Karo dan rumah para pejabat Pemkab Karo lainnya. Jadi kalau diibaratkan seperti gedung itu memang tidak ada yang roboh,” ujar Ari Ginting, Zulkarnaen Ginting, Sutra Mizi, warga Desa Kutagugung didampingi Ketua Posko, H Suanto Sitepu, Alim dan Jonson Tanjung serta puluhan warga pengungsi mewakili dari Desa Sigarang-garang dan Kutarayat.

Ditambahkan Ari, Zulkarnaen dan Suanto, puluhan rumah warga roboh akibat hujan lumpur erupsi Sinabung sejak Jumat (9/1) malam sampai Sabtu (11/1). Ada roboh total, rusak berat dan ringan. Termasuk mesjid, gereja dan lods Desa Kutarayat dan lods Desa Kutagugung.

Rumah warga yang roboh yang sudah dicek, di antaranya milik Nande Elfi Br Tarigan, Musti Ginting, Aban Ginting, Metik Br Sitepu dan Asli Sitepu di Desa Sigarang-garang.

Lainnya milik Masa Tarigan, Tambak Tarigan, Lot Peranginangin, Mimpin Sitepu, Aples Sembiring, Waktu Sitepu, Juni Sembiring dan milik Kipli Sitepu di Desa Kutagugung. Belum termasuk rumah warga lainnya yang tidak terpantau dari jalan.

Kalau ditinjau ke dalam, pasti umumnya sudah roboh. Belum termasuk rumah warga Desa Kutarayat yang terkena hujan lumpur Sabtu kemarin juga belum termasuk akibat awan panas, hujan lumpur sebelumnya menimpa Desa Tigapancur, Sabtu, 4 Januari 2014 silam dan Desa Mardinding, Sukameriah, Simacem, Bakerah, Gurukinayan yang berada di kaki gunung dan jauh-jauh hari telah mengungsi, tambah Suanto Sitepu.

Menurut Suanto, pernyataan dr Sabrina Br Tarigan sangat sensitif dan akan dapat memicu emosi puluhan ribu pengungsi yang bisa berdampak buruk. Hal ini yang perlu dijaga. Ada lagi disebutkannya, kalau pengungsi malas masak, ini kan bahasa arogan dan tinggi hati.

Perlu diketahui, tambah Suanto, masa transisi pergantian Ketua Tanggap Darurat dari Lesta Karo-karo yang hanya menjabat 3 hari setelah menggantikan Dandim 0205/TK Letkol Kav Meyer Putong dan dari Lesta Karo-karo kepada dr Sabrina Br Tarigan, pengungsi sempat tiga hari tidak mendapat logistik.

“Walaupun ada, itu bantuan masyarakat luar. Seperti warga dari Kecamatan Kutalimbaru, masyarakat luar Kabupaten Karo. Yang hanya kami terima semasa tiga hari itu hanya cabe 4 kg/hari dan tomat 2 kg/hari. Tulis itu dan informasi ini saya pertanggungjawabkan,” ujar  Suanto Sitepu.

Sejumlah pengungsi yang menghubungi SIB, Senin (13/1) melalui telepon selulernya juga mengaku sangat kecewa dan emosi membaca pernyataan dr Sabrina Br Tarigan selaku Ketua Tanggap Darurat Pengungsi Sinabung.

“Ini tidak hanya meremehkan martabat para pengungsi, tapi juga memfitnah pengungsi. Rumah-rumah warga yang roboh, mesjid yang roboh dan gereja yang rusak itu, apa tidak bangunan. Apa itu gubuk beratap tepas seperti yang disebutkan Sabrina itu. Konyol sekali seorang pejabat Asisten II berkata bohong kepada puluhan ribu pengungsi yang sudah berbulan-bulan mengungsi dan dilanda stres dan hampir gila ini.

Lagi pula pernyataan seperti itu bisa memicu puluhan ribu pengungsi bisa menyerang posko ini. Bisa nanti ribuan pengungsi menyerang Ketua Tanggap Darurat kalau berbicara itu tidak benar dan melukai hati rakyat,” ujar Sentosa Sitepu warga desa Sukanalu, Balkon Sembiring dan Matius Surbakti warga Gurukinayan dan perwakilan warga-warga di pengungsian  bernada di posko Mesjid Raya, Kabanjahe bernada kesal.

Disebut pula akses jalan ke gunung sudah dibersihkan, jalan mana yang dibersihkan itu. Sampai kini (maksudnya Senin 13/1) jalan dari Namanteran-Sukanalu-Kutarayat-Kutagugung masih ditutupi lumpur dan sulit dilintasi. Koq disebut pula sudah dibersihkan. Ajaib benar pernyataan ibu dr Sabrina ini,” ujar Balkon.

dr Sabrina Br Tarigan yang dikonfirmasi SIB bersama warga pengungsi, di antaranya, Sentosa Sitepu, Balkon Sembiring dan Matius Surbakti, warga Gurukinayan di posko utama Kabanjahe  Senin (13/1) membenarkan pernyataannya di media  cetak.

“Memang benar tidak ada rumah yang roboh. Kan setiap hari kita rapat di posko. Jadi kalau ada memang rumah warga yang roboh tetap kita up date. Ini barusan kita pulang meninjau, tidak ada kami lihat. Ini ada videonya,” ujar Sabrina tenang didampingi beberapa rekan wanita sekerjanya.

“Kami pun ada foto dan video ibu. Ibu jangan berkata bohong. Kalau pun rumah kami itu beton separoh beratap seng dan berdinding papan, itu rumah dan istana bagi keluarga kami. Ibu jangan bohong.

Survei dulu dan jangan percayai saja laporan bawahan ibu. Ibu bilang baru survei, tapi sepatu ibu saja semua berkilat dan tidak berabu. Mana benar itu, kalau shooting melalui kamera video dari jarak 10 km atau 5 km. Jangan mengada-ngadalah,” ujar Sentosa yang diamini Balkon dan Matius.

“Ya kami memang tidak lihat semua. Kebetulan tadi ban mobil kami kempes, jadi tidak sempat semua,” tambah Sabrina meninggalkan warga dengan alasan mau rapat tim posko.

Dandim 0205/TK Letkol Inf Asep Sukarna yang juga Wakil Penanggungjawab posko dan pimpinan DPRD Karo Ferianta Purba SE, Onasis Sitepu (Wakil Ketua), Masdin DT Ginting, Suranta Ginting SE, anggota DPRD Karo dikonfirmasi SIB secara terpisah  mengatakan erupsi hujan lumpur Sinabung, Jumat dan Sabtu telah merusak sejumlah rumah warga dan rumah ibadah.

“Mesjid dan rumah penduduk dan beberapa lods desa roboh,” ujar Dandim.

“Kalau Ketua Tanggap Darurat Sdr dr Sabrina Br Tarigan menyatakan tidak ada rumah warga pengungsi yang roboh akibat hujan lumpur erupsi Sinabung tersebut, bisa masuk akal. Mungkin yang dilaporkan bukan wilayah desa di zona merah Sinabung.

Barangkali desa di Simalungun. Kan Ibu ini pejabat yang baru pindah dari Kab Simalungun. Tapi kalau benar ditinjau ke lapangan, tidak ada orang yang berani mengatakan demikian. Hampir semua roboh dan rusak, koq disebut tidak ada yang roboh. Aneh ya,” ujar para anggota DPRD Karo ini heran. (detikcom/BR2/h/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru