Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 18 Agustus 2025

Tasnya Laku Keras, Hermes Untung Rp15 Triliun

* Daripada Dijual Murah, Louis Vuitton Bakar Tas Mewah
- Minggu, 26 Maret 2017 09:34 WIB
305 view
Tasnya Laku Keras, Hermes Untung Rp15 Triliun
SIB/Reuters/Mario Anzuoni
Tas Birkin keluaran Hermes memiliki 242 berlian dengan total 9,84 karat.
Paris (SIB) -Meski terkenal dengan tasnya yang mahal, namun bukan berarti penjualan Hermes turun. Pada tahun lalu, penjualan tas Hermes menembus rekor, atau mencapai 5,2 miliar euro atau sekitar Rp 74 triliun.

Hasil penjualan ini membuat laba bersih Hermes pada tahun lalu menembus 1 miliar euro untuk pertama kali dalam sejarah.

Angka laba bersih Hermes di 2016 mencapai 1,1 miliar euro atau sekitar Rp 15 triliun lebih. Laba bersih ini naik 13% dibandingkan periode tahun sebelumnya.

"Rekor baru tercapai, yang membuktikan solidnya performa Hermes tahun lalu," kata Chief Executive Officer (CEO) Hermes, Axel Dumas, dilansir dari AFP, Kamis (23/3).

Penjualan tas-tas mewah Hermes tetap laku keras. Perusahaan ini juga terus berinvestasi membangun pabrik pembuatan tas yang permintaannya makin meningkat, khususnya yang terbuat dari kulit.

"Perkembangan kami didorong oleh peningkatan produksi, dari 3 pabrik baru kami," kata Dumas.

Selain tas, penjualan parfum Hermes juga tumbuh 9% tahun lalu. Sementara penjualan pakaian stagnan dan jam tangan turun tipis 3%.

Lewat hasil ini, Hermes mengumumkan pembayaran dividen 3,75 euro per lembar, naik dari tahun sebelumnya 3,35 euro per lembar.

Bakar
Para wanita tentu sudah tak asing lagi dengan Louis Vuitton, Chanel, Hermes dan sederet merek ternama lain. Namun tak ada yang menyangka jika perusahaan fashion ternama itu lebih memilih membakar barang-barang yang tak laku.

Dilansir dari Scoopwhoop, rupanya Louis Vuitton harus rela membakar produk-produknya yang tak laku di pasaran. Padahal, ada banyak orang baik wanita maupun pria yang harus rela menabung hingga berbulan-bulan untuk memiliki salah satu tas atau dompet merek tersebut.

Hal itu memang sulit untuk dipercaya. Tak sedikit pula yang mungkin akan terkejut jika mendengarnya. Daripada membakar, bukankah lebih baik diberi harga diskon? Atau disumbangkan dalam acara amal bahkan mungkin masih bisa didaur ulang.

Sayangnya, langkah itu tak akan mungkin LV lakukan. LV tak ingin tas-tas mewah itu dijual dengan harga murah. LV juga tak mau barang-barang tak laku itu terus dipajang di pasaran dalam jumlah banyak karena akan mengurangi nilai eksklusivitas. Karena itulah LV harus membakarnya.

Selain itu, LV juga harus mengikuti peraturan "duty drawback" atau penarikan bea masuk yang ada di Amerika dan beberapa negara lain. Sebelum dihancurkan, biasanya barang itu akan dijual dengan harga diskon khusus untuk karyawan. Sayangnya, pihak LV belum mengonfirmasi mengenai hal tersebut. (detikcom/wowkeren/q)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru