Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 03 Agustus 2025

Cacing Pita Taenia Sepanjang 10,5 Meter Kembali Ditemukan di Desa Nagori Dolok Simalungun

- Jumat, 03 November 2017 11:54 WIB
2.771 view
Cacing Pita Taenia Sepanjang 10,5 Meter Kembali Ditemukan di Desa Nagori Dolok Simalungun
SIB/Bukit
DIPERLIHATKAN: Cacing pita jenis Taenia sepanjang 10.5 meter diperlihatkan tim peneliti di Puskesmas Nagori Dolok, Simalungun, Kamis (2/11).
Simalungun (SIB)- Cacing pita jenis Taenia kembali ditemukan dari dalam tubuh manusia di Desa Nagori Dolok, Kecamatan Silau Kahaean, Kabupaten Simalungun, sepanjang 10,5 meter. Penemuan cacing pita ini adalah penemuan kedua, setelah penemuan pertama di daerah yang sama sepanjang 2,86 meter pada awal Oktober 2017 lalu.

Kalekson Saragih warga Desa Nagori Maliring menyatakan dirinya sangat menderita selama 25 tahun untuk mencari obat atas yang dideritanya. Usai meminum obat yang diberikan tim peneliti FK UISU, cacing pita sepanjang 10,5 meter keluar dari dalam tubuhnya melalui buang air besar.

"Setelah cacing itu keluar, dirinya langsung mengawetkan dan menyerahkan kepada tim peneliti untuk proses selanjutnya," kata Kalekson Saragih kepada wartawan di Puskesmas Nagori Dolok, Simalungun, Kamis (2/11).

Saridin Purba (57) warga Jalan Tinggi Raja Nagori Dolok mengucapkan terima kasih atas obat yang telah diberikan, sehingga dirinya sembuh. Keduanya mengaku sebelum ditemukan obat Praziquantel dari Vietnam ini, sering mengalami cepat kelelahan dan pandangan mata berkurang, namun setelah dikomsumsi merasa lebih lega.

Sementara, Pembantu Dekan II FK UISU, dr Indra Janis MKT, menyatakan pihaknya tidak sekedar menemukan cacing terpanjang yang berhasil dikeluarkan dari tubuh penderita, akan tetapi pihaknya bersama Ketua Tim Peneliti FK UISU DR Dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI, Pembantu Dekan III FK UISU Alamsyah Lukito dan staf pengajar UISU, dr Ismurizal serta Analis Kesehatan, Sahat Siregar, datang ke lokasi untuk mengobati para penderitanya.
"Dari hasil penemuan cacing pertama dengan kedua, ada ditemukan perbedaan dalam morfologinya. FK UISU dalam hal ini mendukung tim peneliti untuk melakukan penelitian secara Biologi Monokuler," kata Indra.

Menurutnya, jenis cacing pita mungkin berbeda spesiesnya dengan negara lainnya yang pernah ditemukan. Artinya mungkin dari peneliti, bahwa jenis cacing pita kedua ini berjenis Taenia Asiatica Simalungun, dan mudah-mudahan dapat dibuktikan oleh pihaknya.

Sementara, Umar Zein menuturkan kunjungan tim FK UISU ke Puskesmas untuk memastikan kondisi kesehatan yang menderita cacing tersebut sudah sembuh. Sedangkan obat yang diberikan kepada 100 orang warga, untuk melakukan pencegahan dan pengobatan. (A17/h)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru