Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025
Survei PolMark: Elektabilitas Jokowi 50,2 Persen dan Prabowo 22 Persen

Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi 75,8 Persen

- Selasa, 19 Desember 2017 10:33 WIB
530 view
Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi 75,8 Persen
Jakarta (SIB) -Lembaga survei PolMark Indonesia merilis survei elektabilitas menjelang Pilpres 2019. Elektabilitas Presiden Joko Widodo masih menduduki peringkat pertama tokoh yang dipilih oleh masyarakat, kemudian disusul Prabowo Subianto.

Survei digelar pada 13-25 November 2017 dengan sampel 2.600 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling) di seluruh provinsi, dan 260 desa. Margin of error survei ini +/- 1,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan hasil survei, Jokowi masih unggul dibandingkan pesaingnya, Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Jokowi mendapat 50,2 persen dan Prabowo 22 persen.

"Joko Widodo dan Prabowo masih merupakan dua tokoh dengan elektabilitas tertinggi, yaitu berturut-turut 50,2 persen dan 22 persen," ujar CEO PolMark Eep Saefullah dalam rilis survei 'Jokowi dan Masa Depan Kita' di Restoran Batik Kuring, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (18/12).

Hasil tersebut merupakan perolehan dari pertanyaan tertutup. Untuk top of mind, sebanyak 41% responden memilih Jokowi dan Prabowo hanya mendapat 15,9%.

PolMark juga menghitung kemantapan responden untuk memilih Jokowi pada Pilpres 2019. Ketika ditanya 'apakah pilihan responden terhadap calon presiden masih mungkin berubah atau sudah tidak mungkin berubah (mantap), ternyata baru 49,5 persen responden yang menyatakan pilihannya sudah mantap.

"Sekalipun elektabilitas Jokowi sudah mencapai 50,2 persen, ternyata pemilih mantapnya baru 30,5 persen. Jumlah pemilih Prabowo masih sangat terbatas 9,9 persen dibandingkan pemilihnya 22 persen," ujar Eep.

"Ini mengindikasikan dua hal: Jokowi belum ada dalam zona aman keterpilihan dan pintu bagi kemungkinan munculnya kandidat alternatif masih terbuka," imbuhnya.

Sementara itu, separuh responden beralasan memilih Jokowi sebagai calon presiden karena dinilai bervisi kerakyatan, dekat dengan rakyat, dan peduli pada masyarakat. Pada pemilih Prabowo alasan yang sama hanya disebut oleh 13 persen dari 22 persen saja.

Kemudian separuh pemilih Prabowo memilih Prabowo karena dinilai memiliki ketegasan dan kewibawaan dalam memimpin. Alasan yang sama disebutkan oleh 13,7 persen dari 50,2 persen pemilih Jokowi.

"Data ini menegaskan karakterisasi Jokowi vis a vis Prabowo yang sama dengan yang terbangun saat Pilpres 2014. Data ini sekaligus menegaskan bahwa Jokowi akan mendapatkan lawan sangat serius dan menantang jika ada kandidat alternatif yang bisa memiliki kandidat alternatif yang bisa memiliki dua karakter sekaligus merakyat dan pada saat yang sama dinilai tegas dan berwibawa dalam memimpin," papar Eep.

Nama-nama yang masuk bursa untuk Pilpres 2019 masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Ada nama Agus Harimurti Yudhoyono, Jenderal Gatot Nurmantyo, hingga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Berikut ini hasil survei PolMark terhadap tingkat elektabilitas calon presiden (berdasarkan pertanyaan tertutup):

Joko Widodo 50,2 persen, Prabowo Subianto 22 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,8 persen, Anies Rasyid Baswedan 4,5 persen, Gatot Nurmantyo 2 persen, Hary Tanoesoedibjo 1,6 persen, Megawati Soekarnoputri 0,9 persen, Jusuf Kalla 0,7 persen, Chairul Tanjung 0,5 persen, Mahduf MD 0,4 persen, Ahmad Heryawan 0,3 persen, Budi Gunawan 0,3 persen, Muhaimin Iskandar 0,3 persen, Sandiaga Uno 0,3 persen, Yusril Ihza Mahendra 0,3 persen, Surya Paloh 0,3 persen, Tito Karnavian 0,2 persen, Sri Mulyani 0,2 persen, Budi Waseso 0,2 persen, Zulkifli Hasan 0,2 persen, Puan Maharani 0,1 persen, Muhammad Zainul Majdi/Tuan Guru Bajang 0,1 persen, Hutama Mandala Putra 0 persen.

Rahasia 4,8 persen

Tidak tahu/tidak jawab 4,8 persen.

75,8 Persen
Hasil survei Lembaga Survei PolMark Indonesia menunjukkan 75,8 persen responden puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Kinerja yang paling dianggap menonjol adalah soal pembangunan infrastruktur.

"Tingkat kepuasan pemilih terhadap kinerja presiden Jokowi 75,8 persen, tidak puas sebanyak 20 persen, dan tidak jawab atau tidak tahu 4,2 persen," kata CEO PolMark Research Center Eep Saifullah Fatah.

Secara umum, responden juga mengaku puas dengan kinerja Wapres Jusuf Kalla yaitu 69,1 persen, tidak puas sebanyak 24,4 persen, dan tidak tahu atau tidak jawab 6,5 persen.

"Prestasi paling menonjol sebanyak 51,8 persen responden menyebut pembangunan infrastruktur lebih cepat. Namun, warga lebih sejahtera hanya diakui 7,1 persen," sambung Eep.

Sebanyak 52,4 persen responden masih menginginkan Jokowi sebagai presiden. Alasannya kepemimpinan Jokowi yang merakyat menjadi daya tarik di masyarakat. Sementara, mereka yang tidak menginginkan Jokowi kembali menjadi presiden dikarenakan ingin calon yang baru, Jokowi dinilai kurang tegas atau berwibawa, dan ekonomi yang tidak berkembang.

-Faktor kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi:

Pembangunan infrastruktur lebih cepat 51,8 persen.

Warga lebih sejahtera 7,1 persen.

Layanan kesehatan lebih baik dan terjangkau 6,3 persen.

Korupsi berkurang 6,2 persen.

Layanan pendidikan lebih baik dan terjangkau 4,2 persen.

Kebutuhan pokok tersedia dan harga terjangkau 2,7 persen.

Hukum lebih ditegakkan 2,7 persen.

Kehidupan Warga lebih rukun dan harmonis 2,5 persen.

Warga lebih mudah mendapatkan pekerjaan 1,1 persen.

Lainnya 1,0 persen.

Tidak tahu/tidak jawab 14 persen.

-Alasan menginginkan Jokowi kembali menjadi Presiden (52,4%):

Kinerja terbukti dan dapat dirasakan 29,4 persen.

Merakyat, terjun langsung ke masyarakat 28,7 persen.

Agar dapat melanjutkan program kerja 9,2 persen.

Peduli rakyat 8,1 persen.

Baik, ramah 4,7 persen.

Jujur 4,7 persen.

Tegas dan berwibawa 3,8 persen.

Lainnya 8,9 persen.

Tidak tahu/tidak jawab 2,5 persen.

-Alasan tidak menginginkan Jokowi kembali menjadi presiden (26,5%):

Ingin calon baru 24,7 persen.

Kinerja belum atau tidak terbukti 18,3 persen.

Kurang tegas dan berwibawa 17,1 persen.

Perekonomian tidak berkembang 14,8 persen.

Masih banyak pengangguran 3,9 persen.

Tidak memperhatikan rakyat 3 persen.

Ingkar menepati janji visi dan misi 2,5 persen.

Rahasia 0,9 persen.

Lainnya 7,4 persen.

Tidak tahu/tidak jawab 7,4 persen. (detikcom/d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru