Tobasa (SIB)- Pasangan Cagubsu/Cawagubsu Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus diberangkatkan Pomparan Sitorus Dohot Boruna (Parsibona) se-Kabupaten Tobasa, Sabtu (3/2) di rumah "Parsaktian" Sutan Raja DL Sitorus, Desa Parsambilan, Kecamatan Silaen. Turut memberangkatkan, Punguan Nairasaon Tobasa yang terdiri dari marga Manurung, Sitorus, Sirait dan Butarbutar. Ikut memberi doa pemberangkatan ibunda Ny DL Sitorus Op Si Diorantaria br Siagian, Sabar Ganda Sitorus (abang kandung Sihar Sitorus), Hakim Agung Sitorus (adik).
Turut hadir Bona ni Ari Panjaitan, Tulang Siagian, Hulahula Siahaan dan ratusan warga desa Parsambilan. Tampak hadir Ketua DPP PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan, aktor Gusti Randa, Ketua Tim Pemenangan Djarot-Sihar Djumiran Abdi, Pengurus DPD PDIP Sumut Sarma Hutajulu, Wasner Sianturi (DPRD Sumut), Irene Sinaga dan lainnya. Sebelumnya, pasangan ini ziarah ke makam DL Sitorus yang juga berada di Desa Parsambilan.
Sihar Sitorus mengatakan, sejak kecil orangtuanya menanamkan agar cinta kepada bona pasogit (asal leluhur). Meski bergerak ke hulu dan ke hilir dalam bekerja, tapi hatinya tetap pada bona pasogit. "Bangunlah kampung halaman, jangan menyusahkan dan persulit orang lain, jangan lupa untuk bermasyarakat, itulah pesan Bapak semasa hidup kepada anak-anaknya," kata Sihar.
Sihar juga mengatakan, 30 tahun lalu, dari rumah parsaktian itu dia diberangkatkan ayah dan ibunya serta tulang, dongan tubu dan dongan sahuta untuk sekolah di Amerika Serikat. Dia meraih prestasi yang sangat memuaskan di Amerika, kemudian melanjutkan pendidikan di Inggris. Mengingat pesan orangtuanya, jangan lupa membangun kampung halaman, maka dia ikut maju jadi Calon Wakil Gubsu bersama Cagubsu Djarot.
"Sama seperti 30 tahun lalu, sekarang saya dan Djarot diberangkatkan dari rumah parsaktian ini, dengan budaya dan berdoa kepada Tuhan bersama keluarga. Saya akan meneruskan cita-cita orangtua saya untuk mensejahterakan orang, lewat kerja keras dan pantang menyerah, karena Sumut rindu pemimpin yang jujur," terang Sihar.
Djarot bersama istrinya Happy Farida terharu menyaksikan acara adat dan doa pemberangkatan mereka. Dikatakannya, adat Jawa dan Batak tidak jauh beda, ketika memberangkatkan anak untuk berjuang, ayah, ibu dan sanak saudara ikut serta. Terlebih, mereka sudah banyak menerima doa, umpasa, ulos dan dengke si udur-udur (ikan mas) untuk memberangkatkan mereka berjuang agar menang menjadi pemimpin di Sumut.
Dengan tegas Djarot mengungkapkan, bahwa dia bersama Sihar dengan tulus ingin mendarmabaktikan diri untuk membangun Sumut. Semata untuk kesejahteraan rakyat, menjadikan Sumut menjadi provinsi yang terbaik dan terdepan di Indonesia. Karena Sumut ini sangat kaya, potensi alamnya bisa dikembangkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Dia (Djarot) menyampaikan kepada masyarakat bahwa perubahan itu sudah dekat. Mau dibawa kemana arah Sumut ini tergantung kepada masyarakat pemilih. Dikatakannya, semua yang diucapkannya itu bukan wacana, tapi dia sudah menjalankannya sebagai seorang pemimpin di Kota Blitar, Wakil Gubernur DKI dan terakhir Gubernur DKI menggantikan Ahok.
"Sepuluh tahun menjadi Wali Kota di Blitar, tidak seorang pun bawahan saya yang masuk penjara karena korupsi. Begitu juga ketika menjadi Wakil dan Gubernur DKI Jakarta, tidak ada pejabat yang terjerat hukum karena korupsi. Semua harapan masyarakat Sumut sudah kami rekam di hati sanubari, tapi kita harus memohon kepada Tuhan, biarlah tangan Tuhan yang bekerja membantu kita untuk memenangkan pertarungan ini. Agar kami bisa mengabdikan seluruh jiwa dan raga kami untuk masyarakat Sumut," tegas Djarot. (A10/H02/h)