Medan (SIB) -Bencana alam masih terus mengancam, baik di wilayah Timur Indonesia mauoun di Tengah dan Barat.
Di Situbondo, Jawa Timur gempa magnitudo 6,0 mengguncang dan menewaskan tiga orang. Beberapa rumah mengalami kerusakan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Kamis (11/10).
"Data sementara dampak gempa dilaporkan 3 orang meninggal dunia dan beberapa rumah mengalami kerusakan," kata Sutopo.
Kecamatan Gayam Kabupaten Sumenep Jawa Timur menjadi kawasan terparah terkena dampak gempa. Tiga orang korban tewas juga berasal dari Sumenep. Tiga orang korban tewas tersebut adalah Nuril Kamiliya (7) Desa Prambanan, Kecamatan Gayam - Sumenep, H Nadhar (55) Dusun Jambusok, Desa Prambanan, Kecamatan Gayam - Sumenep dan Laki-laki dewasa (masih identifikasi) Desa Prambanan, Kecamatan Gayam - Sumenep.
"Korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Kejadian gempa Kamis dini hari saat korban sedang tidur tiba-tiba gempa mengguncang dan rumah roboh sehingga korban tidak bisa menyelamatkan diri," kata Sutopo.
BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Sumenep masih melakukan pendataan kerusakan bangunan.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di 61 Km sebelah timur laut Situbondo, Jawa Timur. Titik koordinat pusat gempa yakni 7,42 Lintang Selatan dan 114,47 Bujur Timur.
Gempa berada pada kedalaman 10 Km. Gempa terjadi pukul 01.44.57 WIB. Gempa ini tak berpotensi tsunami.
14 GEMPA SUSULAN
Gempa mengguncang Situbondo yang semula disebutkan magnitudo 6,4 dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,0. Selepasnya BMKG mencatat ada 14 gempa susulan yang kekuatannya semakin menurun.
"Informasi awal berkekuatan 6,4 magnitudo. Setelah data dari 156 sensor, hasil pemutakhiran menjadi berkekuatan 6,0 magnitudo," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Saldy kepada wartawan di kantornya, Jalan Angkasa 1, Jakarta Pusat.
Getaran gempa itu terjadi pukul 01.44 WIB dini hari. Setelahnya BMKG mencatat sejumlah gempa susulan tetapi di bawah 4,0 magnitudo.
"Hingga pukul 08.00 WIB, menunjukkan telah terjadi 14 aktivitas gempa susulan. Gempa susulan paling kuat terjadi pada pukul 02.22 WIB dengan kekuatan 3,5 M dan gempa susulan paling lembah terjadi pada pukul 03.13 WIB dengan kekuatan 2,4 M," ucap Saldy.
Titik gempa yang terjadi di jarak 56 Km timur laut Kota Situbondo merupakan titik gempa baru. Untuk itu, BMKG akan mengkaji lebih lanjut.
"Zona ini merupakan seismisitas rendah (low sesmicity), sehingga aktivitas gempa ini sangat menarik bagi ahli kebumian terkait kajian gempa dan identitas sesar aktof baru," ucap Saldy.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Rahmat Triono mengatakan kemungkinan tidak ada lagi gempa susulan di atas 5 magnitudo di Situbondo. Namun, menurutnya perlu ada kajian lagi beberapa hari lagi.
"(Sebanyak) 14 kali gempa susulan kekuatan kecil, tidak ada di atas 4 magnitudo, terkecil 2,4. Kita berharap tidak akan ada gempa yang lebih besar. Hasil update juga turun," ucap Rahmat.
TERASA HINGGA BALI
Sementara itu guncangan gempa bermagnitudo 6 di Situbondo, Jawa Timur, terasa hingga Bali dan Nusa Tenggara Barat. Dilaporkan, 16 rumah rusak akibat gempa Situbondo.
"Jembrana, 16 unit rumah rusak, 6 fasilitas pendidikan, 4 tempat ibadah, 1 kantor," kata Sutopo Purwo Nugroho.
Selain di Jembrana, Bali, BNPB merilis kerusakan bangunan di Sumenep yakni 25 rumah rusak dan 1 tempat ibadah. Di Situbondo tercatat 8 rumah rusak, 2 fasililtas pendidikan, 2 tempat ibadah dan 1 gedung toko.
"Jember 2 rumah rusak," sebut Sutopo.
LONGSOR DI SIBOLGA
Sementara di wilayah paling Barat Indonesia, dilaporkan longsor terjadi di wilayah Sibolga pasca hujan deras yang mengguyur sejak siang hari hingga malam, Kamis (11/10).
Informasi yang diperoleh wartawan di RSU FL Tobing Sibolga menyebutkan, sebanyak 4 warga masing-masing Ika Marbun (31), Juni Tobing (4), Wahid Tobing (1,5) dan Sainul Lubis (11) tewas akibat tertimbun tanah longsoran.
"Korban tewas di RSU FL Tobing, Ika Marbun ibu rumah tangga dan Juni Tobing," kata Dirut RSU FL Tobing dr Masrip Sarumpaet.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumori via seluler kepada wartawan menambahkan, longsor juga terjadi di kawasan Ketapang, Sibolga Ilir, Kelurahan Simare-mare, di Jalan Dolok Martimbang Sibolga dan di Jalan Cenderawasi Sibolga.
"Saat ini saya sedang berada di rumah sakit membesuk ada 3 warga korban longsor yang mengalami luka-luka," katanya menambahkan dek penahan tanah longsor mengenai rumah warga.
Pantauan wartawan, selain longsor beberapa ruas jalan di inti Kota Sibolga juga tergenang air hujan hingga memasuki rumah seperti di Jalan S Parman Sibolga dan Jalan Sutomo Sibolga.
Bahkan luapan air juga terjadi di aliran Aek Doras Sibolga Julu hingga menggenangi badan jalan di sepanjang pinggiran sungai. (detikcom/G04/h)