Surabaya (SIB)- Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat salah tingkah saat para ulama dan tokoh masyarakat meneriakkan nomor 1 sambil mengacungkan telunjuk. Jokowi pun meminta tokoh ulama dan masyarakat tak berpose satu jari.
Hal itu terlihat saat Jokowi selesai meresmikan penghapusan biaya Jalan Tol Jembatan Suramadu, Jawa Timur, Sabtu (27/10). Acara berlangsung di tengah Jembatan Suramadu, tepatnya di jalur dari Bangkalan menuju Surabaya.
Dalam kegiatan itu, Jokowi mengajak para tokoh ulama dan masyarakat yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Madura (Ikama) menjaga kondusivitas. Beberapa kepala daerah juga hadir dalam kegiatan ini.
Seusai peresmian pembebasan biaya jalan tol, Jokowi dan para ulama dan tokoh masyarakat berjalan kaki beberapa meter meninjau kondisi jembatan. Setelah itu, rombongan berbalik arah.
Saat berbalik arah itu, beberapa tokoh ulama dan masyarakat langsung berteriak 'hidup Jokowi', 'hidup nomor 1', dan 'lanjutkan'. Beberapa di antara mereka juga tampak mengacungkan jari telunjuk.
Jokowi, yang berada di tengah para ulama dan tokoh masyarakat itu, tampak kaget dan tersenyum kecil. Dia meminta para tokoh itu berhenti melakukan tindakan tersebut.
"Sudah, sudah, jangan teriak begitu," kata Jokowi sambil tersenyum.
Jokowi juga meminta tokoh ulama tak berpose satu jari. Mereka pun menuruti permintaan Jokowi.
Bantah Terkait Pilpres
Sementara itu Jokowi resmi menghapus tarif jembatan Surabaya-Madura (Madura). Jokowi membantah kebijakannya dimaksudkan untuk mendulang suara di Pilpres.
Jokowi mengatakan, usulan untuk pembebasan biaya jembatan yang sebelumnya berupa Tol Jembatan Suramadu, sudah ada sejak tahun 2015. Awalnya, kata Jokowi, para tokoh agama dan masyarakat meminta agar Jokowi menghapus biaya tol untuk sepedamotor.
Usulan itu dia terima dan putuskan. Selanjutnya, pada tahun 2016, masyarakat meminta agar Jokowi memotong biaya tol sebanyak 50 persen untuk kendaraan mobil. Usulan itu juga dia terima dan putuskan.
"Ini tadi kan perjalanannya saya sampaikan. Pada 2015 itu sudah digratiskan sepedamotor, tahun 2016 sudah dipotong 50 persen," kata Jokowi.
Namun, kata Jokowi, keputusan-keputusan yang dibuat itu dirasa kurang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Madura.
Karena itu, setelah dilakukan pengkajian dan mendengarkan masukan dari masyarakat, Jokowi memutuskan untuk menghapus seluruhnya biaya tol Suramadu.
"Iya, belum memberikan dampak (pertumbuhan ekonomi-red)," katanya.
Jokowi membantah kebijakannya terkait dengan politik. Bahkan Jokowi mengatakan, jika bertujuan politik keputusan penghapusan tarif tol itu baru diterapkan pada masa mendekati pencoblosan Pilpres 2019.
"Ya kalau kita mau urusan politik nanti saya gratiskan bulan Maret saja, tahun depan. Gitu loh. Jangan apa-apa dikaitan dengan politik, ini urusan ekonomi, investasi, kesejahteraan, keadilan," tegas Jokowi.
Dengan penghapusan biaya tol, kini jalan itu berubah nama menjadi Jembatan Suramadu Non Tol. (detikcom/f)