Cape Town (SIB)
Virus corona Covid-19, menginfeksi ribuan murid sekolah di Afrika Selatan, setelah pemerintah setempat membuka kembali kegiatan sekolah. Setidaknya 1.800 pelajar dan 98 guru di episentrum Covid-19 Afrika Selatan, provinsi Western Cape, dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Hasil tes tersebut memaksa pemerintah setempat menutup kembali 20 sekolah untuk kegiatan belajar. Seperti dilansir dari Theeastafrican, Rabu (17/6) seluruh sekolah akan disemprot disinfektan dalam minggu ini.
Sebelumnya, pemerintah Afrika Selatan mengizinkan sekolah dibuka kembali sejak 1 Juni lalu, setelah melonggarkan pembatatasan.
Menteri Pendidikan provinsi Western Cape membantah pembukaan sekolah pemicu lonjakan kasus corona. “Dibukanya kegiatan sekolah tidak menyebabkan lonjakan kasus. Dari jumlah ini, 1.537 kasus dilaporkan sebelum sekolah dibuka kembali," kata Menteri Pendidikan Debbie Schafer.
Departemen Pendidikan provinsi telah menghabiskan US$ 16,3 juta untuk perlengkapan kebersihan. Murid dan guru masing-masing diberi dua masker pelindung, sementara sekolah dilengkapi dengan termometer digital, pembersih tangan, sabun cair, dan persediaan pembersih.
Pemimpin oposisi Mmusi Maimane, mantan pemimpin Aliansi Demokratik dan sekarang memimpin kelompok masyarakat sipil Gerakan Satu Afrika Selatan, mengatakan masih terlalu dini bagi anak-anak untuk kembali ke sekolah. Maimane merasa lingkungan belum kondusif untuk kembali ke ruang kelas. “Presiden Cyril Ramaphosa telah gagal menanggapi surat dan petisi kami. Kami memberinya 48 jam. Dia meninggalkan kita tanpa pilihan. Kami telah melibatkan Advokat Dali Mpofu dan kami akan bertemu pemerintah di pengadilan. Kami tidak akan bertaruh dengan kehidupan anak-anak kami, †pungkas Mmusi Maimane.
Jumlah kasus Covid-19 di negara tersebut naik menjadi 70.038, dengan 1.480 korban meninggal. Sementara itu, lebih dari 38.500 pasien lainnya dinyatakan sembuh. Afrika Selatan memiliki jumlah kasus tertinggi di benua tersebut sekaligus menjadi negara kedua dengan kematian tertinggi Covid-19 setelah Mesir.
Batalkan Penerbangan
Sementara itu, bandara Internasional Beijing, China, membatalkan lebih 1.200 penerbangan dari dan menuju ibu kota menyusul penemuan ratusan kasus virus corona (Covid-19) baru dalam beberapa hari terakhir. Pada Rabu (17/6), Beijing melaporkan tambahan 31 kasus infeksi baru virus corona.
Hingga kini, ada 137 kasus penularan baru di kota itu dalam enam hari terakhir dan sebagian besar kasus itu terkait dengan pasar tradisional Xinfadi. Penularan meluas terutama di puluhan perumahan dan area sekitar pasar Xinfadi.
Akibat dari penularan baru tersebut, Beijing membatalkan 1.255 penerbangan atau 70 persen dari total penerbangan per harinya.
Pihak berwenang Beijing juga mendesak warga ibu kota untuk tidak pergi keluar kota. Saat ini, pemerintah Beijing juga terus melakukan pemeriksaan massal dan pelacakan kontak, terutama bagi seluruh pedagang pasar Xinfadi dan warga yang tinggal di dekat pasar atau yang pernah mengunjungi tempat perbelanjaan itu dalam beberapa waktu terakhir.
Pihak berwenang Beijing mengatakan setidaknya 200 ribu orang mengunjungi pasar Xinfadi sejak 30 Mei lalu. Pasar itu menjadi pemasok 70 persen buah dan sayuran bagi Beijing. Sejauh ini, 8.000 pedagang serta pekerja di Pasar Xinfadi telah diperiksa corona dan dikarantina.
Sementara itu, beberapa provinsi di China juga menerapkan karantina bagi wisatawan atau warga Beijing yang mengunjungi wilayah mereka. "Situasi epidemi di ibu kota sangat parah," kata juru bicara pemerintah Kota Beijing, Xu Hejian, seperti dilansir AFP.
Pihak berwenang Beijing juga telah menutup 11 pasar tradisional dan menyemprotkan cairan disinfektan ribuan toko makanan dan minuman. Beijing juga kembali menutup sekolah-sekolah demi mencegah penyebaran virus corona. Klaster baru penularan corona di Pasar Xinfadi bermula ketika tiga pedagang pasar tersebut dinyatakan terinfeksi virus corona. Sejak itu, tiga warga Beijing yang pernah mengunjungi pasar itu juga dinyatakan positif corona.
Pengelola pasar grosir daging Xinfadi mengatakan virus corona terdeteksi pada talenan yang digunakan pedagang untuk memotong salmon impor. Pihak berwenang langsung menutup pasar itu, termasuk pasar makanan laut lain yang dikunjungi oleh salah satu pasien. Petugas kesehatan China juga langsung melakukan desinfeksi dan pengumpulan sampel. (Theeastafrican/R17/AFP/CNNI/f)