Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 05 Juni 2025
Pasca-Penyerangan Kantor Polsek Ciracas

Pangdam Jaya Minta Prajurit Waspada Terima Informasi, TNI-Polri Tetap Solid

Redaksi - Selasa, 01 September 2020 09:22 WIB
399 view
Pangdam Jaya Minta Prajurit Waspada Terima Informasi, TNI-Polri Tetap Solid
Eko Susanto/detikcom
Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Jakarta (SIB)
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman meminta prajurit waspada dalam menerima informasi atau berita usai insiden perusakan Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Permintaan Dudung itu sampaikan kepada komandan satuan dan diteruskan ke prajurit di bawahnya.

"Setelah kejadian jam 08.00 saya langsung mengumpulkan para komandan satuan agar para prajurit diberi penekanan tentang kewaspadaan dan tidak mudah menerima berita begitu saja karena berita yang diterima belum tentu kebenarannya," kata Dudung kepada wartawan, Minggu (30/8).

Permintaan Dudung itu agar insiden perusakan Polsek Ciracas tak terulang lagi. Diharapkan saat prajurit menerima informasi dapat dilaporkan terlebih dahulu ke komandannya agar mendapatkan arah atau petunjuk selanjutnya.

"Sehingga apabila menerima berita maka lapor komandannya untuk minta arahan dan petunjuknya sehingga langkah yang ditempuh sudah berdasarkan analisa secara komprehensif," ujarnya.

Sebelumnya, peristiwa penyerangan terjadi di Polsek Ciracas pada dini hari, Sabtu (29/8). Sejumlah kendaraan dan bangunan di Polsek Ciracas dirusak hingga dibakar. Selain Polsek Ciracas, Polsek Pasar Rebo diserang.

Dilaporkan ada tiga orang yang terluka dalam penyerangan tersebut, dua di antaranya dirawat di RS.

Belakangan diketahui, perusakan itu diduga disebabkan oknum anggota TNI, Prada MI. Prada MI, yang mengalami kecelakaan tunggal, mengaku dikeroyok sehingga memicu perusakan itu.

"Dari telepon genggam Prada MI ditemukan yang bersangkutan menginformasikan ke angkatan 2017 mengaku dikeroyok, ditelepon seniornya bilang dikeroyok," kata Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman seperti dilansir Antara, Sabtu (29/8).

Pernyataan Prada MI lalu dicocokkan dengan para saksi. Namun, saat pernyataan anggota dari Satuan Direktorat Hukum Angkatan Darat itu dicocokkan dengan pernyataan sembilan saksi dari warga sipil dan CCTV di sekitar lokasi, ternyata MI diketahui telah berbohong.

"Hal terpenting ada rekaman CCTV yang bersangkutan kecelakaan tunggal tidak ada pengeroyokan dan ada rekaman CCTV," ujarnya.

DIGANTI PAKAI UANG GAJI
Tak hanya sanksi pemecatan dan hukuman penjara, oknum TNI yang terlibat dalam penyerangan Polsek Ciracas juga harus membayar ganti rugi. Kini data kerusakan akibat penyerangan itu tengah didata Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Pernyataan tersebut disampaikan KSAD TNI Jenderal Andika Perkasa dalam jumpa pers di Mabes TNI AD, Jalan Veteran Nomor 5, Jakarta Pusat, Minggu (30/8). Andika menegaskan pelaku perusakan tak hanya menerima hukuman penjara, tapi juga harus membayar ganti rugi.

"Seperti yang saya jelaskan tadi, untuk segala kerusakan material maupun korban yang dirawat, itu ditangani langsung oleh Pangdam Jaya. Jadi Pangdam Jaya mempunyai tanggung jawab untuk merekap semuanya, satu pintu saja sehingga nanti kita tahu dari satu sumber, apa yang rusak, berapa biaya penggantian. Nah, sehingga dari situ itulah kita hitung, sehingga orang itu nggak hanya misalnya masuk penjara. Nggak, mereka harus bayar. Terlalu enak kalau mereka hanya kemudian di hukum," kata Andika menjawab pertanyaan kerusakan akibat penyerangan di Polsek Ciracas dan tempat lain.

Namun Andika belum menjelaskan lebih detail mengenai mekanisme pembayaran ganti rugi tersebut. Salah satu opsinya kerusakan dibayar dari uang gaji oknum TNI yang terlibat penyerangan. "Kami akan mencari mekanismenya, misalnya mereka ini masih terima gaji. Kalau mereka prajurit Angkatan Darat sampai dengan mereka dinyatakan dipecat, jadi tergantung dari laporan Pangdam Jaya, berapa yang akan diganti oleh mereka dan berapa jumlah mereka, itu akan kita perhitungkan sehingga itulah mekanisme yang saya buat, saya bilang tadi," imbuh Andika.

Andika lantas menegaskan komitmen kebersamaan TNI dan Polri. Insiden penyerangan Polsek Ciracas disebut dilakukan oleh oknum. "Kalau soal kerja sama kita dengan Polri, itu kan enggak perlu lagi diragukan. Sudah dari dulu, dari dulu, dan kita sudah punya komitmen dan nggak ada hubungannya dengan insiden ini. Ini adalah oknum-oknum yang tidak punya kebijakan dan tidak punya hati sehingga mereka memilih melakukan ini," ujar Andika.

Selain itu, Andika mengatakan korban penyerangan tak hanya dari polisi. Masyarakat sipil pun ikut terkena dampak. "Saya akan mengunjungi mereka-mereka yang sekarang ini dirawat, jadi setelah ini saya akan menuju ke rumah sakit Polri Kramatjati untuk melihat mereka-mereka yang menjadi korban. Sebagian dari anggota Polri, dan sebagian lagi masyarakat, dan bahkan salah satu ada dari media," tutur dia.

HITUNG NILAI KERUGIAN
TNI AD memastikan akan terus mengawal penanganan kasus perusakan Polsek Ciracas, Jakarta Timur, termasuk perihal ganti rugi. Kodam Jaya hingga kini masih menghitung nilai kerugian yang ditimbulkan dari perusakan tersebut.

"Ya (masih menghitung nilai kerugian)," kata Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kepada wartawan, Minggu (30/8).

Belum diketahui sejauh ini berapa nilai kerugian yang ditimbulkan dari perusakan Polsek Ciracas. Sebab, Kodam Jaya masih menghimpun korban lainnya yang belum diketahui. "Belum dong perlu waktu karena masih menghimpun dari korban lainnya yang belum terpantau," ujar Dudung.

Untuk menghitung nilai kerugian, Kodam Jaya tak sendiri. Polda Metro Jaya, kata Dudung, turut menghitung bersama.
"Dengan Polda (Metro) Jaya," imbuhnya.

TETAP SOLID
Sekelompok oknum TNI menyerang dan merusak sejumlah fasilitas di Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Insiden tersebut dipastikan tidak akan mengganggu sinergitas antara TNI-Polri yang saat ini sudah terjalin dengan baik. TNI-Polri akan tetap solid.

"Kemarin sudah disampaikan langsung oleh Kapolda dan Pangdam, kita sinergi TNI-Polri tidak akan kendor, terus akan berlangsung. Memang selama ini sudah berlangsung bagus. Kita kedepankan di sini adalah preventif," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (31/8).

Yusri mengatakan pihaknya juga akan melakukan patroli skala besar di daerah-daerah yang tergolong rawan terjadinya kerusuhan. Patroli tersebut dilakukan bersama dengan pihak TNI, khususnya Kodam Jaya.

Menurut Yusri, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tenang pascainsiden penyerangan dan perusakan Polsek Ciracas. TNI-Polri akan bergandengan tangan mengamankan Ibu Kota. "Kita lakukan patroli skala besar di tempat-tempat yang agak rawan. Ini masih berjalan terus. Masyarakat kita harap tetap tenang dan pimpinan sudah menyampaikan polisi dan TNI tetap bekerja dengan baik dan mengamankan Ibu Kota," papar Yusri.

SELIDIKI
Seorang warga mengaku terkena tembakan airsoft gun terkait insiden penyerangan Polsek Ciracas. Pihak kepolisian bersama TNI menyelidiki terkait penggunaan airsoft gun tersebut.

"Masih kita selidiki siapa penggunanya. Tapi domainnya penyelidikan yang dilakukan TNI ada hukum militer, kalau pelakunya TNI. Kalau ada orang sipil, baru kita (Polda Metro Jaya)," kata Kombes Yusri Yunus.

Yusri menerangkan saat ini pihak kepolisian bersama TNI telah membentuk tim gabungan guna mengusut tuntas aksi perusakan di Polsek Ciracas. Dia mengatakan saat ini pihak kepolisian masih mendalami terkait kemungkinan adanya warga sipil yang turut tergabung dalam aksi tersebut.

"Dari Polda sendiri kita masih terus mendalami apakah kemungkinan ada keterlibatan orang sipil di sini, itu nanti domainnya Polda Metro Jaya. Kita tunggu saja dulu," sebut Yusri.

Terkait total kerugian dari aksi penyerangan di Polsek Ciracas, Yusri menambahkan hingga kini pihaknya masih terus melakukan pendataan. Dia juga mengatakan setidaknya hingga saat ini tercatat ada 6 warga sipil yang turut menjadi korban sebagai imbas aksi penyerangan tersebut.

Salah satu korban adalah kru sebuah televisi swasta. "Memang kemarin ada beberapa warga sipil termasuk kru ANTV itu kan warga sipil yang dirawat. Lalu yang tidak dirawat memang ada beberapa, ada 6 korban tapi hanya rawat jalan," kata Yusri.

PICU PENYERANGAN
Oknum TNI yang diduga menyebar hoax hingga terjadinya penyerangan Polsek Ciracas, Prada Ilham mengalami kecelakaan tunggal di Arundina, Cibubur, Jakarta Timur (Jaktim). Di lokasi jatuhnya Prada Ilham, masih terlihat bekas olah TKP yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Pantauan di lokasi, tepatnya Jalan Kelapa Dua Wetan, Senin (31/8), ada gambar ilustrasi seseorang diibaratkan Prada Ilham terkapar di aspal. Lokasi ini dekat dengan lampu merah Arundina, depan toko kecantikan.

Coretan ilustrasi itu berada di sebelah kiri menuju Jalan Munjul dan Jalan Cibubur. Ada juga gambar panah penunjuk arah. Gambar-gambar tersebut dibuat dengan cat semprot warna putih.

Panah itu menunjuk ke arah gambar motor. Di aspal tergambar ilustrasi sepeda motor dengan Prada Ilham berjarak. Gambar ilustrasi bekas olah TKP itu masih mencuri perhatian warga yang menghentikan laju kendaraannya saat lampu merah menyala.

Lokasi kejadian tak jauh dari tempat perusakan belasan gerobak oleh ratusan massa tak dikenal. Jaraknya hanya berkisar 80 meter.
Diketahui, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyatakan pihaknya tak menemukan cukup bukti bahwa Prada Ilham mengalami pengeroyokan. Hasil penyelidikan polisi menyebutkan bahwa Prada Ilham tak dapat mengendalikan motornya karena kurang konsentrasi sehingga akhirnya terjatuh. (detikcom/a)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru