Tanjungbalai (SIB)
Sejak pandemi Covid-19 awal tahun 2020 lalu, kehidupan penarik becak motor (Betor) di Kota Tanjungbalai ibarat makan buah simalakama. Jika menarik tidak ada sewa dan jika tidak menarik tidak bisa makan.
Ucok Aritonang (45) salah seorang penarik becak motor (Betor) mengatakan hal itu, Sabtu (31/10). Sejak merebaknya Covid-19 katanya, penghasilannya sebagai penarik Betor turun drastis. Jauh berbeda di saat sebelum wabah Covid-19.
"Kami sebagai penarik becak hanya bisa pasrah melihat pembatasan aktivitas masyarakat sesuai protokoler kesehatan Covid-19.
Mulai pembatasan anak ke sekolah, berjualan dan lainnya. Alhasil, pendapatan dari menarik becak tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Walaupun sudah mondar mandir berkeliling mencari sewa, namun sunyi karena aktivitas warga di luar rumah dibatasi, "keluh Ucok saat dijumpai di tempat mangkal Betor di sekitaran pusat kota.
Dari raut wajahnya terlihat lelah, karena aktivitas itu dilakoninya setiap hari mulai pagi hingga menjelang tengah malam demi membutuhi kehidupan keluarga. Sementara pendapatannya tidak menentu, yang sebelumnya bisa disisihkan untuk bayar sewa rumah, namun saat ini, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan keluarganya.
Keluhan yang sama juga dirasakan Babang (50), seorang penarik Betor lainnya di Kota Tanjungbalai. Pasca merebaknya virus corona juga pendapatannya jauh menurun. Bahkan untuk kebutuhan makan sehari-hari terancam jika hanya mengandalkan menarik Betor.
“Saat seperti ini, saya terpaksa harus bekerja keras dan ekstra mencari peluang untuk bisa dapat duit. Yang penting halal dan bisa membutuhi kehidupan keluarga. Kalau orang lain yang punya pekerjaan penghasilan rutin perbulan mungkin tidak masalah, kami hanya cari untuk makan itupun susah,†ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19, Ucok dan Babang tetap beraktivitas seperti biasa meskipun pendapatannya menurun. Mereka harus tetap bekerja, karena tidak ada pilihan lain untuk menghidupi keluarganya.
“Kami saat ini ibarat makan buah simalakama, di satu sisi kami juga takut dengan kondisi wabah Covid-19 saat ini. Tapi kalau kami berdiam di rumah, anak istri kami makan apa. Seharusnya adalah solusi kepada penarik Betor seperti kami ini. Ini juga bisa dipikirkan oleh pemerintah Kota Tanjungbalai,†harapnya. (A09/c)