Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 04 Agustus 2025

Bebas Covid-19, Selandia Baru Tidak Lagi Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Redaksi - Rabu, 16 Desember 2020 09:29 WIB
401 view
Bebas Covid-19, Selandia Baru Tidak Lagi Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Shutterstock
Ilustrasi virus corona di Selandia Baru.
Jakarta (SIB)
Selandia Baru adalah salah satu negara di dunia yang hingga saat ini tidak melaporkan pertambahan kasus baru virus corona.
Penanganan Covid-19 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Jacinda Ardern terbukti mengantarkan negara itu bebas Covid-19 dan tak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan ketat.

Setidaknya, Ardern menerapkan beberapa kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Yakni memperketat pengawasan di perbatasan, menerapkan lockdown serta jaga jarak untuk mencegah penularan di masyarakat, dan tekun menggelar pemeriksaan, penelusuran kontak, hingga karantina.

Semua pendatang di Selandia Baru wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Dia pun meningkatkan kewaspadaan dengan melarang seluruh warga asing memasuki negaranya. Larangan itu berlaku bagi seluruh wisatawan atau pemegang visa berkala seperti mahasiswa atau pekerja.

Selandia Baru sempat dibayangi gelombang kedua Covid-19 dengan ditemukannya sejumlah kasus di kota Auckland pada Agustus dan memaksa pemerintah kembali menerapkan lockdown.

Hasilnya, pada awal Oktober, Ardern mengumumkan bahwa negaranya telah berhasil menaklukkan gelombang kedua Covid-19. Ardern menyatakan keberhasilan tersebut sekaligus melonggarkan pembatasan di Auckland.

Selain serangkaian upaya pencegahan tersebut, Selandia Baru juga selalu menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, rutin mencuci tangan, dan memakai masker untuk mencegah penularan di masyarakat, dan tekun menggelar pemeriksaan, penelusuran kontak, hingga karantina.

Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya membagikan keberhasilan Selandia Baru melawan corona lewat wawancara eksklusif.

Dia menyebut, Selandia Baru telah beraktivitas normal seperti biasa dan warga tak perlu lagi mengenakan masker.
Kendati demikian, Tantowi mengatakan protokol kesehatan yang diterapkan saat lockdown masih terbawa di kehidupan masyarakat hingga kini.

Menurut dia, kunci sukses Selandia Baru dalam mengantarkan negaranya bebas virus corona terletak pada kepatuhan penduduk dalam mengikuti anjuran pemerintah.

Ditanya terkait tren kasus Covid-19 di Selandia Baru terus menurun menurut Tantowi, penanganan Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Sehebat apa pun pemerintah, harus ada kerja sama dengan masyarakat. Nah, keberhasilan dari Selandia Baru dikarenakan ada partisipasi dari masyarakatnya,” ujar Tantowi.

Masyarakat berpartisipasi karena adanya kepercayaan diri dan percaya kepada pemerintah. Tanpa itu, sulit untuk membuat 5 juta penduduk di negeri ini patuh terhadap anjuran-anjuran bahkan larangan-larangan dari pemerintah.

“Nah di sini, sekali lagi, masyarakatnya percaya dan percaya diri serta yakin kepada pemerintah. Itu modalnya,” katanya.
Dari rasa percaya tersebut, apa yang bisa dicontoh oleh Indonesia di mana beban kasus Covid-19 kian tinggi? Menurut Tantowi, harus ada komunikasi yang jelas, kredibel, dan dilaksanakan secara reguler. Masyarakat harus dikasih tahu dan harus diberikan update perkembangan Covid-19 setiap hari. Itu yang dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru.

Waktu itu, Perdana Menteri bersama dengan Direktur Jenderal Kesehatan memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui media sosial. Kemudian, keterangan ini dikutip oleh koran untuk dijadikan berita, baik berita hari itu maupun berita besoknya.

Nah, sistem yang jelas, kredibel, dan transparan itu membangkitkan rasa percaya dan rasa yakin rakyat kepada pemerintahnya karena walau bagaimana pun, sehebat apa pun pemerintah, masyarakat harus mendukung.

Partisipasi masyarakat dalam bersama-sama keluar dari pandemi ini adalah suatu keharusan. Jadi pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, rakyat juga tidak bisa dibiarkan sendiri.

Indonesia sudah mendatangkan vaksin virus corona, apakah Selandia Baru juga demikian?
Di sini belum ada vaksin, jadi paling cepat kuarter pertama tahun depan baru diperkirakan vaksin itu akan masuk ke sini, ujarnya. (CNNI/d)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru