Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 04 Juli 2025
Jokowi Berduka atas Gempa Mamuju Sulbar

Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Fasilitas Umum Rusak

* 35 Tewas, 15 Ribu Warga Mengungsi
Redaksi - Sabtu, 16 Januari 2021 08:25 WIB
613 view
Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, Fasilitas Umum Rusak
Foto: Antara/Akbar Tado
RUSAK: Warga mengamati Gedung Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang rusak akibat gempa bumi, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1).
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan dukacita atas musibah gempa berkekuatan M 6,2 di Majene yang berdampak ke Mamuju, Sulbar. Jokowi memerintahkan jajarannya bekerja untuk upaya pencarian dan penanganan korban.

"Tadi pagi saya juga bertelepon kepada Gubernur Sulawesi Barat dan saya juga telah memerintahkan kepada Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), kepada Menteri Sosial, kepada Kepala Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan), dan Panglima TNI dan Kapolri beserta jajarannya, untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban, serta melakukan perawatan kepada korban yang luka-luka," kata Jokowi dalam keterangan tertulis dari Sekretariat Presiden, Jumat (15/1).

"Saya atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia menyampaikan duka yang mendalam atas korban yang meninggal dunia," kata Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Untuk penanganan longsor di Kabupaten Sumedang, Presiden juga telah memerintahkan Kepala BNPB, Menteri Sosial, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera melakukan relokasi warga terdampak bencana.

"Terakhir, saya mengimbau agar kita semuanya untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem baik berupa hujan lebat dan yang lainnya dan selalu memperhatikan peringatan dini mengenai cuaca dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi juga memerintahkan Kepala BNPB Doni Monardo dan Mensos Tri Rismaharini (Risma) ke lokasi gempa.

"Pagi ini 15 Januari 2021, Kepala BNPB siap siap melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat bersama sejumlah anggota DPR RI dari Komisi VIII. Mendengar kabar terjadinya gempa di Mamuju Sulbar, Presiden memerintahkan Doni Monardo dan Mensos Risma berangkat ke Mamuju dan segera merubah rencana, berangkat ke Mamuju Sulawesi Barat," ujar Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah, Jumat (15/1).

Doni sendiri membatalkan kunjungannya ke Sumedang kemarin. Untuk gempa di Majene dan Mamuju, Doni memerintahkan 4 helikopter ke lokasi.

"Doni juga langsung menginstruksikan helikopter BNPB menuju lokasi bencana. Ada 4 helikopter BNPB dikerahkan," kata Egy.
Kantor Gubernur Sulbar Ambruk

Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,2, yang berpusat di Majene, membuat kantor Gubernur Sulbar hingga sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menganalisis penyebab gempa di Majene.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (15/1).

Gempa bumi tektonik ini terjadi, Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau pukul 02.28 waktu setempat. Episentrum gempa di Majene terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah timur laut Majene pada kedalaman 10 km.

Hingga pukul 02.20 WIB atau pukul 03.20 waktu setempat, hasil monitoring BMKG menunjukkan 6 aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitudo maksimum M 4,1. Gempa M 6,2 di Majene ini masih merupakan rangkaian gempa bumi M 5,9, Kamis (14/1).

"Gempa bumi ini masih merupakan rangkaian gempa bumi pada tanggal 14 Januari 2021 Pukul 13.35 WIB dengan magnitudo M 5,9," ujar Bambang.

Guncangan gempa Majene dirasakan di daerah Majene, Mamuju IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menerima laporan pascagempa. Nurdin menyebut, sejumlah kantor hingga rumah sakit hancur akibat gempa.

"Sekarang jalan putus, beberapa kantor-kantor rumah sakit hancur, makanya kita segera ke sana membantu," ujar Nurdin dalam keterangannya kepada wartawan di Makassar, Jumat (15/1).

Rusak Berat
Aliran listrik di Mamuju juga putus. Hal itu terjadi karena kantor PLN yang mengalami kerusakan parah.

"Kantor kami mengalami kerusakan yang cukup parah," kata Humas PLN Wilayah Sulbar, Eko Wahyu Prasongko saat konfirmasi, Jumat (15/1).

Eko mengatakan, saat ini kondisi listrik masih padam. Ia menyebut pihaknya tengah melakukan pengecekan.

"Jadi memang informasinya listriknya memang padam tapi sementara teman-teman lagi inventarisir," kata Eko.

Pihaknya saat ini telah mengirimkan bantuan dari Makassar menuju Mamuju. Saat ini kendala yang dihadapi adalah terputusnya jalan menuju Mamuju.

"Masalahnya jalan menuju Mamuju, Majene, dari Makassar putus. Ada jembatan arteri putus," kata dia.

"Kemungkinan kita cari jalan melingkar nanti. Mungkin dari Makassar ke Polewali. Pokoknya kita cari jalan dulu," imbuhnya.

Selain kantor PLN dan Kantor Gubernur, Hotel Maleo juga rusak.

Sejumlah bangunan dan fasilitas umum di wilayah tersebut juga rusak.

"BPBD Majene menginformasikan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit puskesmas (RB), dan 1 kantor Danramil Malunda (RB)," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Jumat (15/1).

Ngungsi ke Bukit
Sejumlah warga di Kabupaten Majene, hingga saat ini masih bertahan di perbukitan pascagempa magnitudo (M) 6,2. Akibatnya sejumlah jenazah korban yang tertimpa reruntuhan belum sempat dimakamkan.

Pantauan di Desa Meikatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Jumat (15/1), tampak kondisi desa yang sudah sangat sepi ditinggal penduduk.

Kecamatan Malunda merupakan salah satu kecamatan paling parah terdampak gempa. Di Desa Meikatta, tampak sebagian besar rumah warga sudah runtuh akibat gempa.

"Ini warga yang paling parah tertimpa reruntuhan saat gempa pertama. Rumah almarhum ini rata dengan tanah," ujar salah seorang warga Desa Meikatta, Irwan, saat ditemui di desanya.

Irwan juga menunjukkan salah satu kerabatnya yang tewas akibat gempa. Namun Irwan bingung bagaimana cara memakamkan kerabatnya itu seorang diri. Dia masih menunggu warga lainnya untuk ikut bersedia mengurus jenazah. Dia meletakkan jenazah kerabatnya itu di bawah pohon sembari menutupnya dengan kain.

"Warga masih mengungsi, semua pindah lokasi. Di atas 50 persen rumah hancur, ini ada korban akibat gempa, susah diurus karena tidak ada orang," katanya.

Selain jenazah kerabat Irwan yang belum sempat terurus, tampak juga di bawah reruntuhan rumah warga beberapa jenazah yang belum sempat dievakuasi.

Desa Meikatta yang rusak cukup parah juga belum tersentuh tim SAR dan petugas lainnya. Hingga detikcom meninggalkan lokasi tersebut, desa masih tampak sepi.

Hingga saat ini, dilaporkan ada 15 ribu warga mengungsi akibat gempa di Majene. Selain itu tercatat 35 orang meninggal dan 637 orang mengalami luka-luka akibat gempa bumi di Mamuju dan Majene.

Gempa Susulan
Sementara itu, BMKG mengatakan, gempa susulan masih berpotensi terjadi pascagempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,9 dan M 6,2 di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Gempa susulan yang terjadi berpotensi memicu tsunami sehingga warga di pesisir pantai diminta mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi.

"Kemungkinan kalau akan terjadi gempa susulan, yang dikhawatirkan dapat juga memicu tsunami baik akibat longsor ke laut, ataupun tsunami akibat gempa itu," ujar Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers online, Jumat (15/1).

Untuk itu, selain menjauhi bangunan yang mudah roboh atau gedung-gedung yang rawan ambruk, BMKG meminta warga yang ada di pesisir pantai mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi.

"Yang berada di pantai saat merasakan guncangan gempa berikutnya mohon untuk segera meninggalkan pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi," katanya.

BMKG meminta warga tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan tsunami. BMKG juga memastikan bahwa 2 gempa besar sebelumnya, yakni yang berkekuatan M 5,9 dan M 6,2 tidak berpotensi tsunami. (detikcom/f)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru