Medan (SIB)
Politisi Partai Golkar Ir Leo Nababan sangat setuju pernyataan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti bahwa Indonesia layak jadi 45 provinsi dan berterimakasih DPD mendorong pemekaran Provinsi. Pasalnya, wilayah NKRI ini sangat luas, dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud sampai Pulau Rote. Sehingga untuk mengurusi wilayah yang luas tersebut perlu banyak pemekaran kabupaten/kota dan provinsi.
“Ketika saya jadi anggota MPR RI, staf khusus Ketua DPR RI dan staf ahli Menko Kesra Agung Laksono, semua wilayah Indonesia sudah saya jalani. Sangat-sangat luas, makanya perlu penambahan provinsi-provinsi baru untuk memperpendek rentang kendali daerah ke ibu kota provinsi,†kata Leo Nababan kepada wartawan, Sabtu (23/1).
Dikatakannya, setelah nanti Presiden mencabut moratorium dan menetapkan Provinsi Tapanuli jadi provinsi baru, perlu penambahan provinsi baru lagi di Sumut, yakni Provinsi Kepulauan Nias (Kepnis) dan Provinsi Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
Kemudian di tanah Papua perlu ditambah 4 provinsi lagi untuk menambah stabilitas keamanan di bumi Cendrawasih. Kodam juga harus lebih dari dua. Termasuk pembangunan infrastruktur untuk menambah kesejahteraan bagi masyarakat Papua sehingga sejajar dengan provinsi lainnya.
“Pulau Kalimantan harus mekar 2 provinsi lagi, ditambah rencana Provinsi Madura dan Provinsi Bogor. Sekarang ini di Indonesia ada 34 provinsi, jika ditambah Protap, Tabagsel, Kepni, Provinsi Madura, Provinsi Bogor, 2 provinsi di Kalimantan dan 4 di Papua (11 propinsi lagi), maka Indonesia jadi 45 propinsi seperti apa yang diungkapkan La Nyalla Mattalitti,†ungkap Leo.
BERKAS PROTAP
Terkait Provinsi Tapanuli, lanjut Leo Nababan, berkasnya sudah sangat lengkap. Mulai dari persetujuan para kepala daerah se kawasan Tapanuli, persetujuan lewat paripurna DPRD SU yang ditandatangani Ketua DPRD SU H Saleh Bangun, surat dukungan dari Gubernur Sumut H Syamsul Arifin dan Ketua DPR RI Agung Laksono.
“Semua sudah lengkap, saya rasa kelengkapan berkas Protaplah yang paling lengkap dari semua usulan provinsi baru lainnya. Tinggal persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono waktu itu, tapi beliau menyatakan moratorium untuk pemekaran maka tertunda sampai sekarang. Kita berharap bisa terealiasi di era pemerintahan Jokowi sekarang ini,†harapnya.
Menurut Leo, segala sesuatu akan indah pada waktunya, Protap sudah diperjuangkan melalui pekerjaan yang sangat panjang. Sampai ada korban jiwa bahkan para pejuang protap harus rela masuk penjara. Untuk itu dia mengajak semua orang Batak dimanapun berada untuk mendoakan Protap segera disahkan.
Cepat atau lambat kata Leo, Protap pasti akan jadi, tinggal menunggu pencabutan moratorium oleh Wakil Presiden sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Ia mengimbau agar jangan ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Jangan mentang-mentang sudah ada angin segar, ada pihak-pihak jadi pahlawan kesiangan membentuk panitia baru. Hargailah kepanitiaan lama lewat Ketua Dewan Penasehat alm DR GM Panggabean, Ketua Umum Ir GM Chandra Panggabean, Sekretaris Hasudungan Butarbutar dan panitia lainnya.
“Mereka berjuang dengan tulus, ikhlas tanpa pamrih, tidak ada target-terget mau jadi pejabat. Tapi bagaimana bona pasogit Tapanuli bisa jadi provinsi yang sudah lama diidam-idamkan. Marilah kita sambut era baru lokasi pariwisata kelas dunia, lewat panorama indah Danau Toba,†tuturnya. (M10/a)
Sumber
: Hariansib edisi cetak