Jakarta (SIB)
Anggota DPR RI meminta pemerintah daerah memberikan perhatian khusus di titik yang rawan terjadinya bencana alam. Dia juga meminta agar masyarakat yang berada di daerah rawan bencana senantiasa waspada.
"Untuk pemerintah daerah dan satuan tugas (satgas) bencana agar memberikan prioritas perhatian bagi wilayah-wilayah yang rawan bencana, seperti banjir, longsor, gempa bumi maupun gunung meletus selain tetap melakukan pengurangan dampak pandemi Covid-19," kata Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN, Farah Putri Nahlia dalam keterangan yang diterima, Sabtu (24/1).
"Saya berharap masyarakat rawan bencana untuk selalu siaga agar tidak terjadi musibah yang tidak diinginkan," katanya.
Selain itu, Farah juga memberikan bantuan kepada bencana longsor di Sumedang. Dia berharap bantuan itu bisa meringankan beban warga yang terkena musibah.
"Merespon musibah longsor di Cimanggung Sumedang, saya selaku Anggota DPR RI Komisi I Dapil Jabar IX (Sumedang, Majalengka dan Subang) merasa prihatin dan mencoba meringankan beban para korban terdampak melalui bantuan sembako (5 kg beras dan 2 liter minyak goreng) sejumlah 1000 paket yang disalurkan melalui relawan DPD PAN Sumedang dan Kokam Pemuda Muhammadiyah sejak tanggal 23 Januari 2021," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Farah juga memberikan santunan kepada anak yatim, serta bantuan untuk operasional masjid.
"Santunan anak yatim dan bantuan operasional masjid di tiga kabupaten (Sumedang, Majalengka dan Subang) dalam rangka zikir dan doa bersama agar keluarga kami maupun masyarakat dan bangsa ini diringankan bebannya dalam situasi pandemi Covid-19 dan berbagai bencana lainnya," katanya.
Terbanyak Banjir
Terpisah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 197 bencana terjadi di seluruh Indonesia. Bencana itu tercatat BNPB terjadi sejak 1 hingga 23 Januari 2021.
Dikutip dari Antara, Minggu (24/1), mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi atau bencana yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi atau alam. Bencana banjir mendominasi, yakni sebanyak 134 kejadian, disusul tanah longsor 31 kejadian, dan puting beliung sebanyak 24 kejadian.
Serangkaian bencana pada awal 2021 menyebabkan 184 orang meninggal dunia dan lebih dari 2.700 orang mengalami luka-luka. Adapun yang dinyatakan hilang sebanyak sembilan orang, serta mereka yang menderita dan mengungsi mencapai 1,9 juta orang.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari 2020, BNPB mencatat ada 297 bencana saat itu. Termasuk yang menjadi sorotan yakni banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Namun, di sisi lain, bencana awal tahun ini lebih banyak merengut nyawa dibanding sejumlah bencana pada Januari 2020 yang menewaskan 91 orang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan skenario terburuk di mana fenomena iklim terjadi bersamaan saat ini sedang berlangsung dan bersamaan dengan puncak musim hujan. Kondisi ini dapat berdampak pada cuaca di wilayah Indonesia sehingga perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi.
"Sejak Oktober 2020, BMKG memberikan peringatan dini potensi terjadinya kondisi ekstrem terkait cuaca akibat adanya berbagai fenomena yang dikhawatirkan akan terjadi bersamaan dengan musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
BMKG memprakirakan sejumlah daerah perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem dan adanya potensi banjir dalam beberapa hari ke depan. Hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat atau petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan. (detikcom/d)
Sumber
: Hariansib edisi cetak