Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 05 Juli 2025

DPN FKPPN Temukan Proyek PLTBS KEK Sei Mangkei Simalungun Berbiaya Ratusan Miliar Rupiah Mangkrak

* KEK Dianggap Gagal Penuhi Target Jadi Kawasan Industri Raksasa
Redaksi - Rabu, 27 Januari 2021 09:11 WIB
1.634 view
DPN FKPPN Temukan Proyek PLTBS KEK Sei Mangkei Simalungun Berbiaya Ratusan Miliar Rupiah Mangkrak
Internet
PLTBg Pertamina di KEK Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara.
Medan (SIB)
Ketua Umum DPN (Dewan Pimpinan Nasional) FKPPN (Forum Komunikasi Pensiunan Perkebunan Nusantara) Drs Serta Ginting menemukan proyek PLTBS (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa) berbiaya ratusan miliar rupiah mangkrak alias sudah jadi besi tua di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, sehingga diduga telah terjadi kerugian negara dengan jumlah besar.

"Seperti diketahui, proyek raksasa yang rencananya akan menghasilkan tenaga listrik berkapasitas 2x3,5MW ini dibangun sekitar tahun 2011, guna memenuhi kebutuhan listrik bagi 200 perusahaan yang melakukan investasi di kawasan itu. Tapi kini proyek yang digulirkan semasa Direktur PTPN III dijabat Amri Siregar, sudah menjadi besi tua," ujar Serta Ginting kepada wartawan, Rabu (20/1) di Medan, seusai berkunjung ke KEK Sei Mangkei.

Ditambahkan Serta, dengan mangkraknya proyek tenaga listrik PLTBS yang rencana awal disebut-sebut bahannya dari ampas TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit ini, tentu mengundang kekecewaan para investor di KEK Sei Mangkei, karena tidak bisa menghasilkan listrik.

Selain itu, tambah Serta Ginting, FKPPN juga sangat prihatin terhadap keberadaan KEK Sei Mangkei yang kini hanya dua perusahaan yang berdiri dan bergabung di kawasan industri tersebut, yaitu PT Unilever dan PT Industri Nabati Lestari (INL). Padahal dulu digembar gemborkan akan dihuni 200 investor dan berbagai macam produk, tapi nyatanya hanya bohong belaka.

Ditambahkan mantan Ketua Umum SPBun ini, pihaknya juga mempertanyakan sisa lahan proyek Seri Mangkei yang tidak dipergunakan seluruhnya yang diperkirakan luasnya mencapai 1600 hektare, yang saat ini masih ditanam sawit dan tetap berproduksi, sehingga perlu ditelusuri ke mana hasil sawit itu disetor.

Menyikapi hal itu, Serta Ginting menegaskan, FKPPN akan menjadikan kawasan Sei Mangkei sebagai agenda penting untuk diungkap kebenarannya ke publik, karena dianggap gagal memenuhi target yang selama ini digembar-gemborkan menjadi kawasan industri raksasa, apalagi lokasinya berdekatan dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Selain itu, ujar mantan anggota DPR RI ini, FKPPN juga akan terus menginvestigasi soal keberadaan lahan KEK Sei Mangkei seluas 1.600 hektare yang masih ditumbuhi sawit dan karet berproduksi. Padahal seharusnya sudah menjadi lahan kosong milik kawasan industri.

"Kita ketahui pemerintah sudah menghapus bukukan lahan yang semula hamparan tumbuhan, berubah menjadi HGB (Hak Guna Bangunan) lahan kosong untuk dibangun proyek industri. Tapi saat ini ada tanaman di atas lahan tersebut, sehingga perlu dipertanyakan siapa seharusnya yang berhak atas hasilnya," tukasnya.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada mantan Dirut PTPN III Amri Siregar melalui What's App, menyarankan untuk mempertanyakan hal ini kepada pihak PTPN III, karena merekalah yang berkompeten terkait masalah ini. "Tentang hal itu, PTPN III yang berkompeten," katanya singkat.

Sementara, Kabag Humas PTPN III Ari Filiano Harahap yang sudah seminggu ditelepon dan di What's App, tapi baru hari Rabu (20/1) dibalas dan mengangkat telepon wartawan, menyarankan sebaiknya konfirmasi ke PT KINRA (Kawasan Industri Nusantara) sebagai anak perusahaan PTPN III.

"Kalau masalah itu, konfirmasi saja ke PT KINRA, bang karena mereka yang menangani hal itu. Kita di PTPN III menangani masalah pembangunannya," ujar Ari sembari berjanji akan mengirimkan nomor telepon Humas PT KINRA. Tapi hingga berita ini dikirim ke redaksi belum mengirim nomor tersebut.

Tidak Bisa Ditemui
Pihak PT KINRA KEK Sei Mangkei saat didatangi langsung ke kantornya untuk dikonfirmasi langsung tidak bisa ditemui, dengan alasan lagi rapat di Medan. Selanjutnya Windi yang merupakan pihak PT KINRA KEK Sei Mangkei saat dihubungi melalui What's App sampai berita ini dibuat tidak memberi tanggapan. (M03/S08/d)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru