Medan (SIB)
Camat Medan Sunggal Indra Mulia Nasution mengakui kepala lingkungan (kepling)-lah yang membawa anggota ormas Forum Umat Islam (FUI) Sumatera Utara (Sumut) untuk membubarkan pertunjukan kuda kepang yang berujung adu pukul.
Kepling itu sudah diberi sanksi.
"Iya (kepling yang bawa anggota FUI). Tindakan dia di luar etika sebagai kepala lingkungan," kata Indra saat dihubungi, Kamis (8/4).
Indra mengatakan, kepling membawa anggota FUI untuk membubarkan kerumunan yang terjadi saat pertunjukan kuda kepang. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.
"Karena ada Covid kan nggak boleh ada kerumunan," ucapnya.
Indra menyebut pertunjukan kuda kepang itu memang tidak memiliki izin. Kepling yang membawa anggota FUI itu sudah diberi sanksi.
"Kita berikan sanksi sampai nanti tingkatan yang lebih tinggi," jelasnya. Namun Indra belum menyebut detail sanksi yang diberikan kepada kepling itu.
Indra Mulia Nasution mengatakan, Kepling tersebut telah ditindak dan mendapatkan surat peringatan.
"Untuk sementara kita beri peringatan," kata Indra.
Kepling merupakan jabatan setingkat Ketua RT di Medan. Indra mengatakan sanksi itu bisa saja lebih tinggi. Dia mengatakan persoalan sanksi ini ditingkatkan setelah mendapatkan petunjuk dari pimpinannya.
"Kita masih meminta petunjuk dari pimpinan, pasti kita tindak," ujarnya.
Indra mengatakan peristiwa itu terjadi di Lingkungan 9, Kelurahan Sei Sikambing B, Medan Sunggal. Kondisi di lokasi sendiri disebut sudah kondusif.
"Sudah aman," jelas Indra.
Sebelumnya video pembubaran hingga adu pukul yang dilakukan anggota FUI Sumut itu viral. Pembubaran itu awalnya disebut karena FUI menolak kuda kepang dengan alasan syirik.
"Laskar Khusus Umat Islam FUI DPD Medan membubarkan pertunjukan seni budaya kuda kepang atau yang lazim disebut jaranan karena dianggap syirik," tulis pengunggah video.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (2/4). Adu pukul disebut terjadi karena pihak FUI meludahi salah seorang warga yang ikut menolak pembubaran pertunjukan.
Ketua FUI Sumut Indra Suheri membantah pihaknya membubarkan karena alasan syirik. Dia mengatakan pembubaran dilakukan atas permintaan dari kepala lingkungan di lokasi pertunjukan kuda kepang itu dilakukan karena tidak memiliki izin.
"Lokasi kejadian itu di jalan ring road. Kebetulan kepling-nya kenal baik dengan orang FUI, jadi datanglah ke situ, karena kepling-nya tidak setuju. Karena tidak ada surat-surat yang boleh mempraktikkan jaran kepang di situ. Maka datanglah orang FUI ke situ sama kepling," kata Indra saat dihubungi.
"Karena nggak ada surat izin, apalagi ke kepolisian, diminta membubarkan diri secara persuasif," imbuhnya.
Polisi pun menyelidiki kasus itu. Polisi mengatakan dua kubu yang adu pukul saling membuat laporan. Sudah ada 15 orang saksi yang diperiksa terkait kasus ini.
"Masih penyelidikan. Dua pihak saling lapor, dari dua pihak ini semuanya mungkin sudah ada 15 orang yang diperiksa," jelas Kanit Reskrim Polsek Medan Sunggal, AKP Budiman Simanjuntak.
Laporkan
Sementara itu, Perkumpulan Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Sumut melaporkan Ormas FUI atas dugaan tindakan persekusi ke Polrestabes Medan, Kamis (8/4).
Laporan ini terkait kericuhan yang terjadi saat pembubaran acara kuda kepang yang diwarnai adu pukul di Jalan Merpati, Kecamatan Medan Sunggal.
Ketua DPW Pujakesuma Sumut, Eko Sopianto kepada wartawan di Mapolrestabes Medan mengatakan, pihaknya melaporkan persekusi yang dilakukan pihak Ormas FUI, seperti pembubaran dan kata-kata tidak etis.
"Atas laporan ini, kami menyerahkan sepenuhnya proses penegakan hukum kericuhan pembubaran kuda kepang ke pihak berwajib," ujarnya.
Eko juga meminta kepada warga Jawa di Sumut untuk menahan diri agar tidak terpancing dengan isu-isu yang dapat merusak kondusifitas di Sumut. Agar nenjaga situasi tetap kondusif dan jangan terprovokasi pada hal-hal yang dapat memecah belah bangsa ini. Karena sayang bangsa kita yang besar ini terpecah belah karena tindakan intoleransi.
"Kami imbau kepada warga Jawa di Sumut untuk menahan diri. Proses ini sudah ditangani aparat penegak hukum," imbaunya. (detikcom/M14/d)
Sumber
: Hariansib.com edisi cetak