Jakarta (SIB)
Kenaikan harga BBM di Sumut membuat Gubernur Sumut Edy Rahmayadi harus menelepon langsung Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Ahok, kata Edy memastikan harga BBM naik bukan karena naiknya Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Sayangnya Edy tak menjelaskan detail apa yang diungkapkan Ahok soal pemicu naiknya harga BBM di Sumut.
“Nggak itu, Bang,†kata Edy menirukan ucapan Ahok.
Lalu seperti apa jawaban Ahok?
Ahok mengakui Edy memang menghubungi dirinya untuk menanyakan soal harga BBM yang naik di Sumut. Dia menyebut hubungannya dengan Edy cukup baik.
“Iya benar. Karena memang kenal baik dan kadang kontak dengan beliau,†ujar Ahok lewat pesan singkat, Kamis (6/5).
Menurut Ahok, waktu dia mendapatkan telepon dari Edy, dia minta waktu dulu untuk mencari tahu ke jajaran direksi apa yang membuat harga BBM di Sumut naik. Setelah mendapatkan jawabannya dia langsung mengirim pesan WhatsApp ke Edy.
Dari laporan jajaran direksi Pertamina, Ahok menyebutkan bahwa benar harga BBM di Sumut naik karena adanya Pergub Nomor 1 2021 yang mengatur kenaikan pajak BBM.
“Waktu telepon saya masih perlu cari tahu kenapa naik. Kemudian baru dapat jawaban dan saya WA ke pak gub, bahwa kenaikan dikarenakan adanya Pergub baru,†ungkap Ahok.
Adapun Pergub yang dimaksud Ahok adalah Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 01 Tahun 2021 yang mengatur tentang PBBKB atau pajak BBM.
Di dalam beleid itu, terdapat perubahan tarif PBBKB khusus bahan bakar non subsidi dari sebelumnya 5% disesuaikan menjadi 7,5% di wilayah Sumatera Utara. Dengan begitu harga BBM Pertalite dan Pertamax harus dinaikkan.
Sebelumnya, Edy Rahmayadi mengatakan dirinya ditanyai soal harga BBM di Sumut yang naik Rp 200. Harga BBM ini disebut naik karena Pergub tentang kenaikan PBBKB.
“Ada yang nanya, ‘Pak, kenapa Pertamina menaikkan minyak karena Pergub-nya Bapak? Pergub yang mana,’ saya bilang,†kata Edy.
Edy awalnya tidak memahami Pergub yang dimaksud menjadikan Pertamina menaikkan harga BBM di Sumut. Setelah tahu, dia kemudian menelpon Ahok untuk mempertanyakan apa benar BBM naik karena Pergub yang dia keluarkan.
“Saya telepon Ahok. Ahok saya telepon karena dia Komisaris Utama. ‘Ahok, kenapa kalian naikkan BBM karena Pergub-ku?’†kata Edy.
Ahok, kata Edy, memberi penjelasan penyebab BBM di Sumut naik. Edy mengatakan Ahok memastikan harga BBM naik bukan karena Pergub Edy.
“Nggak itu, Bang,†kata Edy menirukan ucapan Ahok.
ALASAN
Lebih jauh, Edy mengatakan ada warga yang melakukan demo di DPRD Sumut soal naiknya harga BBM. Edy menilai yang melakukan demo itu tidak memahami persoalan Pergub yang dia keluarkan.
“Besoknya DPR ramai (demo tolak kenaikan BBM). Ya ampun, berarti nggak sama frekuensi kita,†tuturnya.
Dia kemudian menjelaskan alasan mengeluarkan Pergub tentang kenaikan PBBKB. Hal itu dia lakukan karena kondisi ekonomi Sumut.
“Saudara-saudara saya, 2020 bulan Maret tanggal 10 pertumbuhan ekonomi kita masih 5,22 persen. Pada saat itu, provinsi lain sudah menaikkan PBBKB-nya. Tinggal Sumatera dan Aceh yang belum. Saya tak mau naikkan, itu merupakan cadangan devisa saya selaku gubernur,†terang Edy.
“Begitu yang 5,22 persen, tanggal yang sama tahun 2021, dia minus 1,71 persen. Dari mana uang kita cari untuk menutupi ini? Deflasi kita. Saya naikkan 2,5 persen,†tambahnya.
Dia menjelaskan Pergub yang dia keluarkan itu juga sudah disetujui DPRD Sumut. Edy mengatakan Pemprov Sumut mendapatkan dana Rp 300 miliar lewat pelaksanaan Pergub itu.
“Bikin Pergub, sosialisasikan sama Komisi C. Ditandatangani, jadi, dapat Rp 300 M. Kalau ini tidak sampai, dinaikkan lagi sampai 10 persen. Provinsi lain sudah naik 10 persen,†jelasnya. (detikcom/detikfinance/d)