Yerusalem (SIB)
Bentrokan kembali pecah antara warga Palestina dan polisi Israel di dekat kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, pada Senin (10/5) waktu setempat. Ratusan orang dilaporkan luka-luka dalam bentrokan terbaru itu.
Seperti dilansir AFP, Senin (10/5), laporan koresponden AFP menyebut ratusan orang melemparkan proyektil ke arah pasukan keamanan Israel, yang merespons dengan granat kejut, gas air mata dan peluru karet.
Bentrokan terbaru ini terjadi menjelang rencana pawai untuk memperingati pencaplokan Yerusalem oleh Israel dalam perang tahun 1967 silam, atau yang dikenal sebagai Hari Yerusalem di negara Yahudi itu.
Bentrokan di Masjid Al-Aqsa sebelumnya terjadi pada Jumat (7/5) malam yang diawali oleh aksi warga Palestina memprotes rencana penggusuran sejumlah keluarga Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. Lebih dari 200 orang luka-luka dalam bentrokan itu.
Pada Sabtu (8/5) waktu setempat, bentrokan terjadi di sejumlah wilayah lain di Yerusalem Timur yang membuat lebih dari 100 orang mengalami luka-luka, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.
Pada bentrokan itu, sedikitnya 275 warga Palestina mengalami luka-luka.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (10/5), laporan fotografer Associated Press menyebut belasan tabung gas air mata dan granat kejut mendarat di Masjid Al-Aqsa, yang terletak di lokasi suci bagi umat Yahudi dan Muslim di Yerusalem.
Asap mengepul di depan masjid dan kuil berkubah emas yang ikonik di kompleks suci tersebut pada Senin (10/5) waktu setempat. Bebatuan tampak berserakan di sekitar alun-alun. Di dalam satu satu area kompleks, sepatu dan puing-puing berserakan di atas karpet berornamen.
Laporan Bulan Sabit Merah Palestina, seperti dilansir Reuters, menyebut lebih dari 275 warga Palestina mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru ini. Sekitar 205 orang di antaranya dilarikan ke rumah sakit setempat, dengan lima orang mengalami luka serius.
Menurut fotografer Associated Press yang ada di lokasi, bentrokan berawal pada Senin (10/5) pagi saat demonstran memasang barikade pada gerbang masuk dengan papan kayu dan besi tua. Sekitar pukul 07.00 pagi, bentrokan pecah dengan orang-orang di dalam kompleks melemparkan batu ke arah polisi Israel yang ada di luar. Polisi Israel lantas masuk ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa dan menembakkan gas air mata, peluru karet serta granat kejut.
Pada satu momen, sekitar 400 orang -- baik demonstran muda maupun jemaah yang berusia lebih tua -- berada di dalam Masjid Al-Aqsa. Polisi Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut ke dalam masjid. Kepolisian Israel menyebut para demonstran melemparkan batu ke arah mereka dan ke ruas jalanan dekat Tembok Ratapan yang menjadi tempat ribuan umat Yahudi Israel berdoa.
Sidang banding yang diajukan keluarga Palestina ke Mahkamah Agung terkait sengketa tanah yang berpotensi memicu penggusuran itu telah ditunda oleh otoritas kehakiman Israel, setelah dijadwalkan untuk digelar pada Senin (10/5) waktu setempat.
Ada kekhawatiran situasi semakin memanas menjelang rencana pawai untuk memperingati pencaplokan Yerusalem oleh Israel dalam perang tahun 1967 silam, atau yang dikenal sebagai Hari Yerusalem di negara Yahudi itu.
Kepolisian Israel memberikan izin untuk pawai itu yang rencananya akan digelar pada Senin (10/5) sore, sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Israel dihujani kritik atas bentrokan yang terjadi di Yerusalem. Namun Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dalam pernyataan pada Minggu (9/5) waktu setempat, membela respons Israel terhadap unjuk rasa dan kerusuhan yang disebutnya dilakukan oleh warga Palestina.
"Kami akan menegakkan hukum dan ketertiban -- secara bersemangat dan bertanggung jawab," tegas Netanyahu, sembari bersumpah akan 'mengawal kebebasan beribadah untuk semua keyakinan'.
Minta Bantuan
Palestina secara resmi meminta pemerintah Indonesia aktif bertindak demi menyelesaikan aksi kekerasan yang pecah di Yerusalem.
Sejak akhir pekan lalu, warga Palestina bentrok dengan polisi Israel di Yerusalem. Kejadian tersebut menyebabkan ratusan lebih warga Palestina terluka.
Sebagai salah satu mitra dekat, Kedubes Palestina di Indonesia pada Senin (10/5) mengeluarkan pernyataan resmi terkait situasi di Yerusalem. Di dalam pernyataan itu, Palestina yakin peran aktif warga dan pemerintah Indonesia bisa menghentikan kekerasan dan rencana Israel mengusir warga Palestina dari wilayah Sheikh Jarrah di Yerusalem.
Kami meminta Pemerintah Indonesia dan seluruh pendukung kemerdekaan Palestina di negara ini untuk mengintervensi dan mengaktifkan mekanisme hukum internasional dan hukum HAM internasional, untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kekerasan terus menerus terhadap warga sipil Palestina dan jemaah Al-Aqsa.
"Komunitas internasional harus mengambil langkah yang diperlukan untuk menghentikan pelanggaran HAM dan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel," sambung mereka.
Desak PBB
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecam aksi kekerasan polisi Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Jokowi menilai aksi kekerasan dan penggusuran terhadap warga Palestina tersebut tak boleh diabaikan.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi melalui akun Twitter-nya, Senin (10/5). Jokowi menuliskan pernyataannya dalam bahasa Inggris.
"Pengusiran paksa warga Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al-Aqsa tidak boleh diabaikan," kata Jokowi yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris.
Jokowi mengatakan, Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan tegas atas aksi kekerasan Israel tersebut. Dia memastikan Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina.
"Indonesia mengutuk tindakan tersebut dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan atas pelanggaran berulang yang dilakukan oleh Israel. Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina," tuturnya.
Kutuk Ledakan
Di peristiwa berbeda, ledakan terjadi di luar sekolah khusus perempuan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Indonesia pun mengutuk keras serangan brutal yang menewaskan hingga 50 orang di mana di antaranya merupakan pelajar Sekolah Sayed Ul-Shuhada.
"Indonesia mengutuk serangan brutal yang menyasar Sekolah Sayed Ul-Shuhada, Afghanistan yang telah menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan luka-luka termasuk murid perempuan yang tidak berdosa," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui akun Twitter-nya, seperti dilihat detikcom, Senin (20/5).
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan duka citanya. Selain itu juga simpati yang mendalam untuk keluarga korban dan rakyat Afghanistan.
"Duka cita dan simpati yang mendalam terhadap keluarga korban dan seluruh rakyat Afghanistan," lanjutnya.
Kemlu mengungkapkan, Indonesia akan terus mendukung upaya memerangi terorisme di Afghanistan. Indonesia, lanjutnya, juga terus mendukung upaya mewujudkan perdamaian di Afghanistan.
"Indonesia akan terus mendukung upaya memerangi terorisme dan mewujudkan perdamaian yang lestari di Afghanistan.
“#IniDiplomasi," tutur Kemlu.
Sebelumnya diberitakan, Ledakan terjadi di luar sekolah khusus perempuan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Akibat ledakan ini, 50 orang tewas, termasuk siswa Sekolah Sayed Ul-Shuhada.
Ledakan bom yang mengguncang distrik Kabul Barat Dasht-e-Barchi itu terjadi pada Sabtu (8/5). Ledakan terjadi ketika penduduk berbelanja menjelang Idul Fitri minggu depan.
Ledakan ini terjadi ketika militer Amerika Serikat (AS) sedang berusaha menarik 2.500 pasukan terakhirnya dari Afghanistan. Namun upaya perdamaian gagal antara Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade.
Belum ada organisasi yang segera mengambil tanggung jawab atas serangan itu. Sementara itu, Taliban membantah terlibat dalam ledakan ini.
Tetapi Presiden Ashraf Ghani menyalahkan kelompok itu atas ledakan yang terjadi di dekat gerbang masuk sekolah perempuan Sayed Al-Shuhada itu. (Detikcom/Kumparan/c)