Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 10 Juli 2025

Epidemiolog Sebut Daerah Sengaja Kurangi Tes Corona Bukan Hal Baru

Redaksi - Kamis, 20 Mei 2021 09:43 WIB
488 view
Epidemiolog Sebut Daerah Sengaja Kurangi Tes Corona Bukan Hal Baru
(Foto: Agung Pambudhy)
Tes Corona di Indonesia masih jauh dari standar yang ditetapkan WHO. 
Jakarta (SIB)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sejumlah daerah terdeteksi sengaja mengurangi tes Corona demi predikat zona hijau. Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut temuan itu sudah lama terjadi di Indonesia.

"Saya apresiasi Pak Budi tapi ini kan bukan hal baru ya, ini sudah lama dan Indonesia kan begitu daerah-daerah banyak yang tidak transparan," ujar Dicky lewat pesan suara, Selasa (18/5).

Dicky meminta Ombudsman dan lembaga lainnya mengawasi jumlah testing setiap daerah. Daerah, tegas Dicky, harus melakukan tes Corona kepada warga masing-masing sesuai dengan jumlah penduduk.

"Itu harus dibuktikan dengan 1 orang dites per 1000 orang per minggu," jelas Dicky.

Sehingga, kota-kota besar dengan daerah kecil akan berbeda jumlah tes Coronanya. Seperti, Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Tengah dan daerah-daerah besar lainnya harus melakukan testing lebih dari 10 ribu per minggu.

"Bukan berarti sudah 10.000 tes lalu selesai, tidak ya. Bisa 30 ribu (tes Corona), 50 ribu atau 100 ribu per minggu, sampai dicapai positivity rate maksimal 5% itu sesuai eskalasi pandemi tadi," tutur Dicky.

Sementara itu, Epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad prihatin dengan temuan yang diungkap oleh Menkes Budi.

"Sesuatu yang memprihatinkan kalau memang benar, karena hal tersebut akan menyebabkan penularan Covid semakin tidak terkendali," jelas Riris.

Riris meminta pemerintah pusat melakukan monitoring dan evaluasi yang ketat. Pemerintah daerah, kata Riris, harus mengikuti standar WHO soal jumlah tes Corona.

Sementara itu, menurut Riris, predikat zona hijau, kuning, dan merah masih penting bagi daerah-daerah. "Penting karena menjadi indikator berhasil atau tidaknya intervensi pengendalian dan menjadi dasar untuk membuat kebijakan mobilitas yang bisa dilakukan," imbuh Riris.

Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut ada beberapa daerah yang sengaja memperkecil jumlah tes Corona harian agar temuan kasus di wilayahnya sedikit sehingga masuk ke zona hijau atau daerah risiko rendah Covid-19.

"Karena mengejar (zona) hijau, kuning, merah. Pengennya hijau, testingnya disedikitin," kata Menkes Budi dalam siaran pers Selasa (18/5).

Menkes mewanti-wanti aksi itu bisa membuat kasus virus Corona malah jadi meledak terlebih dengan ditemukannya varian baru Covid-19 yang sudah terdeteksi di sejumlah daerah.

"Ini kaya intel, kalau intelnya kita lengah, kelihatannya bagus, tahu-tahu teroris masuk bomnya meledak," tambahnya.

Kasus Baru
Sementara itu, angka harian kesembuhan Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), di atas 100 orang. Sedangkan total kasus positif mendekati 31.000 orang.

Berdasarkan data yang diterima, Rabu, 19 Mei 2021, kasus baru bertambah 92 orang, sembuh bertambah 112 orang dan meninggal bertambah 1 orang.

"Total kasus Covid-19 mencapai 30.910 orang, sembuh 27.515 orang dan meninggal 1.012 orang," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah MM, Rabu (19/5).

Kasus baru didapatkan dari Medan 33 orang, Deliserdang 25 orang, Simalungun 21 orang, Mandailingnatal 6 orang, Dairi 5 orang, Tanjungbalai 2 orang. Angka kesembuhan dari Deliserdang 63 orang dan Medan 44 orang.

Berikutnya, Tapanuli Selatan 4 orang, dan Labuhanbatu Selatan 1 orang. Kasus meninggal berasal dari Medan 1 orang.

"Kasus suspek bertambah kembali 32 orang, jumlahnya menjadi 1.067 orang," sebut Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut ini.

Ia menyampaikan kasus Covid-19 di Medan mencapai 16.049 orang setelah bertambah 33 orang, angka kesembuhan 14.744 orang setelah bertambah 44 orang, meninggal 484 orang setelah bertambah 1 orang.

"Kasus di Deliserdang mencapai 4.748 orang setelah bertambah 25 orang, angka kesembuhan 3.897 orang setelah bertambah 63 orang, meninggal tetap 160 orang," ungkapnya.

Sedangkan, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di sejumlah rumah sakit se Sumut mulai menurun. Pasien per 19 Mei 2021, mencapai 1.246 orang, sehari sebelumnya 1.266 orang. "Pasien konfirmasi yang dirawat sebanyak 982 orang, suspek 264 orang dan isolasi mandiri 1.401 orang," tambahnya.

Ia menyebutkan, peta zonasi risiko Covid-19 di kabupaten/kota se Sumut pasca lebaran masih stabil. Dari 33 kabupaten/kota, hanya terdapat 1 daerah zona merah (risiko tinggi) yaitu Kabupaten Deliserdang.

Status zonasi itu berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko seluruh daerah di Indonesia tertanggal 16 Mei yang disampaikan pada website covid19.go.id. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan minggu sebelumnya.

Sedangkan zona oranye (risiko sedang) ada 14 daerah yaitu Tebingtinggi, Dairi. Sibolga, Labuhanbatu, Serdangbedagai, Batubara, Gunungsitoli, Medan, Binjai, Karo, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Utara, Langkat, dan Pematangsiantar.
Selanjutnya, zona kuning (risiko rendah) 15 daerah dan zona hijau (tidak ada kasus) 3 daerah yakni Nias Barat, Nias Utara dan Nias Selatan.

Penuh
Sementara, daya tampung tempat tidur ruang ICU untuk Covid-19 sedang penuh di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Provinsi Sumut. Tak hanya itu, Bed Okupansi Ratr (BOR) ruang isolasi juga kini banyak yang telah terpakai.

Berdasarkan laporan yang diterima Dinkes Sumut dari rumah sakit, Rabu (19/5), tingkat utilisasi tempat tidur Covid-19 di Sumut untuk ICU yakni sebesar 60%. Sedangkan untuk ruang isolasi, tingkat utilisasinya sebesar 59,59%.

"Artinya saat ini ICU Covid-19 masih tersedia 287 tempat tidur dari jumlah yang terpakai 174 tempat tidur. Kemudian untuk ruang isolasi tersisa 3.022 tempat tidur dari yang terpakai 1.801 tempat tidur," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dr Nelly Fitriani MKes.

Lebih lanjut Nelly menjelaskan, dari jumlah tersebut, terdapat tujuh rumah sakit yang utilisasi BOR ICU Covid-19 nya 100% (penuh). Masing-masing RS Djasamen Saragih, RS Haji, RS Columbia Asia, RS Murni Teguh, RS Bunda Thamrin, RS Siloam Dirga Surya dan RS USU.

"Sedangkan RS Adam Malik ICU Covid-19 BOR nya adalah 74% atau tersisa 10 tempat tidur lagi. Kemudian RS GL Tobing 50% atau tersisa satu tempat tidur lagi dan RS Pirngadi 50% atau tersisa satu tempat tidur lagi," jelasnya.

Sementara itu, untuk utilasi BOR ruang isolasi juga terdapat tujuh rumah sakit yang 100% (penuh). Masing-masing RS Trianda, RS Pabatu, RS Kumpulan Pane, RS Methodist, RS Vina Estetica, RS Columbia Asia dan RSIA Stella Maris.

"Untuk RS Adam Malik utilasi BOR ruang isolasinya 65% atau tersisa 99 tempat tidur, RS Pirngadi 41% atau tersisa 41 tempat tidur dan RS Murni Teguh 88% atau tersisa sembilan tempat tidur," terangnya. (detikcom/SS6/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru