Jakarta (SIB)
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia Zubairi Djoerban menyarankan vaksin AstraZeneca (AZ) tidak digunakan bagi penerima berusia di bawah 30 tahun.
“Saya menyarankan agar sementara (karena) belum ada bukti ilmiah di Indonesia, kita mengikuti rekomendasi Inggris.
Jangan memberikan vaksin AZ pada orang sehat yang berumur kurang dari 30 tahun,†tutur Zubairi kepada CNNIndonesia.com dikutip Sabtu (22/5).
Pendapat tersebut ia sampaikan berkaca pada pengalaman penyuntikan vaksin covid-19 yang menyebabkan pembekuan pembuluh darah vena dan meninggalnya 49 penerima vaksin hingga 28 April 2021.
Zubairi mengatakan dari 22,6 juta penduduk Inggris yang sudah menerima vaksin, terjadi pembekuan darah pada setiap 10,5 per 1 juta suntikan yang diberikan.
Melalui akun Twitternya, Zubairi pun mengungkap sudah ada 79 kasus pengentalan darah di Inggris karena vaksin tersebut yang menyebabkan 19 orang di antaranya meninggal dunia.
Zubairi menjelaskan, memang tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko. Dia pun mengamini penggunaan AZ lebih banyak manfaat ketimbang risiko.
Namun ia menyarankan penerima vaksin di bawah usia 30 tahun lebih baik diberikan vaksin merek lain.
“Sejak April lalu, Inggris pun hanya memberi AstraZeneca untuk mereka yang berusia di atas 30 (tahun). Bagi mereka yang di bawah 30, pemerintahnya memberikan alternatif untuk menggunakan vaksin jenis lain,†tambah dia.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan masih tetap mengizinkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap akan diberikan kepada penerima dengan usia di bawah 30 tahun meski banyak keluhan usai vaksinasi.
Juru bicara vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya mengikuti rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait hal ini.
“Sampai saat ini sesuai dengan izin penggunaan darurat BPOM dan juga rekomendasi ITAGI, vaksin AstraZeneca digunakan di atas usia 18 tahun,†tutur Nadia, Sabtu (22/5).
Ia mengatakan Kemenkes masih menunggu kajian maupun rekomendasi lebih lanjut dari BPOM, ITAGI, maupun organisasi profesi secara resmi terkait keputusan membatasi pemakaian vaksin AstraZeneca pada usia tertentu.
AMANKAN 75.950.500 DOSIS
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengungkap 75 juta lebih dosis vaksin Covid-19 diamankan Indonesia. Sejumlah dosis vaksin pun akan kembali tiba di Indonesia.
“Sejauh ini Indonesia berhasil mengamankan sejumlah 75.950.500 dosis vaksin yang telah tiba di Indonesia,†kata Sekjen Kemlu, Cecep Herawan dalam rapat dengan Komisi I DRP RI, di kompleks gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/5).
Berikut perinciannya:
- Sinovac: 68.500.000 dosis
- AstraZeneca: 6.410.500 dosis
- Sinopharm dalam kerangka gotong royong: 500.000 dosis
- Sinophram sumbangan UAE: 500.000 dosis.
Cecep mengatakan pemerintah Indonesia juga melakukan pengadaan vaksin Covid melalui kerja sama bilateral pada tahun ini.
“Selain vaksin Sinovac, pemerintah Indonesia juga melakukan pengadaan beberapa vaksin melalui jalur bilateral untuk program vaksinasi nasional. Yaitu vaksin AstraZeneca, vaksin Novavac dari produsen serum institut India, dan vaksin Pfizer untuk pemerintah bertahap pada tahun 2021 ini,†ucapnya.
Terkait vaksin program gotong royong, pemerintah Indonesia sudah mendapatkan komitmen. Yakni vaksin Sinophram hingga Sputnik V.
“Sedangkan untuk vaksin gotong royong juga telah diperoleh komitmen beberapa jenis vaksin yaitu vaksin Sinopharm, vaksin Sputnik V, dan produksi lokal vaksin CanSino dan Anhui Zhifei Longcom,†imbuhnya. (CNNI/detikcom/c)