Jakarta (SIB)
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) memastikan penerapan protokol kesehatan ketat dalam rangkaian penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha mendatang. Ketua Baznas RI, Prof Dr KH Noor Achmad mengatakan langkah ini sejalan dengan aturan PPKM Darurat pemerintah demi menekan laju penyebaran Covid-19.
Melihat semakin melonjaknya angka penularan Corona di RI, Noor mengatakan pihaknya telah menyusun pola manajemen serta strategi khusus yang akan diterapkan pada saat kurban nanti. Dia memastikan proses kurban mulai dari penyembelihan, pengemasan, hingga pendistribusian daging kurban akan sesuai prosedur guna menjamin keamanan di masa pandemi.
"Penerapan protokol kesehatan dilakukan Baznas mulai dari pembelian, pemotongan hewan kurban, pengelolaan hingga proses pendistribusian daging. Misalnya saja dalam pemotongan dan pembagian daging yang biasanya terjadi kerumunan sebelum di masa pandemi. Kini semua itu harus disesuaikan dengan aturan protokol kesehatan di masa PPKM Darurat," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/7).
Di acara 'Webinar Nasional: Manajemen dan Strategi Protokol Kesehatan di Hari Raya Idul Kurban' melalui kanal YouTube BAZNAS TV, Noor menjelaskan petugas penyembelih hewan wajib memakai alat pelindung diri (APD), seperti masker dan hand sanitizer, sarung tangan sekali pakai, apron, hairnet, dan sepatu kerja. Pembatasan jarak juga dilakukan untuk mencegah terjadinya kerumunan.
"Kemudian dalam proses penyaluran daging kurban dilakukan secara aktif oleh panitia pelaksana dengan mengirimkan ke rumah-rumah penerima. Selain itu ada juga daging kurban yang diolah dan dikemas dalam bentuk kaleng agar bisa didistribusikan lebih luas dalam waktu yang lebih panjang," ujarnya.
Diungkapkan Noor, pada Idul Adha tahun ini pihaknya masih akan menggelar Kurban Online Baznas. Hal ini mengingat pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
"Pada kurban online, kita akan memberdayakan balai-balai ternak Baznas yang ada di semua daerah, di semua desa. Baznas juga bekerja sama dengan peternak di semua daerah yang ada. Hal itu tidak harus bertatap muka, tidak harus datang ke sana. Cukup dengan memanfaatkan era digitalisasi, online, kekuatan dari media sosial yang kita miliki," jelasnya.
Sementara itu, Pimpinan Baznas RI yang membawahi Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan menyebut situasi pandemi juga berpengaruh dalam pola distribusi dan pola pengelolaan kurban di Baznas, yang akan menyesuaikan zona di masing-masing daerah.
"Dari mulai penyembelihan sampai distribusi harus sesuai prokes. Termasuk pengulitan, pencacahan tulang serta daging, pembersihan jeroan, tempat penimbangan, lalu hingga proses distribusinya," kata Saidah.
Selain itu, lanjut dia, tim Baznas akan menerapkan sejumlah perubahan dalam pelaksanaan kurban, di antaranya pemerataan distribusi menjadi 34 provinsi, diversifikasi harga yang beragam, dan adanya kurban dalam kemasan untuk memudahkan dalam pendistribusiannya.
"Kita sekarang melakukan pemerataan distribusi, kalau tahun 2020 distribusi di 24 provinsi, maka tahun ini 2021 kita berharap semua provinsi mendapatkan. Jadi ini kurban nusantara. Kemudian kita juga melakukan diversifikasi harga. Jadi kalau tahun lalu ada namanya harga tunggal, kini kita ingin memberikan kesempatan banyak pilihan harga hewan kurban. Jadi ada yang harga termurah, ada yang harga sesuai dengan kemampuan mudhohi," pungkasnya.
Tidak hanya itu, Saidah menyebut pihaknya juga akan menyiapkan kurban dalam bentuk kemasan kaleng yang lebih tahan lama, bahkan masa simpannya bisa sampai 2-3 tahun ke depan, jadi bisa didistribusikan ke daerah yang sulit terjangkau dalam kategori 3T atau lokasi bencana yang membutuhkan penanganan khusus. (detikcom/f)